Total Investasi Induk BUMN Tambang 2020 Capai Rp 24 Triliun

NERACA

Kuala Tanjung – Benar bahwa pangsa pasar tambang tidaklah main-main, sehingga tidaklah heran jika investasi induk BUMN tambang mencapai Rp 24 triliun.

Direktur Utama MIND ID (holding tambang) Orias Petrus Moedak mengatakan total investasi yang dikeluarkan untuk tahun 2020 mencapai sebesar Rp24 triliun. "Itu total untuk proyek tahun ini, yang diinvestasikan, dari sisi capex (modal)," kata Orias Petrus di Kuala Tanjung, Sumatera Utara, mengutip ANTARA.

Lebih lanjut  menurut Orias menjelaskan keseluruhan total pendanaan berasal dari dana sendiri dan juga pinjaman dari pihak luar. "Kondisi keuangan aman, Rp170 triliun total aset kita," kata Orias.

Proyek strategis 2020 dari MIND ID di antaranya  dalam membangun proyek PLTU Sumatera Selatan oleh PT Bukit Asam berkapasitas 2x620 MW di Tanjung Enim dan dijadwalkan beroperasi pada 2022.
Selain itu proyek smelter grade alumina refinery oleh PT Antam dengan kapasitas produksi 1.000.000 tpa di Mempawah, Kalimantan Barat, ditargetkan COD pada 2021.

Selanjutnya, Ferronickel Halmahera Timur oleh PT Antam di Tanjung Buli berkapasitas 13.500 tpa Ni dan juga proyek gasifikasi dari batu bara ke DME oleh PTBA, Pertamina dan Air Product di Peranap dengan kapasitas 1.400.000 tpa DME.

Sementara itu PT Inalum (Persero) sebagai induk MIND ID tengah ekspansi fasilitas peleburan atau smelter di Kalimantan Utara sedang dalam tahap mencari mitra bagi penyedia pasokan listrik untuk pabrik tersebut nantinya.

"Listrik kami inginkan terpisah, entah nantinya join dengan siapa, kita tunggu kebijakan, yang jelas secara kepemilikan kami inginnya mayoritas," kata Orias.

Orias  menjelaskan bahwa saat ini smelter tersebut masih dalam studi kelayakan, dan memang diupayakan untuk meningkatkan produksi. Sedangkan persoalan kelistrikan Orias Petrus tidak mau sembarangan dan menganggap hal tersebut hal utama yang harus dipersiapkan lebih awal.

Potensi kelistrikan di Kalimantan Utara, datang dari aliran Sungai Kayan dan Sungai Mentarang yang memungkinkan untuk dijadikan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).

Disisi lain, Orias menegaskan tidak akan segan-segan akan mencopot pimpinan perusahaan yang tidak bisa mencapai target yang sudah diberikan. Sehingga pihaknya juga mendorong tiap perusahaan untuk meningkatkan upaya eksplorasi peningkatan temuan cadangan.

"Kalau tidak bisa temukan cadangan lagi, ya beralih ke bangun energi baru terbarukan atau upaya lain dalam menggenjot produksi holding," kata Orias.

Sehingga dalam hal ini Orias menginginkan kalau perlu ada direksi atau bagian khusus yang bertanggung jawab atas capaian eksplorasi dari induk perusahaan tambang. Dalam penekanan efisiensi ia mengingatkan setiap pimpinan tidak boros dalam operasional perusahaan dan tidak menggunakan fasilitas yang mewah.

Saat ini langkah yang dilakukan adalah mengintegrasikan data cadangan antar perusahaan MIND ID. Kedua meningkatkan kecepatan produksi, dan ketiga adalah mengevaluasi cara tambang dari masing-masing perusahaan. Selanjutnya adalah menekankan pada upaya efisiensi operasional. Ia menegaskan bahwa setiap tahun paling tidak harus menemukan cadangan baru sebesar kapasitas yang telah diproduksi.

Induk perusahaan tambang Mining Industry Indonesia (Mind ID) akan fokus pada tiga misi besar pada 2020 untuk meningkatkan kinerja perusahaan sesuai dengan harapan Menteri BUMN Erick Thohir.

"Jadi untuk 2020 ini kami (Mind ID) punya tiga misi besar untuk pengembangan sejumlah perusahaan tambang di Indonesia ini, " kata Orias.

Adapun misinya menurut Orias ada tiga misi besar itu kata dia adalah pertama menambah riset perusahaan itu dengan target 20 persen dari riset nasional untuk bisa dikuasai oleh induk perusahaan tambang itu. Misi besar kedua adalah mengerjakan sejumlah proyek hilirisasi baik smelter maupun gasifikasi.

Mind ID adalah induk perusahaan tambang yang membawahi sejumlah perusahaan tambang seperti PT Antam Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), dan PT Timah Tbk.

“Untuk hilirisasi itu, juga ada beberapa proyek besar yang sedang dikerjakan oleh anak perusahaan, seperti Inalum, dengan memastikan eksekusi atau mempercepat proses pengerjaannya pada awal 2020. Sementara itu misi besar ketiga adalah berusaha menjadi perusahaan kelas dunia dengan fokus pada pelatihan dab pengembangan kemampuan sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan itu,” papar Orias.

BERITA TERKAIT

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

Hingga H+3 Pertamina Tambah 14,4 juta Tabung LPG 3 Kg

NERACA Malang – Selama Ramadhan hingga H+3 Idul Fitri 2024, Pertamina melalui anak usahanya, Pertamina Patra Niaga, telah menambah pasokan…

Pengembangan Industri Pengolahan Kopi Terus Dirorong

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong perkembangan industri pengolahan kopi nasional. Hal ini untuk semakin mengoptimalkan potensi besar…

BERITA LAINNYA DI Industri

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

Hingga H+3 Pertamina Tambah 14,4 juta Tabung LPG 3 Kg

NERACA Malang – Selama Ramadhan hingga H+3 Idul Fitri 2024, Pertamina melalui anak usahanya, Pertamina Patra Niaga, telah menambah pasokan…

Pengembangan Industri Pengolahan Kopi Terus Dirorong

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong perkembangan industri pengolahan kopi nasional. Hal ini untuk semakin mengoptimalkan potensi besar…