Mengulik Bahaya Minyak Curah yang Dilarang Pemerintah

Pemerintah melarang peredaran minyak curah terhitung sejak 1 Januari 2020 mendatang. Minyak curah yang beredar di pasaran dinilai berbahaya untuk kesehatan. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan bahwa kualitas minyak curah tak bisa dipertanggungjawabkan karena tidak melewati pengawasan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). "Minyak goreng curah tidak ada jaminan kesehatan sama sekali," tegas Enggar di Jakarta.

Minyak curah sendiri merupakan minyak bekas pakai yang diambil dari restoran dan warung makan besar untuk kemudian didistribusikan kembali ke pedagang pasar dan dijual secara eceran. Status 'bekas pakai' membuat minyak curah dinilai tak aman untuk dikonsumsi. Sebuah penelitian yang baru dipublikasikan pada Maret 2019 lalu menemukan potensi penyebaran sel kanker payudara dari kebiasaan mengonsumsi minyak curah.

Studi yang dilakukan sejumlah peneliti dari University of Illinois menemukan, minyak goreng yang telah mengalami beberapa kali pemanasan dapat meningkatkan metastasis kanker payudara. Metastasis merupakan gerakan penyebaran sel kanker dari organ utama menuju organ tubuh lainnya.

Mengutip Medical News Today, studi dilakukan pada sejumlah tikus yang telah disuntikkan sel kanker payudara. Peneliti membagi dua kelompok tikus. Kelompok pertama mengonsumsi minyak segar, sedangkan kelompok kedua mengonsumsi minyak bekas pakai.

Hasilnya, sel kanker payudara menyebar secara agresif ke organ tubuh lainnya seperti kelenjar getah bening, hati, dan paru-paru. Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Cancer Prevention Research ini menyebutkan, metastasis atau penyebaran sel pada tikus yang mengonsumsi minyak bekas pakai empat kali lebih besar daripada tikus yang diberikan minyak segar. "Mereka (sel kanker pada tikus dengan minyak curah) mengalami transformasi yang lebih agresif. Penyebaran juga terjadi pada kelompok tikus yang mengonsumsi minyak segar, tapi [metastasis kanker] tidak seagresif dan seluas itu," ujar peneliti utama, William G Helferich.

Pemanasan berulang dapat mengubah komposisi minyak. Dengan dipanaskan berkali-kali, minyak melepaskan acrolein. Nama terakhir merupakan zat kimia yang berpotensi bersifat karsinogenik atau memicu kanker.

Kendati demikian, penelitian tersebut masih berada pada tahap awal. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan bukti tambahan dan menjelaskan kaitan antara keduanya. Terlepas dari hasil studi tersebut, minyak bekas memang berpotensi menjadi tempat berkembangnya bakteri jahat. Mengutip LiveStrong, minyak bekas yang telah lama tak digunakan diketahui mengandung radikal bebas yang dapat memicu risiko kanker.

Penggunaan minyak bekas pakai juga dapat menyebabkan ateroskerosis yang dapat meningkatkan kolesterol jahat dalam tubuh. Menggunakan kembali minyak yang sama juga dapat menyebabkan sejumlah masalah seperti risiko penyakit jantung, Alzheimer, Parkinson, dan radang tenggorokan.

 

Idealnya, minyak digunakan untuk sekali pakai. Namun, pada beberapa kasus, minyak kerap digunakan untuk beberapa kali pakai. Minyak bekas yang akan kembali digunakan harus melewati beberapa proses terlebih dahulu. Mengutip Times of India, minyak sisa harus didinginkan dan dipindahkan ke dalam wadah kedap udara. Hal itu dilakukan untuk menghilangkan partikel makanan yang dapat merusak minyak lebih cepat.

Periksa warna dan ketebalan setiap kali akan menggunakan minyak bekas pakai. Jika warna telah berubah gelap, artinya minyak tak bisa digunakan kembali

Tidak higienis

Tak hanya berdampak negatif bagi kesehatan, bahaya minyak goreng curah ini juga didapat melalui proses yang tidak higienis. Jika dilihat dari proses pembuatannya, minyak goreng curah diketahui hadir dari campuran minyak berbahaya, seperti minyak goreng bekas yang diolah kembali.

 Minyak goreng bekas ini dicampur dengan minyak baru yang kemudian dijual di pasar sebagai minyak goreng curah. Namun, kadar minyak baru yang dicampur pada minyak tersebut ditaksir tidak rata. Malahan lebih banyak campuran minyak bekas yang berasal dari bahan kimia berbahaya.

Menanggapi permasalahan ini, Lukita mengatakan minyak goreng curah lebih banyak mendapat campuran minyak bekas daripada minyak baru. “Industri tersebut, menurut kami, sangat berbahaya bagi kesehatan masyarakat. Minyak bekas yang menjadi campuran minyak curah diambil dari sekolakan dan sebagainya,” tambah Lukita

BERITA TERKAIT

Saat Perjalanan Mudik - Pembesaran Prostat Tak Dianjurkan Konsumsi Minum Manis

Mudik sehat, aman dan nyaman tidak hanya disiapkan dari infrastruktur jalan tetapi juga perlu diperhatikan kesiapan dan kesehatan para pemudik.…

Mengenal dan Deteksi Awal Penyakit Papiledema

Terbatasnya penglihatan dan bahkan nyaris buta yang diderita mantan kiper Timnas Kurnia Mega diketahui karena mengidap penyakit papiledema sejak 2017…

Jaga Kesehatan Saat Mudik, Simak Tipsnya

  Mudik menjadi budaya yang dilakukan orang Indonesia seusai sebulan berpuasa selama Ramadan. Namun, perjalanan jauh sering kali memengaruhi kesehatan…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Saat Perjalanan Mudik - Pembesaran Prostat Tak Dianjurkan Konsumsi Minum Manis

Mudik sehat, aman dan nyaman tidak hanya disiapkan dari infrastruktur jalan tetapi juga perlu diperhatikan kesiapan dan kesehatan para pemudik.…

Mengenal dan Deteksi Awal Penyakit Papiledema

Terbatasnya penglihatan dan bahkan nyaris buta yang diderita mantan kiper Timnas Kurnia Mega diketahui karena mengidap penyakit papiledema sejak 2017…

Jaga Kesehatan Saat Mudik, Simak Tipsnya

  Mudik menjadi budaya yang dilakukan orang Indonesia seusai sebulan berpuasa selama Ramadan. Namun, perjalanan jauh sering kali memengaruhi kesehatan…