PPRE Targetkan Kontrak Baru Tumbuh 20%

NERACA

Jakarta –Tahun depan, PT PP Presisi Tbk (PPRE) memproyeksikan raihan proyek baru akan tumbuh 20% dibanding tahun ini. Tercatt hingga November 2019, perseroan membukukan nilai proyek baru sebesar Rp 5,6 triliun atau 97% dari total target kontrak baru tahun ini sejumlah Rp 5,8 triliun.

Direktur Keuangan PP Presisi, Benny Pidakso dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin mengatakan, pencapaian perolehan proyek baru ini akan menjadi modal bagi PP Presisi untuk menyongsong tahun 2020 dan juga memacu optimisme perseroan terhadap target perolehan proyek baru di tahun mendatang,” Kami proyeksikan akan bertumbuh sekitar 20%,”ujarnya.

Disebutkan, total nilai kontrak baru sebesar Rp 5,6 triliun itu sebagian besar ditopang oleh proyek-proyek yang berasal dari eksternal. “Dari total proyek baru Rp 5,6 triliun tersebut, sebagian besar berasal dari eksternal group PT PP Persero, yakni sebesar 52% dari swasta, BUMN, dan pemerintah, dan 48% sisanya berasal dari Group PTPP (feeding),” kata Benny.
Dirinya menambahkan, perolehan proyek baru dari eksternal group yang lebih besar sejalan dengan strategi perseroan untuk memperluas pangsa pasar di luar group sendiri. “Ini untuk membuktikan perseroan mampu bersaing di sektor konstruksi nasional," ujar Benny.

Perolehan proyek baru antara lain berasal dari proyek pembangunan jalan angkut (hauling road) batu bara di Kalimantan, serta kontrak proyek pembangunan Bandara Baru di Kediri, Jawa Timur, yang diprakarsai oleh PT Gudang Garam Tbk melalui entitas anaknya PT Surya Dhoho Investama. Selain itu, pekerjaan penambahan lajur Tol Jagorawi, Tol Trans Sumatera ruas Lubuk Linggau - Curip Bengkulu, Bendungan Bener, dan Pekerjaan Pondasi RDMP Balikpapan.

Dengan progres yang sudah mencapai 97%, lanjut Benny, dirinya optimistis perseroan dapat melewati target yang telah ditetapkan. “Kami sangat optimistis dapat mencapai target tahun 2019 yang masih menyisakan waktu kurang dari satu bulan lagi. Optimisme kami tersebut didukung oleh masih akan diterimanya feeding dari PTPP,” imbuh Benny.

Benny menjelaskan beberapa proyek feeding dari PT PP, yaitu proyek jalan tol Semarang-Demak, PLTU Sulawesi Utara, PLTU Timor, dan Smelter Kalimantan Barat. Sementara itu, untuk tahun depan, perseroan akan menyiapkan anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) dengan besaran yang konservatif mengikuti jumlah proyek yang diperoleh. "Kami akan tetap konservatif kalau mengenai capex. Berbeda dengan industri lain, kalau di konstruksi, jika kita genjot capex hingga tercapai tapi tidak mendorong income, maka akan menjadi beban penyusutan yang besar. Mending capexnya saya kurangin, sehingga alat berat kami bisa optimal," ujar Benny. 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…