Kemenperin Terus Pertajam Strategi Peningkatan SDM Industri

NERACA

Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong peningkatan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) bidang industri. Langkah strategis tersebut dilakukan untuk menjawab tantangan era revolusi industri 4.0 yang membutuhkan SDM industri berkompeten, sekaligus menyambut momentum adanya bonus demografi yang akan dinikmati oleh Indonesia, di mana usia penduduk produktif jumlahnya lebih banyak.

“Harus segera mengubah pola pendidikan vokasi agar sesuai dengan nature-nya. Pendidikan vokasi yang diperlukan adalah kemampuan atau keterampilan dalam proses, produksi, bekerja. Sehingga profesionalitas SDM industri bisa muncul,” kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Eko S.A. Cahyanto, di Jakarta, Selasa (12/11).

Kepala BPSDMI menyampaikan, hingga saat ini Kemenperin memiliki sekolah vokasi di bidang industri yang terdiri dari 10 politeknik, 2 Akademi Komunitas (Akom), dan 9 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sekolah-sekolah tersebut menjadi role model bagi sekolah kejuruan di bidang industri, sehingga bisa menyesuaikan dengan kebutuhan industri serta menghasilkan SDM industri yang siap kerja dan kompeten.

“Jumlah tersebut sebenarnya porsinya sangat kecil dibanding jumlah politeknik di seluruh Indonesia, yang jumlahnya ratusan sedangkan SMK jumlahnya mencapai 14 ribu. Karena itu, Kemenperin terus mengupayakan program pengembangan pendidikan vokasi yang link and match antara SMK dengan industri. Kami sudah fasilitasi kerjasama 2.612 SMK dengan 855 industri dalam 4.997 untuk revitalisasi sekolah-sekolah di luar Kemenperin,” terangnya.

Eko menuturkan, salah satu sekolah vokasi industri milik Kemenperin, yakni Politeknik Negeri Akademi Pimpinan Perusahaan (APP) Jakarta, pada tahun ini meluluskan 425 wisudawan siap kerja serta siap menyongsong era revolusi industri 4.0. “APP Jakarta memiliki kompetensi di bidang logistik, antara lain handling delivery produk barang dan jasa, baik di dalam proses produksi maupun distribusi pemasaran,” ungkapnya.

Menurut Eko, keberadaan Politeknik Negeri APP Jakarta diharapkan mampu menjawab tantangan kebutuhan logistik bagi sektor industri. Karenanya, Kemenperin terus berupaya untuk menyempurnakan kurikulum terkait pendidikan kelogistikan di politeknik tersebut. Saat ini, BPSDMI Kemenperin sedang memfinalisasi kurikulum berbasis industri 4.0 yang juga akan diterapkan di politeknik lainnya. “Harapannya tahun depan kurikulum tersebut juga bisa diterapkan di seluruh politeknik. Harus ada penyesuaian,misalnya pelajaran tentang coding dan programming. Kami sedang mengkaji lebih dalam untuk finalisasi kurikulum itu,” sebutnya.

Eko menambahkan, selain melakukan penyempurnaan kurikulum vokasi, Kemenperin juga terus mendorong para lulusan Politeknik, Akom, maupum SMK untuk memiliki sertifikasi internasional, sehingga SDM industri Indonesia memiliki daya saing di kancah global. Hingga saat ini, sudah ada beberapa sekolah di bawah naungan Kemenperin yang telah mengirimkan siswanya untuk praktikum di beberapa negara di seluruh dunia.

“Misalnya di SMK SMAK Bogor, praktik kerjanya di Belanda, ini juga membuka peluang bekerja di sana. SMK SMAK Padang di Malaysia, Thailand, China, Australia. Beberapa dari mereka pernah bekerja di Australia. Ada cukup banyak lulusan sekolah vokasi Kemenperin yang bekerja di luar negeri, terutama di industri petrokimia karena beberapa sekolah memang berbasis kimia,” paparnya.

Selain itu, Eko menyebut, guna menciptakan SDM industri yang berkompeten, Kemenperin juga sedang membangun Pusat Inovasi Digital Indonesia (PIDI 4.0) dan saat ini masih dalam proses pembangunan. Pusat inovasi tersebut ditargetkan bisa selesai tahun 2021.

“PIDI 4.0 memiliki lima pilar, pertama sebagai showcase untuk menunjukkan proses produksi pada skema industri 4.0 yang seperti apa. Kedua menjadi capability center untuk meningkatkan kapasitas, ketiga menjadi ekosistem, kemudian menjadi delivery center, dan terakhir untuk mentransformasi ke industri 4.0,” imbuhnya.

Selanjutnya, Kemenperin juga akan membangun membangun satelit-satelit nya untuk PIDI 4.0 yang berada di beberapa kota yang struktur industrinya sudah kuat, yakni ada di Bandung, Yogyakarta, Makassar dan Kendal. “Satelit itu yang skala kecilnya, jadi misal untuk sektor otomotif, itu ada di Bandung, kemudian tekstil juga ada di Bandung, alas kaki ada di Yogyakarta, kemudian manufaktur ada di Makassar,” pungkasnya.

 

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…