Targetkan Listing Awal September - Bhakti Agung Bidik Dana IPO Rp 335,5 Miliar

NERACA

Jakarta – Meskipun bisnis properti lesu, hal tersebut tidak menyurutkan rencana PT Bhakti Agung Propertindo Tbk untuk go public. Kabarnya bila tidak ada aral melintang, perusahaan di sektor properti ini akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) 6 September tahun ini. Dalam prospektus ringkasnya di Jakarta, kemarin disebutkan, perseroan menggelar penawaran awal penjualan saham perdana (initial public offering/IPO) mulai Rabu 14-21 Agustus mendatang. Harga IPO yang ditawarkan dalam bookbuilding ini yakni Rp 150- Rp 200/saham.

Perusahaan properti yang berbasis di Tangerang, Banten ini akan melepas sebanyak-banyaknya 1,67 miliar saham. Besaran ini mewakili 30% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perusahaan. Dengan rentang harga Rp 150-200/saham, maka dana IPO yang akan dikantongi perusahaan ini maksimal mencapai Rp 335,50 miliar. Sebagai penjamin emisi atau underwriter, perusahaan menunjuk PT MNC Sekuritas.

Perseroan juga akan menerbitkan maksimal 1.342.017.600 atau 1,34 miliar Waran I yang menyertai saham yang ditawarkan atau sebanyak 34,3% dari total saham ditempatkan dan disetor penuh. Waran yang merupakan pemanis bagi investor pembeli saham IPO ini memiliki jangka waktu pelaksanaan 3 tahun. Waran I ini bernilai nominal Rp 50/saham dengan harga pelaksanaan belum ditentukan.

Jadwal masa penawaran awal yakni 14-21 Agustus, perkiraan tanggal efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 28 Agustus dan perkiraan masa penawaran umum yakni 30 Agustus-2 September. Agung Hadi Tjahjanto, Direktur Utama PT Bhakti Agung Propertindo Tbk pernah bilang, rencananya sekitar 20% dana IPO untuk pembayaran utang ke bank dan sedangkan 80% untuk modal kerja.

Saat ini, lanjut Agung, Bhakti Agung tengah menggarap proyek Green Cleosa Apartment and Condotel. Proyek yang dibangun di Ciledug, Kota Tangerang, tersebut mencakup dua menara, yakni tahap pertama, Tower Berosa dan STIKES. "Kemudian tahap kedua, yaitu Tower Arcleo dan kondotel. Luas gedung Stikes itu sekitar 5.000 meter persegi," ujarnya.

Green Cleosa sendiri merupakan apartemen di pusat bisnis Kota Tangerang. Penjualan menara pertama Cleosa sudah mencapai separuh dari total unit yang ditawarkan atau sudah mencapai 50 persen untuk menara pertama yang berkapasitas 600 unit. "Untuk ini sudah memasuki penutupan atap. Pembangunan tahap pertama kami targetkan selesai pada 2020 dan segera diserahterimakan kepada konsumen," tambah Agung.

Adapun tipe yang tersedia di Green Cleosa mencakup studio, satu kamar, dua kamar, serta penthouse atau 3 kamar. Harga apartemen ditawarkan mulai Rp 300 jutaan per unit. "Kami memang membidik segmen menengah. Dengan fasilitas mulai kafe, ruang fitnes, sampai ATM apartemen ini cocok bukan hanya untuk dihuni, tapi juga investasi," timpal Agri Rahadiyan, Corporate Secretary PT Bhakti Agung Propertindo Tbk.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…