Kontrak Gross Split WK Corridor Ditandatangani

NERACA

Jakarta – Menteri ESDM Arifin Tasrif menyaksikan penandatanganan Kontrak Bagi Hasil Gross Split Wilayah Kerja (WK) Corridor yang berlokasi di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, pada Senin lalu, seperti diberitakan Antara. Wilayah kerja tersebut merupakan kontrak perpanjangan dari kontraktor sebelumnya, di mana ConocoPhillips menjadi pemegang partisipasi interest mayoritas.

Porsdi pemegang Partisipasi Interes yaitu ConocoPhillips (Grissik) Ltd. sebesar 46 persen, PT Pertamina Hulu Energi Corridor sebesar 30 persen dan Talisman (Corridor) Ltd. sebesar 24 persen dengan ConocoPhillips (Grissik) Ltd. sebagai operator.

Kontrak Bagi Hasil WK Corridor akan berlaku untuk 20 (dua puluh) tahun, efektif sejak tanggal 20 Desember 2023. Perkiraan nilai investasi dari pelaksanaan Komitmen Kerja Pasti (KKP) 5 (lima) tahun pertama sebesar 250.000.000 dolar AS dan Signature Bonus sebesar 250.000.000 dolar AS.

Partisipasi Interes yang dimiliki oleh Kontraktor tersebut termasuk Partisipasi Interes 10 persen yang akan ditawarkan kepada Badan Usaha Milik Daerah sesuai Permen ESDM No 37 Tahun 2016.

Pemerintah mendorong agar Kontraktor tetap berupaya untuk menjaga dan meningkatkan laju produksi di WK Corridor, melaksanakan komitmen-komitmen yang tertuang dalam Kontrak termasuk Komitmen Kerja Pasti 5 tahun pertama.

Selain itu, pemerintah juga meminta untuk meningkatkan kegiatan eksplorasi guna menambah cadangan Minyak dan Gas Bumi. Operator WK Corridor selama 3 tahun pertama akan dilakukan oleh ConocoPhillips dan selanjutnya hingga akhir masa kontrak akan dilaksanakan oleh PT Pertamina (Persero).

Sebelumnya, kontraktor migas ConocoPhilips melanjutkan pengelolaan Blok Corridor setelah ditandatangani surat keputusan persetujuan perpanjangan Kontrak Kerja Sama pada Wilayah Kerja Corridor oleh mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan.

Persetujuan tersebut telah ditetapkan dengan Pemegang Partisipasi Interes masing-masing ConocoPhillips (Grissik) Ltd. (46 persen) sebagai operator, Talisman Corridor Ltd (Repsol) (24 persen), dan PT Pertamina Hulu Energi Corridor (30 persen). Partisipasi Interes tersebut termasuk yang akan ditawarkan kepada Badan Usaha Milik Daerah sebesar 10 persen.

"Pemerintah telah menyetujui perpanjangan kontrak dengan tiga Badan Usaha hulu migas yaitu Conoco Phillips, Repsol dan Pertamina di WK Corridor yang akan berakhir pada tangga 19 Desember 2023, persetujuan perpanjangan ini dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai hal antara lain, signature bonusnya, komitmen eksplorasinya yang cukup besar dan tidak ada yang melebihinya maka Pemerintah memperpanjang kontrak mereka 20 tahun hingga tahun 2043," ujar Ignasius Jonan dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, belum lama ini.

Kontrak Bagi Hasil WK Corridor akan berlaku untuk 20 tahun, efektif sejak tanggal 20 Desember 2023 dan menggunakan skema Gross Split. Perkiraan nilai investasi dari pelaksanaan Komitmen Kerja Pasti (KKP) 5 tahun pertama sebesar 250.000.000 dolar AS dan Bonus Tanda Tangan sebesar 250.000.000 dolar AS.

Setelah mendapat persetujuan perpanjangan dari pemerintah, selanjutnya tiga badan usaha tersebut menyepakati setelah tanggal 19 Desember 2023 ditambah tiga tahun kedepan yakni hingga 19 Desember 2026, Conoco Phillips tetap akan menjadi operator.

"Setelah itu memasuki masa transisi sesuai kesepakatan mereka bertiga maka Conoco Philips akan menyerahkan kepada Pertamina untuk menjadi operator. Mereka bertiga bersama akan tetap memegang Blok Corridor hingga tahun 2043," jelas Jonan. Pemerintah berpesan kepada kontraktor agar terus meningkatkan kegiatan eksplorasi dan produksi di wilayah kerjanya.

Sebelumnya pula, PT Medco Energy Internasional berminat mengelola ladang minyak dan gas, Blok Corridor, yang ada di wilayah Sumatera Selatan.

Presiden Direktur Medco Energi Hilmi Panigoro usai menghadiri seminar energi di Jakarta, Selasa mengatakan untuk bisa mengelola blok migas ini Medco akan mematuhi aturan pemerintah, yaitu menunggu ditawarkan dulu kepada kontraktor eksisting dan kemudian ke Pertamina.

Blok Corridor ini dikelola oleh tiga kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yaitu ConocoPhillips, Repsol dan PT Pertamina (Persero). Kontraktor ConocoPhillips bertindak sebagai operator dengan hak kelola 54 persen, Pertamina 10 persen, dan Repsol Energy 36 persen.

 

BERITA TERKAIT

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…

BERITA LAINNYA DI Industri

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…