Indeks Pembangunan Manusia Indonesia Masuk Kategori Tinggi

 

 

 

NERACA

 

Jakarta - Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), United Nations Development Program (UNDP), dalam siaran persnya Selasa (10/11) mengumumkan bahwa Indonesia untuk pertama kalinya dalam 20 tahun terakhir masuk ke dalam kelompok negara dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tinggi.

 

“Nilai IPM Indonesia untuk 2018 adalah 0,707, yang menempatkan negara ini dalam kategori pembangunan manusia yang tinggi, berada di posisi 111 dari 189 negara dan wilayah,” tulis laporan UNDP bertajuk “Melampaui Pendapatan, Melampaui Rata-Rata, Melampaui Hari Ini: Ketidaksetaraan dalam Pembangunan Manusia di Abad ke-21” itu.

 

Menurut UNDP, sepanjang tahun 1990 hingga 2018, nilai IPM Indonesia meningkat 34,6 persen, dari 0,525 menjadi 0,707. Selama periode tersebut, harapan hidup di Indonesia saat lahir meningkat 9,2 tahun menjadi 71,5 tahun, tahun rata-rata lama sekolah meningkat 4,7 tahun menjadi 8 tahun, dan tahun lama sekolah yang diharapkan meningkat dari 2,8 tahun menjadi 12,9 tahun.

 

Sementara Gross National Income (GNI) meningkat sekitar 155,9 persen, dari 4,399 dollar AS (1990) menjadi 11,256 dollar AS (2019. Perwakilan UNDP Indonesia Christophe Bahuet menilai, masuk dalam kelompok dengan IPM tinggi adalah tonggak bersejarah bagi Indonesia. “Prestasi ini adalah hasil dari komitmen nasional yang kuat untuk pembangunan manusia, yang tidak hanya bertumpu pada pertumbuhan ekonomi tetapi juga kesejahteraan masyarakat, khususnya kesehatan dan pendidikan,” ujarnya.

 

Laporan UNDP itu juga mengingatkan pentingnya upaya-upaya yang lebih maksimal dalam pencegahan ketimpangan di Indonesia. Menurut UNDP, bila ketimpangan dimasukkan dalam pengukuran, maka nilai IPM Indonesia bisa anjlok sampai 17.4 ersen. Sementara di negara-negara Asia Timur dan Pasifik akibat ketimpangan adalah 16,6 persen.

 

Karena itu, Perwakilan UNDP Indonesia Christophe Bahuet mengingatkan, bahwa laporan UNDP itu juga membawa pesan yang perlu diperhatikan Indonesia dalam pembangunan manusia untuk kemajuan lebih lanjut yaitu perlunya mengurangi kesenjangan, dan mengantisipasi kesenjangan baru di masa depan. “UNDP akan terus menjadi mitra Indonesia untuk kemajuan pengembangan manusia,” tegas Perwakilan UNDP Indonesia itu.

BERITA TERKAIT

Defisit Fiskal Berpotensi Melebar

    NERACA Jakarta - Ekonom Josua Pardede mengatakan defisit fiskal Indonesia berpotensi melebar demi meredam guncangan imbas dari konflik Iran…

Presiden Minta Waspadai Pola Baru Pencucian Uang Lewat Kripto

  NERACA Jakarta – Presiden RI Joko Widodo meminta agar tim Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan kementerian…

Pentingnya Bermitra dengan Perusahaan Teknologi di Bidang SDM

  NERACA Jakarta – Pengamat komunikasi digital dari Universitas Indonesia (UI) Firman Kurniawan menekankan pentingnya Indonesia memperkuat kemitraan dengan perusahaan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Defisit Fiskal Berpotensi Melebar

    NERACA Jakarta - Ekonom Josua Pardede mengatakan defisit fiskal Indonesia berpotensi melebar demi meredam guncangan imbas dari konflik Iran…

Presiden Minta Waspadai Pola Baru Pencucian Uang Lewat Kripto

  NERACA Jakarta – Presiden RI Joko Widodo meminta agar tim Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan kementerian…

Pentingnya Bermitra dengan Perusahaan Teknologi di Bidang SDM

  NERACA Jakarta – Pengamat komunikasi digital dari Universitas Indonesia (UI) Firman Kurniawan menekankan pentingnya Indonesia memperkuat kemitraan dengan perusahaan…