Indonesia Bersinergi dengan Korea Kembangkan Industri Kreatif

NERACA

Jakarta - Indonesia dan Korea Selatan berpeluang untuk menjalin kerja sama dalam upaya pengembangan industri kreatif. Langkah sinergi ini menjadi sebuah lompatan besar guna memacu pertumbuhan ekonomi kedua negara.

“Kementerian Perindustrian bertekad untuk semakin meningkatkan jumlah wirausaha,terutama di sektor industri kreatif. Upaya inimerebut peluang adanya momentum bonus demografi dan membawa efek ganda bagi kontribusi positif terhadap perekonomian nasional,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta.

Pada tahun 2018, industri kreatif mampu memberikan kontribusi signfikan terhadap PDB nasional, dengan diperkirakan mencapai Rp1.000 triliun. Adapun tiga subsektor yang memberikan sumbangsih besar terhadap ekonomi kreatif tersebut, yakni industri kuliner sebesar 41,69 persen, disusul industri fesyen (18,15 persen), dan industri kriya (15,70 persen).

Artinya, menurut Agus menyampaikan, Presiden Joko Widodo menilai bahwa ekonomi masa depan adalah industri kreatif dan digital. Hal itu dilontarkan Kepala Negara ketika menghadiri forum ASEAN-Republic of Korea (RoK) CEO Summit di Busan Exhibition and Convention Center (BEXCO),beberapa waktu lalu.

“Guna menumbuhkan industri kreatif yang kompetitif, tentunya perlu didukung dengan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang kompeten. Untuk itu, Bapak Presiden Joko Widodo mengingatkan pentingnya revitalisasi pendidikan melalui program link and match dengan dunia industri,” papar Agus.

Sehingga, Agus mengungkapkan, upaya konkret yang telah dilakukan Kemenperin untuk mendorong tumbuhnya wirausaha muda khususnya para pegiat industri kreatif, antara lain memfasilitasi dengan kegiatan pendidikan dan pelatihan (Diklat).

“Misalnya, sejak tahun 2015, kami rutin menyelenggarakan Diklat animasi, programming, dan desain grafis di Bali Creative Industry Center (BCIC) yang dikelola oleh Balai Diklat Industri (BDI) Denpasar,” tutur Agus.

Selain itu, Kemenperin membuat Inkubasi Bisnis (Inbis) TohpaTI untuk membina wirausaha yangada dan menumbuhkan pelaku startup baru. Setiap tahun, Inbis TohpaTI bisa menghasilkan sekitar sembilan hingga sebelas tim startup di bidang animasi, desain, dan software developer.

“Bahkan, kami juga berupaya menumbuhkan wirausaha baru di kalangan pondok pesantren melalui program Santripreneur. Salah satu implementasi kegiatannya adalah meningkatkan kemampuan para santri agar siap memasuki era digital, sesuai perkembangan industri 4.0,” imbuh Agus.

Sehingga Agus menegaskan, Pemerintah Indonesia telah meluncurkan peta jalan Making Indonesia 4.0 untuk membangun industri nasional yang berdaya saing global di era digital. Hal ini guna merebut potensi ekonomi digital yang akan meningkatkan nilai tambah terhadap PDB nasional sebesar USD150 miliar pada tahun 2025.

“Kita optimistis, penerapan Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA), akan membuka peluang terhadap kolaborasi di sektor industri, termasuk industri kreatif. Apalagi, berdasarkan Bloomberg Innovation Index pada tahun 2014-2017, Korea Selatan berada di peringkat teratas untuk pertumbuhan sektor industri kreatif,” papar Agus.

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan, ekspor industri kreatif di Korea Selatan mampu menyumbang sebesar USD5,79 miliar ke perekonomian nasionalnya. Jadi, ASEAN dan Korea memiliki potensi besar dalam industri kreatif.

“ASEAN dengan lebih dari 647 juta penduduk merupakan aset bagi pengembangan industri kreatif,” ujarnya. Menurut Presiden, industri kreatif dan digital adalah salah satu 'The Next Big Thing' Indonesia.

“Indonesia saat ini menjadi tuan rumah perusahaan-perusahaan Decacorn, Unicorn dan Startups,” ucap Jokowi yang juga mengundang partisipasi pelaku usaha Korea Selatan dalam mendukung tumbuh kembang startup di Indonesia, yang potensinya masih sangat besar.

BERITA TERKAIT

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…

BERITA LAINNYA DI Industri

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…