Startup Didorong Usung Ide Bisnis Lebih Beragam

NERACA

Jakarta – Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) mendorong para usaha rintisan atau startup mampu mengusung ide bisnis lebih beragam sebagai peluang sekaligus solusi menjawab permasalahan masyarakat. "Bukan hanya seperti marketplace seperti yang saat ini ada, tapi kami berharap nanti banyak solusi dari startup berbasis digital untuk bidang kesehatan dan pendidikan," kata Direktur Fasilitasi Infrastruktur TIK Bekraf Muhammad Neil El Himam di sela acara "Bekraf for Pre Start Up (Bekup) 2019" di Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, DIY, disalin dari Antara di Jakarta.

Menurut Himam, masih banyak bidang lain yang dapat digarap para pelaku usaha rintisan. Ia mencontohkan untuk bidang kesehatan, masih banyak pulau di Indonesia yang minim tenaga kesehatan sehingga dapat menjadi lahan pelaku startup untuk menggagas ide bisnia sekaligus menghadirkan solusi bagi masyarakat.

"Sekarang kan (startup) masih itu-itu lagi, begitu Gojek naik daun, semuanya membuat bisnis yang serupa. Kemudian ada e-commerce seperti Bukalapak lalu semua seperti itu, padahal kita tahu masalah yang kita hadapi masih banyak," kata dia.

Sementara itu, melalui program Bekup 2019, menurut Himam, Bekraf berupaya membuat startup di Yogyakarta lebih matang dan bisa berkelanjutan. Program yang berlangsung 16-10 Oktober itu yang untuk tahap awal diikuti 110 peserta. "Kami juga akan membekali peserta tentang pengetahuan bisnis, teknologi, serta manajemen operasional dari perusahaan rintisan," kata Himam.

Kepala Sub Direktorat Perancangan TIK Bekraf Menhariq Noor menambahkan program Bekup dimaksudkan untuk meminimalisasi startup yang gagal. Melalui program pendampingan itu mereka diharapkan mampu berkelanjutan kendati nilai bisnisnya tidak besar. "Kalau tidak kita beri bimbingan seperti ini bisa dipastikan startup itu hanya bikin lalu ada kemudian mereka hilang," kata dia.

Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf menilai Indonesia menjadi salah satu negara yang dapat bertahan di tengah resesi ekonomi yang dihadapi Amerika Serikat. Menurut Triawan, Indonesia memiliki ketahanan dari segi peningkatan konsumsi produk lokal, seperti fesyen dan kuliner yang menjadi bagian perhatian utama dari sektor ekonomi kreatif.

Disebutkan, produk dari ekonomi kreatif seperti fesyen dan kuliner sekarang sudah lebih dibanggakan bagi konsumen. Hal demikian bisa mengimbangi neraca perdagangan untuk tidak membeli produk impor.

"Perekonomian kita punya ketahanan dari konsumsi lokal, artinya produk dari ekonomi kreatif seperti fesyen dan kuliner sekarang sudah lebih dibanggakan bagi konsumen kita. Itu berarti sudah bisa mengimbangi neraca perdagangan untuk tidak membeli produk impor," kata Triawan.

Triawan menjelaskan bahwa peningkatan kontribusi ekonomi kreatif terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia juga menunjukkan tren yang positif dari tahun ke tahun. Ia menyebutkan kontribusi sektor ekonomi kreatif terhadap PDB pada 2018 tercatat mencapai Rp1.105 triliun dan pada tahun ini ditargetkan bisa meningkat hingga Rp1.200 triliun.

Berdasarkan ekspor ekonomi kreatif dengan nilai 20 miliar dolar AS, subsektor penyumbang pertama adalah fesyen (54,54 persen), kriya (39,01 persen), dan kuliner (6,31 persen). Ada pun subsektor ekonomi kreatif yang berada di bawah kebijakan Bekraf, yakni bidang aplikasi dan game developer, arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, fesyen, film, animasi dan video, fotografi, kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, serta tv dan radio

Sementara itu, lima negara dengan ekonomi raksasa di dunia, seperti Jerman, Inggris, Italia, Brasil, dan Meksiko berisiko mengalami resesi ekonomi. Resesi ekonomi biasanya didefinisikan sebagai kontraksi pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada dua kuartal berturut-turut. Kelima negara tersebut termasuk dalam 20 negara dengan ekonomi terbesar di dunia, atau biasa dikenal dengan G20. Potensi resesi ekonomi kemungkinan akan menggeser peringkat kelima negara di posisi lebih rendah.

 

BERITA TERKAIT

Kunci Cermat Bermedia Sosial - Pahami dan Tingkatkan Kompetensi Platform Digital

Kecermatan dalam bermedia sosial sangat ditentukan oleh pemahaman dan kompetensi pengguna terkait platform digital. Kompetensi tersebut meliputi pemahaman terhadap perangkat…

IKM Tenun Terus Dipacu

NERACA Jakarta – Dalam menjaga warisan budaya nusantara, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya mendorong pengembangan sektor industri kerajinan dan wastra…

PLTP Kamojang Jadi Salah Satu Rujukan Perumusan INET-ZERO

NERACA Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tengah menyusun Dokumen…

BERITA LAINNYA DI Industri

Kunci Cermat Bermedia Sosial - Pahami dan Tingkatkan Kompetensi Platform Digital

Kecermatan dalam bermedia sosial sangat ditentukan oleh pemahaman dan kompetensi pengguna terkait platform digital. Kompetensi tersebut meliputi pemahaman terhadap perangkat…

IKM Tenun Terus Dipacu

NERACA Jakarta – Dalam menjaga warisan budaya nusantara, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya mendorong pengembangan sektor industri kerajinan dan wastra…

PLTP Kamojang Jadi Salah Satu Rujukan Perumusan INET-ZERO

NERACA Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tengah menyusun Dokumen…