Uni Charm Patok IPO Rp 1.500 Per Saham

NERACA

Jakarta - PT Uni-Charm Indonesia Tbk akhirnya menetapkan harga initial public offering (IPO) pada Rp 1.500 per saham. Harga IPO ini lebih mendekati kisaran bawah rentang sebelumnya, yakni antara Rp 1.400 per saham hingga Rp 1.800 per saham. Emiten ini akan menggunakan kode saham UCID. Informasi tersebut disampaikan perseroan seperti dikutip dalam laman PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) di Jakarta, kemarin.

Dengan harga IPO tersebut, produsen Mamypoko ini akan meraup dana IPO Rp 1,25 triliun. Uni-Charm menawarkan 831,31 juta saham baru atau setara 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Perseroan mengungkapkan, pelaksanaan penawaran umum dimulai pada Kamis (12/12) hingga Jumat (13/12). Setelah itu, Uni-Charm Indonesia akan mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (20/12).

Perusahaan ini juga akan melaksanakan program alokasi saham karyawan alias employee stock allocation (ESA) dengan mengalokasikan 1,69 juta saham atau sebanyak 0,04%. Dengan asumsi terjualnya seluruh saham yang ditawarkan, maka susunan permodalan dan pemegang saham perusahaan menjadi Unicharm Corporation memegang kepemilikan saham 59,2%, PT Purinusa Ekapersada 20,8%, masyarakat 19,96% dan 0,04%.

Adapun, Uni-Charm Indonesia menunjuk penjamin pelaksana emisi efek PT Sinarmas Sekuritas dengan porsi menjamin 94,47%. Kemudian penjamin emisi efek lainnya adalah PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk dengan porsi 2,57%, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia dengan porsi 1,52%, dan PT Panin Sekuritas Tbk dengan porsi 1,44%. Bersamaan dengan penawaran umum perdana ini, perseroan akan melakukan program alokasi saham karyawan (Employee Stock Allocation atau ESA) dengan mengalokasikan saham sebanyak-banyaknya sebesar 1,70 juta saham atau sebanyak-banyaknya 0,04% dari jumlah seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum perdana saham perseroan.

Uni-Charm Indonesia memiliki total aset Rp7,26 triliun per 30 Juni 2019. Adapun, jumlah liabilitas sebesar Rp4,32 triliun dan ekuitas Rp2,95 triliun. Hingga 30 Juni 2019, pendapatan bersih tercatat Rp4,21 triliun atau naik 7,12% secara tahunan. Adapun, laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp153,91 miliar atau naik 72,74% secara tahunan. Perseroan juga merencanakan membagikan dividen sebesar 20% dari jumlah laba bersih setelah pajak dimulai untuk tahun buku 2019 yang pembayarannya dimulai sejak 2020.

BERITA TERKAIT

PGEO Beri Kesempatan Setara Bagi Perempuan

Dalam rangka memperingati hari Kartini dan mendukung kesetaraan perempuan, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) juga memberikan kesempatan yang luas…

Hasil Keputusan MK Hambat Penguatan IHSG

NERACA Jakarta -Hasil keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan sengketa yang dilayangkan pasangan calon (paslon) capres dan cawapres No.1 dan…

BRIS Bakal Lepas Saham Ke Investor Strategis

NERACA Jakarta – Guna perkuat likuiditas, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI bakal menggelar aksi korporasi berupa melepas…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

PGEO Beri Kesempatan Setara Bagi Perempuan

Dalam rangka memperingati hari Kartini dan mendukung kesetaraan perempuan, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) juga memberikan kesempatan yang luas…

Hasil Keputusan MK Hambat Penguatan IHSG

NERACA Jakarta -Hasil keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan sengketa yang dilayangkan pasangan calon (paslon) capres dan cawapres No.1 dan…

BRIS Bakal Lepas Saham Ke Investor Strategis

NERACA Jakarta – Guna perkuat likuiditas, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI bakal menggelar aksi korporasi berupa melepas…