Ketum Hipmi Jaksel: Penurunan Suku Bunga KUR jadi Stimulan bagi UMKM

Ketum Hipmi Jaksel: Penurunan Suku Bunga KUR jadi Stimulan bagi UMKM

NERACA

Jakarta - Mengutip laman resmi Sekertariat Kabinet. Mulai 1 Januari 2020, suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) diturunkan dari 7 % menjadi 6 %.

Tak hanya menurunkan suku bunga, pemerintah juga meningkatkan total plafon KUR dari Rp140 triliun menjadi Rp190 triliun atau sesuai dengan ketersediaan anggaran pada APBN 2020.

Total plafon ini akan terus meningkat secara bertahap hingga Rp 325 triliun pada 2024. Plafon maksimum KUR Mikro pun dilipatgandakan, dari semula Rp 25 juta menjadi Rp 50 juta per debitur.

Ketua Umum BPC Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Jakarta Selatan, Sona Maesana menyambut baik dengan rencana pemerintah untuk menurunkan suku bunga KUR dan meningkatkan total plafon KUR.

"Kami menyambut baik rencana pemerintah tersebut, karena dengan turunnya suku bunga KUR menjadi stimulan bagi UMKM ditengah tantangan global dan ancaman resesi. Untuk itu UMKM harus diperkuat salah satu caranya dengan dibantu pendanannya dan modal kerja nya tentunya dengan tingkat bunga dan beban yang tidak terlalu tinggi," jelas Sona di Jakarta, kemarin.

Menurutnya hingga saat ini kendala terberat UMKM biasanya pendanaan, menjadi penyebab arus kas terbatas untuk biaya produksi atau modal kerja dan ekpansi penjualan, sehingga mereka sulit untuk naik kelas. Karena bunga yang tinggi membuat margin keuntungan mereka juga kecil.

"Masalah UMKM yang terbesar dalam hal pembiayaan modal usaha, kebanyakan pengusaha UMKM meminjam dana di Bank dan biasanya ada beberapa syarat yang harus dipenuhi UMKM untuk meminjam ke Bank seperti kelengkapan dokumen izin usaha, laporan keuangan dan juga jaminan. Hal inilah yang menyebabkan sedikitnya pengusaha UMKM yang meminjam dana di Bank," paparnya.

Lebih lanjut Sona menjelaskan masalah lainnya adalah dari sumber daya manusia, pengusaha UMKM kurang memiliki kemampuan manajerial yang baik dalam mengelola usaha dan karyawannya, tentunya hal ini harus diperbaiki oleh UMKM agar usahanya dapat berjalan dan berkembang dengan baik. 

"Pengusaha UMKM harus terus mengembangkan kemampuan manajerialnya baik dengan aktif menambah pengetahuan dan mengikuti pelatihan-pelatihan manajemen bisnis.Hal lainnya dari hambatan UMKM adalah promosi yang kurang menarik dan UMKM biasanya hanya terfokus kepada cara-cara promosi tradisional padahal banyak UMKM yang sudah memiliki kualitas produk yang bisa bersaing di mancanegara," pungkas Sona. Mohar/Iwan

 

BERITA TERKAIT

Riset Tetra Pak: Perusahaan Makanan dan Minuman Berkomitmen Meminimalkan Penggunaan Plastik

NERACA Jakarta - Tetra Pak belum lama ini melakukan survei kepada perusahaan makanan dan minuman atas komitmen keberlanjutan yang dilakukan…

Pemkot Bogor Fokus Tangani Sampah dari Sumbernya

NERACA Kota Bogor - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat, melalui Satgas Naturalisasi Ciliwung mendampingi warga di wilayahnya fokus menangani…

Beras Medium di Kota Sukabumi Alami Penurunan Harga

NERACA Sukabumi - Harga beras medium di sejumlah kios di Pasar Pelita dan Tipar Gede Kota Sukabumi alami penurunan harga…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

Riset Tetra Pak: Perusahaan Makanan dan Minuman Berkomitmen Meminimalkan Penggunaan Plastik

NERACA Jakarta - Tetra Pak belum lama ini melakukan survei kepada perusahaan makanan dan minuman atas komitmen keberlanjutan yang dilakukan…

Pemkot Bogor Fokus Tangani Sampah dari Sumbernya

NERACA Kota Bogor - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat, melalui Satgas Naturalisasi Ciliwung mendampingi warga di wilayahnya fokus menangani…

Beras Medium di Kota Sukabumi Alami Penurunan Harga

NERACA Sukabumi - Harga beras medium di sejumlah kios di Pasar Pelita dan Tipar Gede Kota Sukabumi alami penurunan harga…