Cari Dukungan Pembiayaan - Industri WOWS Disarankan Masuk Pasar Modal

NERACA

Jakarta - Kegiatan eksplorasi sumur minyak seperti aktivitas work over (kerja ulang) dan well services (perawatan sumur) atau disingkat WOWS membutuh pendanaan besar dan bersifat jangka panjang. Maka menjawab kebutuhan para pelaku industri minyak dan gas (migas), CEO KLS Kapital Reagy Sukmana dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin menyarankan agar pelau industri WOWS mencari pembiayaan dari non perbankan.

Menurutnya, dengan sifat industri ini yang recurring, resiko terukur dan high investment, pasar modal menjadi tempat yang tepat sebagai alternatif pembiayaan. “Saya yakin market akan menyambut baik,” ujarnya.

Disampaikannya, jika industri WOWS mendapatkan dukungan pembiayaan, hal ini akan berdampak terhadap produksi minyak nasional.  Selain itu, dukungan pembiayaan juga mendorong industri ini tumbuh sehingga dapat memenuhi kebutuhan migas Indonesia. Asal tahu saja, potensi bisnis WOWS di Indonesia pertahun mencapai sekitar Rp 23 triliun. Angka ini menarik dan potensi pertumbuhan industrinya menjanjikan, mengingat kebutuhannya selalu meningkat dan pemainnya tidak banyak.

Namun dunia perbankan tidak mengetahui banyak mengenai industri ini, sehingga kurang mendapatkan dukungan pembiayaan meskipun industri ini terbilang padat karya dan high investment. Maka tidak heran, jika tidak banyak perusahaan yang berkecipung dalam industri WOWS, padahal 80% produksi minyak nasional disumbangkan dari aktivitas WOWS.

Disamping itu, aktivitas work over dan well services pada sumur minyak berpotensi meningkatkan produksi minyak nasional menjadi lebih dari 250 ribu barel minyak per hari. Saat ini produksi minyak Pertamina mencapai 314 ribu barel per hari. Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan mengungkapkan, potensi pertumbuhan industi WOWS di Indonesia cukup menjanjikan.

Pada tahun 2019, direncanakan ada sekitar 969 pekerjaan work over dan ada 25.260 pekerjaan well services. Dilanjutkan olehnya, berdasarkan data SKK Migas, sampai Juni 2019 untuk kegiatan work over sudah terealisasi sebanyak 417 dari 969 pekerjaan, alias baru 43%. Sedangkan untuk well services sudah bisa mencapai sekitar 60% dari target 25.260 kegiatan well services sepanjang tahun 2019.

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…