Adaro Eksplorasi Tambang di Tutupan dan Paringin

NERACA

Jakarta – PT Adaro Energy Tbk (ADRO) akan melanjutkan pengeboran di area Tutupan dan Paringin pada bulan ini. Dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin disebutkan, perseroan akan melakukan tiga pengeboran di lokasi tambang Tutupan, Kalimantan Selatan. Pertama, pengeboran lubang inti sebanyak 4 titik dengan target kedalaman 550 meter.

Kedua, pengeboran lubang terbuka oleh Geology sebanyak 38 titik dengan target kedalaman 8.830 meter. Ketiga, pengeboran SPT (Tes Penetrasi Tanah) oleh Geotech sebanyak 2 titik dengan target kedalaman 67 meter. Sementara itu, di area tambang Paringin, perseroan bakal melakukan pengeboran lubang SPT oleh Geotech sebanyak 3 titik dengan kedalaman 148 meter.

Pada saat ini, PT Adaro Indonesia menerapkan sistem penambangan terbuka (surface open-cut mining) di tiga lokasi tambang yaitu Tambang Tutupan, Tambang Paringin, dan Tambang Wara. Pada September 2019, kegiatan pengeboran telah mencakup pengeboran lubang inti untuk mengambil sampel SPT uji kekuatan batuan di area tambang Wara dan Tutupan Selatan oleh Geotech.

Selain itu, dilakukan pula pengeboran lubang inti dan terbuka oleh Geology untuk pengambilan kualitas batu bara serta konfirmasi kemenerusan seam terhadap perhitungan sumber daya daerah Tutupan Utara. Adapun biaya eksplorasi sepanjang bulan lalu tercatat senilai US$161,343 dolar, atau 98,88% dari yang dianggarkan, yang sebesar US$163.155. Secara year-to-date (ytd), perseroan telah menyerap biaya eksplorasi senilai US$856.765 dari yang dianggarkan senilai US$1,56 juta.

Sebelumnya, Chief Financial Officer Adaro Energy Lie Luckman pernah bilang, perseroan mengalokasikan belanja modal US$450 juta—US$600 juta pada 2019.  ADRO melaporkan belanja modal bersih senilai US$245 juta pada semester I/2019. Perseroan menyebut sebagian besar realisasi itu digunakan untuk pembelian dan penggantian alat berat serta pengembangan AMC.

Emiten pertambangan ini membukukan pendapatan usaha di semester pertama 2019 senilai US$1,77 juta, naik 9,93% dari posisi US$1,61 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga naik 51,93% ke level US$296,85 juta dari posisi sebelumnya senilai US$195,38 juta.

BERITA TERKAIT

IHSG Melemah di Tengah Penguatan Bursa Asia

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (17/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Danai Refinancing - Ricky Putra Globalindo Jual Tanah 53 Hektar

NERACA Jakarta – Perkuat struktur modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, emiten produsen pakaian dalam PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY)…

Libur Ramadan dan Lebaran - Trafik Layanan Data XL Axiata Meningkat 16%

NERACA Jakarta – Sepanjang libur Ramadan dan hari raya Idulfitr 1445 H, PT XL Axiata Tbk (EXC) atau XL Axiata…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

IHSG Melemah di Tengah Penguatan Bursa Asia

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (17/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Danai Refinancing - Ricky Putra Globalindo Jual Tanah 53 Hektar

NERACA Jakarta – Perkuat struktur modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, emiten produsen pakaian dalam PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY)…

Libur Ramadan dan Lebaran - Trafik Layanan Data XL Axiata Meningkat 16%

NERACA Jakarta – Sepanjang libur Ramadan dan hari raya Idulfitr 1445 H, PT XL Axiata Tbk (EXC) atau XL Axiata…