Pancasila Harus Disertai Upaya Ciptakan Kemakmuran yang Adil

Pancasila Harus Disertai Upaya Ciptakan Kemakmuran yang Adil

NERACA

Yogyakarta - Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla mengatakan penerapan nilai-nilai ideologi Pancasila harus disertai dengan upaya menciptakan kemakmuran bangsa yang adil, sehingga persatuan bangsa dapat terwujud dengan baik.

"Ingat, bedakan antara fondasi dan tujuan, di tengahnya ada kebijakan, program dan usaha untuk mencapai kemakmuran yang adil. Mau hapal Pancasila, tapi tanpa kemakmuran yang adil, bisa pecah bangsa ini," kata Wapres Jusuf Kalla (JK) saat memberikan pidato kunci pada Kongres Pancasila XI di Balairung Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Kamis (15/8).

Wapres mengatakan selama Indonesia merdeka 74 tahun, sedikitnya 15 konflik besar dengan korban lebih dari 1.000 orang telah terjadi di sejumlah daerah. Sebagian besar konflik tersebut disebabkan oleh ketidakadilan dalam kesejahteraan masyarakat di daerah.

Konflik di Aceh dan Poso, menurut JK, disebabkan oleh ketidakadilan yang dirasakan masyarakat lokal yang menyebabkan perekonomian mereka tidak sejahtera."Aceh merasa kaya dengan gas dan minyak, tapi warga Aceh tidak menikmati hasil kekayaan itu. Konflik Poso juga disebabkan karena orang lokal merasakan adanya ketidakadilan politik, sehingga muncul perlawanan dari pejuang setempat," kata Wapres JK.

"Jadi mau hapal berapa kali pun Pancasila, tapi kalau kemiskinan banyak, (kesenjangan) ekonomi banyak, ini bisa berontak orang," kata Wapres.

Oleh karena itu, Wapres mengingatkan bahwa Pancasila harus ditempatkan sebagai dasar hidup bernegara, dan bukan dijadikan alat untuk mencapai tujuan bangsa."Jadi bagaimana tujuan ini kita capai dengan program, tapi mempunyai dasar bertindak. Jangan Pancasila ini dipakai sebagai alat mencapai tujuan, dia dasar," kata JK. 

Kemudian Wapres mengingatkan kepada seluruh pemangku kepentingan dan akademisi bahwa Pancasila jangan dijadikan sebagai bahan ajaran secara mendalam tanpa diterapkan dalam kehidupan bernegara. Pemaparan nilai-nilai Pancasila juga harus dilakukan dengan mudah sehingga masyarakat dapat memahami sila per sila dalam ideologi tersebut.

“Jangan Pancasila ini dipersulit, jangan hanya menjadi tema seminar sajalah, jangan menjadi bahan indoktrinasi," kata Wapres JK.

Lebih lanjut JK mengatakan, "Namanya filosofi, itu masuk ke dalam jiwa. Namanya juga dahulu penghayatan, ya, hayati dengan mudah. Bagaimana kita bisa menghayati kalau dipersulit?” Menurut Wapres, makin sederhana Pancasila dibahas, makin masyarakat dapat dengan mudah memahami makna ideologi tersebut.

"Jadi, makin sederhana pembahasan Pancasila, makin orang bisa paham. Makin orang bisa paham, tentu makin bisa dihayati. Makin sulit dan dipersulit, tentu makin sulit dipahami. Kalau tidak dipahami, bagaimana bisa dihayati?” kata Wapres.

Oleh karena itu, UGM sebagai salah satu perguruan tinggi yang menyelenggarakan Kongres Pancasila setiap tahun diharapkan dapat membawa pembahasan tersebut dengan tidak terlalu teoretis dan kaku. Pancasila seharusnya dapat menjadi ideologi yang akrab dengan masyarakat Indonesia.

“Semoga pertemuan ini menghasilkan sesuatu yang sederhana, yang mudah dipahami dan dihayati serta mudah diukur. Karena kalau falsafah susah diukur, dia sudah jadi falsafah difalsafahkan lagi,” ujar Wapres. Ant

 

 

BERITA TERKAIT

Aiptu Supriyanto Cerminan Polisi Jujur Berintegritas

NERACA Jakarta - Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarto menyebut tindakan Aiptu Supriyanto mengembalikan uang temuan milik pemudik yang…

RI Bisa Jadi Penengah Konflik Iran-Israel

NERACA Yogyakarta - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof Al Makin memandang Indonesia berpeluang menjadi mediator atau…

Ruang Siber Telah Menjadi Medan Perang Modern

NERACA Semarang - Pakar keamanan siber Dr. Pratama Persadha mengatakan bahwa ruang siber telah menjadi medan perang modern yang memperlihatkan…

BERITA LAINNYA DI

Aiptu Supriyanto Cerminan Polisi Jujur Berintegritas

NERACA Jakarta - Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarto menyebut tindakan Aiptu Supriyanto mengembalikan uang temuan milik pemudik yang…

RI Bisa Jadi Penengah Konflik Iran-Israel

NERACA Yogyakarta - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof Al Makin memandang Indonesia berpeluang menjadi mediator atau…

Ruang Siber Telah Menjadi Medan Perang Modern

NERACA Semarang - Pakar keamanan siber Dr. Pratama Persadha mengatakan bahwa ruang siber telah menjadi medan perang modern yang memperlihatkan…