Menjadi Negara Maju

Berambisi menjadi negara maju sah-sah saja, namun kondisi Indonesia perlu dilihat secara menyeluruh dari semua aspek. Selain aspek ekonomi, juga faktor sosial, politik dan budaya turut memberikan kontribusi yang tidak kecil bagi mewujudkan negeri ini menjadi negara maju yang sejajar dengan Amerika Serikat, Inggris, Finlandia, Jepang dan lain-lain.

Jika Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memperkirakan Indonesia bisa keluar dari dari jebakan negara dengan pendapatan menengah (middle income trap) dan menjadi negara maju dalam 17 tahun ke depan atau pada 2036 mendatang. Syaratnya, rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,7% per tahun. Itu baru syarat ekonomi yang harus terpenuhi, lantas bagaimana dengan aspek lainnya?

Lihat sejumlah negara maju di dunia, selain aspek ekonomi penduduknya dapat dikatakan sudah melewati rasa “lapar”, juga tingkat rata-rata disiplin pribadinya cukup tinggi. Budaya antre, selalu menghormati orang yang lebih tua, tertib berlalu lintas di jalan raya, menunjukkan identitas sebuah bangsa maju seiring meningkatnya pendapatan per kapitanya dari tahun ke tahun tidak perlu diragukan lagi.

Ketika Bappenas membuat skenario agresif pemerintah Indonesia menjadi negara maju, dalam skenario tersebut bahwa pada 2045 mendatang pendapatan per kapita Indonesia per tahunnya bisa menyentuh US$23.199 per tahun atau Rp324,79 juta (asumsi kurs Rp14.000 per US$). Saat ini Indonesia masuk di kategori low middle income (pendapatan menengah ke bawah), lantas naik menjadi upper middle (mungkin 2020menengah ke atas)," ujarnya di Jakarta, belum lama ini.

Berdasarkan data terbaru, rata-rata PDB per kapita Indonesia per akhir 2017 mencapai US$3.876,8 atau sekitar Rp51,89 juta. Sementara saat ini, Bank Dunia membagi negara-negara di dunia dalam empat kelompok pendapatan, yakni kelompok negara berpendapatan rendah dengan pendapatan per kapita per tahun sebesar US$995 ke bawah, negara berpendapatan menengah ke bawah di kisaran US$996-3.895, negara berpendapatan menengah ke atas US$3.896-12.055, dan negara pendapatan tinggi atau maju yakni di atas US$12.056.

Jika angan-angan ambisi tersebut dapat terealisasi, maka Indonesia akan berada dalam peringkat Produk Domestik Bruto (PDB) kelima terbesar di dunia. Namun, Bappenas masih memiliki skenario lebih dasar, di mana Indonesia bisa keluar dari middle income trap pada 2038 jika pertumbuhan ekonomi konsisten 5,1% sejak 2017 hingga 2038.

Artinya, menurut hitung-hitungan Bappenas, bila pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa stabil di level 5,1%, maka pendapatan per kapita Indonesia pada 2045 mendatang diprediksi tembus US$19.794 atau Rp277,12 juta per tahun.

Untuk menjaga pertumbuhan ekonomi tetap konsisiten di level 5,1%, maka perlu upaya yang harus dilakukan dengan menciptakan iklim kondusif untuk industri. Beberapa industri yang menjadi prioritas antara lain, makanan dan minuman (mamin), tekstil, otomotif, elektronik, serta kimia dan farmasi. Artinya, modernisasi industri difokuskan pada sentra industri dengan integrasi rantai pasok dan rantai nilai dari hulu ke hilir.

Kemudian pelaku industri perlu menaikkan nilai tambah untuk meningkatkan mutu produknya agar barang yang dijual bisa lebih mahal, dan tidak sebatas memberikan harga tinggi di dalam negeri, tapi mampu menembus pasar ekspor ke manca negara.

Nah, syarat penting untuk menjadi negara maju, Indonesia juga perlu masif meningkatkan kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia (SDM) nya. Artinya, kenaikan laju pendapatan per kapita harus diimbangi dengan peningkatan kualitas SDM Indonesia di mata internasional. Jangan sampai ada kesan Indonesia mampu meningkatkan ekonominya setara dengan negara maju, namun di sisi lain masih menyandang predikat “kampungan” yang masih jauh dari mutu SDM di negara maju lainnya.

BERITA TERKAIT

Kejar Pajak Tambang !

    Usaha menaikkan pajak dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) seperti royalti dari perusahaan tambang batubara merupakan sebuah tekad…

Pemerintah Berutang 2 Tahun?

  Wajar jika Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan kaget saat mendengar kabar bahwa Kementerian Perdagangan belum…

Hilirisasi Strategis bagi Ekonomi

Menyimak pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2023 tumbuh sebesar 5,4 persen ditopang oleh sektor manufaktur yang mampu tumbuh sebesar 4,9…

BERITA LAINNYA DI Editorial

Kejar Pajak Tambang !

    Usaha menaikkan pajak dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) seperti royalti dari perusahaan tambang batubara merupakan sebuah tekad…

Pemerintah Berutang 2 Tahun?

  Wajar jika Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan kaget saat mendengar kabar bahwa Kementerian Perdagangan belum…

Hilirisasi Strategis bagi Ekonomi

Menyimak pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2023 tumbuh sebesar 5,4 persen ditopang oleh sektor manufaktur yang mampu tumbuh sebesar 4,9…