Laba Bersih Golden Energy Anjlok 52,79%

NERACA

Jakarta – Hingga kuartal tiga 2019, PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 45,53 juta atau anjlok 52,79% dibandingkan periode sama tahun lalu US$ 96,45 juta. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Terkoreksinya perolehan laba seiring dengan penurunan penjualan neto perseroan di kuartal tiga sebesar US$ 752,17 juta, turun 1,94% dari periode sama tahun sebelumnya Rp US$ 767,06 juta. Perseroan juga mengungkapkan, laba bruto juga turun menjadi US$ 248,14 juta dibanding US$ 289,18 juta pada periode sama tahun lalu. Sementraa laba usaha perseroan tergerus 43,36% menjadi US$ 77,31 juta dibandingkan periode sama tahun silam US$ 136,50 juta.

Penurunan tersebut disebabkan kenaikan beban penjualan dari US$ 101,64 juta menjadi US$ 120,85 juta. Laba sebelum pajak penghasilan (PPh) Golden Energy menyusut 46,72% dari US$ 131,74 juta menjadi US$ 70,18 juta. Secara total aset, perseroan memperoleh US$ 773,04 juta per 30 September 2019, meningkat dari periode 31 Desember 2018 yang mencatatkan US$ 701,04 juta. Sebagai informasi, tahun ini perseroan menargetkan volume produksi batu bara sebanyak 28 juta ton, dengan proyeksi penjualan 25 juta ton.

Maka untuk mendukung target tersebut, perusahaan tambang batu bara ini menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar US$ 33 juta, meningkat dibandingkan tahun lalu US$ 19,8 juta. Capex berasal dari kas internal dan pinjaman bank dengan komposisi berkisar 70-80%. Perseroan telah menggunakan capex untuk menyelesaikan pembangunan jalan pengangkut batu bara (hauling) sepanjang 22 km, yang pada tahun sebelumnya baru terselesaikan sepanjang 2 km.

Selain itu, perseroan akan meningkatkan kapasitas mesin penghancur (crushing plant) dan conveyor pemuatan (loading conveyor) di area tambang anak usaha, PT Borneo Indobara (BIB). Ini dilakukan demi meningkatkan volume produksi dan mendukung keamanan operasional tambang. Sementara itu, PT BIB dan anak usaha lainnya, PT Barasentosa Lestari (BSL), mendapatkan pinjaman senilai US$ 32 juta dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI).

Pinjaman tersebut akan digunakan untuk membayar utang. Pinjaman tersebut memiliki tingkat bunga London Inter-Bank Offered Rate (LIBOR) 3 bulan dan 4,25%. Jatuh temponya pada 9 Agustus 2024 atau bertenor lima tahun. Nantinya, pinjaman ini akan digunakan untuk pelunasan existing BSL pada ICICI Bank cabang Bahrain.

BERITA TERKAIT

IHSG Melemah di Tengah Penguatan Bursa Asia

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (17/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Danai Refinancing - Ricky Putra Globalindo Jual Tanah 53 Hektar

NERACA Jakarta – Perkuat struktur modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, emiten produsen pakaian dalam PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY)…

Libur Ramadan dan Lebaran - Trafik Layanan Data XL Axiata Meningkat 16%

NERACA Jakarta – Sepanjang libur Ramadan dan hari raya Idulfitr 1445 H, PT XL Axiata Tbk (EXC) atau XL Axiata…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

IHSG Melemah di Tengah Penguatan Bursa Asia

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (17/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Danai Refinancing - Ricky Putra Globalindo Jual Tanah 53 Hektar

NERACA Jakarta – Perkuat struktur modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, emiten produsen pakaian dalam PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY)…

Libur Ramadan dan Lebaran - Trafik Layanan Data XL Axiata Meningkat 16%

NERACA Jakarta – Sepanjang libur Ramadan dan hari raya Idulfitr 1445 H, PT XL Axiata Tbk (EXC) atau XL Axiata…