Racun dalam Vape Ganggu Kekebalan Tubuh dan Picu Kanker

Rokok elektrik alias vape memicu kerusakan organ di dalam tubuh. Kandungan di dalam vape juga mengandung zat yang mengganggu sistem imunitas dan dapat menyebabkan kanker. Dokter spesialis penyakit dalam, Eka Ginajar menjelaskan, rokok elektrik mengandung banyak zat toksik yang merupakan racun bagi tubuh. "Zat toksik ini dapat menimbulkan peradangan di dalam tubuh dan bisa menyebabkan kematian," kata Eka di kantor Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Jakarta, beberapa waktu lalu dikutip dari CNN Indonesia.com.

Vape mengandung bahan toksik berupa nikotin, glikol, gliserol, logam, hingga alkanal yang dapat merusak sel dan organ di dalam tubuh. Kandungan ini dapat merusak organ di dalam sistem ekskresi seperti ginjal, hati, kulit, dan lambung karena harus bekerja keras membuang racun.Residu atau zat yang tinggal di dalam tubuh dapat merusak sel. Eka menyebut, efek kandungan vape ini dapat bersifat akut dan kronik.

Kandungan di dalam vape juga mengganggu sistem imunitas atau kekebalan tubuh. Akibatnya, tubuh akan lebih rentan terhadap penyakit. Sama seperti rokok konvensional, kandungan di dalam rokok elektrik juga bersifat karsinogenik atau memicu kanker. Kanker dapat berkembang di seluruh bagian tubuh. Kanker merupakan salah satu penyakit paling mematikan dan terus meningkat tiap tahun.

"Vape berbahaya untuk organ tubuh. Sikap profesi kami dengan tegas melarang vape mengingat dampaknya terhadap masyarakat, terutama generasi muda," kata Eka yang juga merupakan Sekretaris Jenderal Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI).

Rokok elektrik atau vape berbahaya untuk kesehatan. Penelitian terbaru menunjukkan, cairan atau likuid dalam vape dapat mengubah pembuluh darah setelah sekali isap dan menguapkannya ke udara. Perubahan fungsi kardiovaskular ini juga berlaku ketika cairan rokok elektrik itu tidak mengandung nikotin sama sekali. Studi yang dipublikasikan di jurnal Radiology ini menyimpulkan, vape berdampak pada fungsi pembuluh darah orang sehat.

Peneliti menggunakan scan MRI untuk melihat perubahan fungsi kardiovaskular atau yang berhubungan dengan jantung dan pembuluh darah saat mengisap rokok elektrik pada 31 orang yang tidak pernah merokok atau menggunakan vape sebelumnya. Hasilnya, ditemukan perubahan aliran darah di dalam pembuluh arteri femoralis di kaki, hanya setelah satu kali digunakan. "Setelah beberapa menit [perubahan pembuluh darah], semuanya menjadi normal," kata peneliti Felix W Wehril dari University of Pennsylvania, dikutip dari CNN.

Saat seseorang rutin mengisap rokok elektrik, Wehril mengatakan, kondisi pembuluh darah mungkin tak bisa kembali seperti semula. Perubahan pembuluh darah juga mencerminkan proses yang sama pada pengembangan penyakit kardiovaskular seperti aterosklerosis. Namun, sejauh ini para peneliti belum dapat menentukan bahan kimia mana yang bertanggung jawab terhadap perubahan pembuluh darah itu.

Studi ini termasuk dalam penelitian pertama yang mengukur dampak rokok elektrik pada jantung, pembuluh darah, paru-paru, dan otak. Belum banyak penelitian yang menguji dampak vape. Pasalnya, jenis rokok ini baru populer beberapa tahun terakhir. Masyarakat menganggap rokok elektrik lebih sehat ketimbang rokok kretek.

"Tidak ada yang tahu apa yang terjadi pada paru-paru saat menghirup masuk dan keluar propilen glikol dan gliserin aerosol berulang-ulang. Kita akan tahu bertahun-tahun dari sekarang hasilnya," kata pendiri Stanford Research Into the Impact of Tobacco Advertising, Robert Jackler

BERITA TERKAIT

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…