PDIP Arahkan Indonesia jadi Negara Industri Berbasis Riset dan Inovasi

NERACA
Jakarta - Rapet Kerja Nasional (Rakernas) pertama PDI Perjuangan 2020 telah selesai diselenggarakan yang dirangkai dengan peringatan HUT PDI Perjuangan ke 47. Rakernas pertama tersebut berlangsung dari tanggal 10 hingga 12 Januari 2020 di JiEXPO Kemayoran Jakarta. 
"Kepala Pusat Analisa dan Pengendali Situasi Partai, Prananda Prabowo telah mengkaji dan merumuskan tema dan materi atas arahan Ibu Ketua Umum, yang kemudian ditindaklanjuti oleh Steering Committee Rakernas," kata Sukur H. Nababan,  Ketua Stering Committee  Rakernas Pertama PDI Perjuangan 2020 dalam keterangannya, Minggu (12/1).
Tema Rakernas Pertama PDI Perjuangan 2020: Solid Bergerak Wujudkan Indonesia Negara Industri Berbasis Riset dan Inovasi Nasional dengan sub tema strategi Jalur Rempah dalam Lima Prioritas Industri Nasional untuk Wujudkan Indonesia Berdikari.
Selama Rakernas disampaikan sejumlah materi, mulai materi I Politik Partai dalam Pembangunan (Politik Legislasi, Politik Anggaran dan Politik Pengawasan),  Materi II Politik Partai dalam Kebijakan Kebudayaan dan  Materi III Politik Partai dalam Tata Kelola Partai.
Kemudian materi IV Politik Partai dalam Pemenangan Elektoral dan Pemenanga Pemilu, materi V Politik Partai dalam Penguatan Badan Saksi Nasional Partai, materi VI Politik Partai dalam Pencegahan dan Penanggulangan Bencana, Pencegahan dan Penanganan HIV AIDS, Pengawasan Obat dan Makanan, serta Kekayaan Hak Intelektual Produk Nasional dan Paten Kekayaan Lokal Indonesia. 
"Berdasarkan perintah Ketua Umum rekomendasi-rekomendasi yang telah diputuskan dalam Rakernas, wajib dijalankan oleh Tiga Pilar Partai (Struktur, Legislatif dan Eksekutif) di semua tingkatan serta wajib ditindaklanjuti dalam Rapat Kerja Daerah dan Rapat Kerja Cabang," katanya.
Di dalamnya termasuk pula Pembangunan Lima Prioritas Industri Nasional untuk mewujudkan Indonesia Berdikari yang PDI Perjuangan perjuangkan yakni Industri Sandang, Pangan, Papan (Khususnya Industri Pangan),  Industri Kesehatan, Farmasi, dan Obat-obatan Tradisional, industri Bahan Baku Industri, industri Energi (Khususnya Energi Baru dan Terbarukan) dan industri pariwisata. "Pembangunan industri tersebut harus dipastikan sebagai upaya untuk pemenuhan kesejahteraan rakyat," katanya.

BERITA TERKAIT

DJBC Ungkap Jenis Barang Pindahan dari Luar Negeri yang Dikenakan Bebas Bea Masuk

  NERACA Jakarta - Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) mengungkapkan berbagai jenis barang- barang pindahan dari luar negeri yang…

ESDM Usulkan Asumsi ICP Di Kisaran US$60-80/ Barel di RAPBN 2026

  NERACA Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengusulkan asumsi harga minyak mentah Indonesia atau…

Realisasi APBN di Semester I/2025 Capai 38,8%

  NERACA Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan realisasi belanja negara hingga semester I 2025 mencapai Rp1.407,1 triliun atau…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

DJBC Ungkap Jenis Barang Pindahan dari Luar Negeri yang Dikenakan Bebas Bea Masuk

  NERACA Jakarta - Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) mengungkapkan berbagai jenis barang- barang pindahan dari luar negeri yang…

ESDM Usulkan Asumsi ICP Di Kisaran US$60-80/ Barel di RAPBN 2026

  NERACA Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengusulkan asumsi harga minyak mentah Indonesia atau…

Realisasi APBN di Semester I/2025 Capai 38,8%

  NERACA Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan realisasi belanja negara hingga semester I 2025 mencapai Rp1.407,1 triliun atau…