225 Kebun Bibit Desa Siap Hijaukan Bogor dan Lebak

NERACA

Lebak, Banten – Program penghijauan yang dilakukan oleh Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup tidaklah main-main. Kali ini KLHK menghijaukan desa di wilayah Bogor dan Lebak, Banten.  

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya menegaskan, menindaklanjuti arahan Presiden Joko Widodo untuk menghijaukan kembali lahan atau area yang rusak terdampak bencana di wilayah Bogor dan Lebak, sebanyak 225 Kebun Bibit Desa (KBD) disiapkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Sebanyak 100 KBD dibentuk di Bogor dan 125 di Lebak, Banten. Bibit dari 225 KBD akan dibagikan gratis ke masyarakat, sehingga terjadi pemulihan alam dan bentang alam hijau kembali.

"Terjadinya bencana banjir dan longsor menegaskan bahwa telah terjadi kerusakan lingkungan terutama bentang alam yang cukup serius, khususnya di Pulau Jawa. Oleh karena itu menjadi tekad pemerintah untuk melakukan pemulihan lingkungan," kata Siti.

Lebih lanjut, menurut Siti, kebun Bibit Desa Gunung Kencana saat ini memiliki 60 ribu batang bibit, terdiri dari sengon dan jengkol, serta menyusul jenis durian dan akar wangi atau vetiver. 

"Tanaman tebing akar wangi diuji cobakan pada tebing-tebing setinggi 2-4 meter yang ada di sekeliling kebun bibit pada bentang alam perbukitan Desa Gunung Kencana tersebut,"  ucap Siti.

Secara keseluruhan, diperkirakan yang menyebabkan lahan kritis menurut Kadishut Provinsi Banten sekitar 4.000 Ha. KLHK ditargetkan menghijaukan seluas 2.500 Ha di TNGHS Lebak dan Bogor dengan dana APBN yang dilaksanakan secepatnya dalam 2-3 bulan. "Dimulai Januari ini segera setelah akses mobilisasi pulih pasca bencana," terang Siti.

Dukungan Dana Korporat

Lebih dari itu, menurut Siti, kebutuhan penghijauan juga dapat didukung dari dana korporat yang bekerja dalam upaya reklamasi dan rehabilitasi eks tambang sesuai PP 78 Tahun  2010. Juga bisa diupayakan dari dana CSR korporat. Skema-skema tersebut sedang dianalisis KLHK saat ini.

"Tapi yang jelas dari dana APBN sudah bisa mencakup 225 kebun bibit desa di Lebak dan Bogor (kawasan TNGHS) dengan sedikitnya masing-masing 60.000 bibit atau semuanya menjadi 13,5 juta bibit yang dapat menanami sedikitnya 19.300 hektar," terang Siti.

Dalam pengurusan ini sekaligus melalui Dirjen Konservasi ditata zonasi peruntukan kawasan sehingga menjadi jelas peruntukan dan pembatasan-pembatasannya.

Selain  upaya penghijauan, dan zonasi wilayah konservasi, KLHK juga melakukan investigasi terkait kerusakan alam di Taman Nasional Gunung Halimun–Salak (TNGHS), terutama dari aktivitas perambahan hutan dan penambangan tanpa  ijin baik korporat  maupun masyarakat, serta praktek penambangan korporat yang buruk.

"Kami sudah pelajari dokumennya, dan para Dirjen terkait sudah ditugaskan turun langsung ke lapangan yaitu Dirjen Konservasi, Dirjen DAS dan Dirjen Gakkum," ujar tambah Siti.

Namun, Siti mengakui, tidaklah sederhana dalam hal urusan dengan Gakkum atau law enforcement, karena ketika harus menata penambangan tanpa ijin atau peti secara hukum di tengah masyarakat, juga harus mencarikan alternatif bagi mata pencaharian masyarakat.

"Harus ada transformasi kegiatan masyarakat. Saya melihat bahwa hutan sosial menjadi alternatif. Semua itu kita pikirkan dan segera dibahas rencana operasionalnya. Kompleksitas persoalan di lapangan, terus kita  uraikan satu persatu dan diselesaikan secara terukur," ucap Siti.

Sebelumnya, dalam penyerahan Proper 2019 kepada perusahaan yang peduli lingkungan, Siti mengatakan hal yang menggembirakan dalam anugerah tahun 2019 ini adalah ditetapkannya PROPER dalam 45 program inovatif nasional oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi yang selanjutnya akan dikompetisikan di tingkat dunia dalam United Nation Public Services Awads (UNPSA) mewakili Indonesia bersama 10 program inovasi pemerintah daerah lainnya.

“Saya juga merasa gembira di tahun 2019 ini penyampaian hasil kinerja pengelolaan lingkungan perusahaan sudah dilakukan secara online melalui Sistem Pelaporan Elektronik (SIMPEL) oleh 2.045 perusahaan dari 6.735 perusahaan yang memiliki akun SIMPEL. Dengan demikian SIMPEL menjadi basis data terbesar di Indonesia dalam pengelolaan lingkungan perusahaan,” ucap Siti.

Melalui aplikasi SIMPEL ini, Siti mengatakan perusahaan juga mendapatkan manfaat dalam bentuk keamanan data, menagemen data, serta kemudahan waktu dan biaya dalam proses pelaporan.

Pada tahun 2019 ini tercatat efisiensi energi mencapai 663,9 juta GJ, penurunan emisi GRK sebesar 93.8 juta ton CO2 e, penurunan emisi udara sebesar 1,91 juta ton, reduksi Limbah B3 sebesar 17,75 juta ton, 3R limbah non B3 sebesar 9,92 juta ton, efisiensi air sebesar 459,89 juta m3 , penurunan beban pencemaran air sebesar 50,59 juta ton dan berbagai upaya perlindungan keanekaragaman hayati.

BERITA TERKAIT

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…

BERITA LAINNYA DI Industri

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…