Pameran Diharap Naikan Penjualan Furnitur di Pasar Global

NERACA

Jakarta - Pameran furnitur berskala internasional di dalam negeri diharapkan dapat menaikan penjulan produk tersebut di pasar global sepanjang tahun 2011.

Menurut ketua umum Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Ambar Tjahyono, selama pameran ini, transaksi penjualan ditargetkan bisa mencapai US$ 400 juta.

“Pada September mendatang kami akan kembali mengadakan pameran yang paling tidak bisa menghasilkan transaksi sampai US$ 250 juta. Harapannya ini bisa mendongkrak ekspor,” katanya di Jakarta, Senin.

Ambar menyebut, penyelenggaraan pameran furnitur di dalam negeri membuka kesempatan bagi lebih banyak pelaku usaha kerajinan dan furnitur untuk mempertontonkan kreasi desain produk mereka kepada calon pembeli potensial yang datang.

“Banyak calon pembeli potensial yang didatangkan ke pameran. Jumlah pembeli yang datang pada International Furniture & Craft Fair Indonesia (IFFINA) 2011 ini sekitar 3.500 orang dari 120 negara, termasuk dari Amerika Serikat dan Australia," katanya.

Oleh karena itu, imbuh Ambar, September mendatang Asmindo akan kembali menyelenggarakan pameran berskala internasional. “Rencananya temanya lebih spesifik, furnitur untuk hotel, restoran dan semacamnya,” jelasnya.

Para pelaku industri kerajinan furnitur rotan pun berharap keikutsertaan mereka dalam pameran-pameran furnitur di dalam maupun luar negeri bisa menarik lebih banyak pembeli.

“Biasanya banyak pembeli datang. Kami tidak berharap banyak dari transaksi yang terjadi selama pameran karena biasanya kecil, bahkan kadang tidak ada sama sekali. Kami lebih fokus berusaha menarik pasar selama pameran yang diharapkan bisa meningkatkan penjualan setelah pameran," kata Ketua Umum Asosiasi Mebel dan Kerajinan Rotan Seluruh Indonesia (AMKRI) Hatta Sinatra.

Pada pembukaan IFFINA 2011 di JIExpo Kemayoran pada Jumat (11/3), Wakil Menteri Perdagangan Mahendra Siregar mengatakan selama 2010 nilai ekspor produk furnitur hampir mencapai angka US$ 2 miliar, jauh lebih tinggi dibanding 2009 yang nilainya hanya US$ 1,6 miliar maupun 2008 yang nilainya US$ 1,9 miliar.

Sementara pada tahun 2011, Asmindo menargetkan nilai ekspor produk furnitur bisa menembus angka US$ 3 miliar dan optimis target tersebut bisa tercapai.

Namun pelaku industri kerajinan dan furnitur rotan tidak terlalu optimistis ekspor produk mereka bisa meningkat bermakna selama 2011.

“Sepertinya kondisi memburuk karena dolar menguat dan harga bahan baku naik tapi kami tidak bisa menaikkan harga jual. Target kami ekspor tahun ini paling tidak sama dengan tahun lalu,” kata Hatta.

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…