Tekan CAD, Pemerintah Dukung Gunakan Instrumen Fiskal

 

 

NERACA

 

Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indarwati mengatakan bahwa pihaknya siap mendukung dalam memastikan defisit transaksi berjalan atau Current Account Deficit (CAD) tidak semakin melebar hingga akhir tahun dengan menggunakan instrumen fiskal. “Kami siap menggunakan instrumen fiskal untuk membantu kementerian terkait dan juga inisiatif dari pemerintah daerah untuk bisa meningkatkan ekspor,” kata Sri Mulyani Jakarta, Selasa (13/8).

Ia mengatakan akan terus melakukan koordinasi dan pembahasan dengan kementerian yang berhubungan dengan moneter dan energi seperti Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Pertanian, dan Kementerian ESDM. Diakuinya koodinasi akan lebih diutamakan dengan Kementerian ESDM karena melebarnya CAD terkait adanya impor minyak dan gas yang tinggi. “Pokoknya kami siap dengan seluruh instrumennya membantu kementerian terkait dan pemerintah daerah yang bisa ikut memecahkan masalah CAD itu. Semuanya yang memiliki portofolio di mana penyumbang dari trade maupun account deficit itu terjadi,” kata Sri Mulyani.

Pihaknya juga akan mendalami formulasi kebijakan makro jika ada masukkan dari kementerian atau lembaga lain maupun pemda termasuk juga pengusaha. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan kebijakan tersebut sesuai dengan kebutuhan. “Jadi feedback dan hubungan kami dengan seluruh K/L maupun pemda dan para pengusaha akan terus kita harapkan supaya kita juga bisa terus menyesuaikan kebijakan kita sesuai kebutuhan,” katanya.

Sebelumnya pada Jumat (9/8), Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Onny Wijanarko mengatakan bahwa defisit neraca transaksi berjalan atau pada triwulan II 2019 melebar dari 7,0 miliar dolar AS atau 2,6 persen dari PDB pada triwulan 1 2019 menjadi 8,44 miliar dolar AS atau 3,04 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Onny menyebutkan, kinerja ekspor nonmigas menurun sejalan dampak perekonomian dunia yang melambat yaitu ekspor nonmigas sebesar 37,2 miliar dolar AS yang turun dibanding capaian pada triwulan sebelumnya sebesar 38,2 miliar dolar AS.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo masih meyakini defisit transaksi berjalan sepanjang 2019 akan menurun ke 2,8 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), atau menunjukkan perbaikan dibanding 2018 yang sebesar 2,98 persen PDB. Optimisme Perry itu memerlukan upaya dan kerja ekstra keras karena di kuartal II 2019, defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) menembus 3,04 persen PDB atau secara nominal sebesar 8,4 miliar dolar AS. 

"Perkiraan masih sama di 2,5 persen hingga 3 persen PDB untuk 2019. Kami masih cukup optimistis di sekitar 2,8 persen PDB untuk keseluruhan tahun," ujar Perry. Perry belum menjelaskan secara rinci penyebab yang bisa menurunkan defisit transaksi berjalan di semester II 2019. Namun menurut dia, di semester II, neraca transaksi modal dan finansial akan semakin deras dan akan mengkompensasi pembiayaan untuk defisit transaksi berjalan sehingga Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) akan sehat. 

"Surplus transaksi modal dan finansial masih akan bisa membiayai defisit transaksi berjalan. Cadangan devisa Juli 2019 naik jadi 125 miliar dolar AS. Cadangan devisa naik maka surplus lebih tinggi daripada defisit transaksi berjalan," ujar dia. Namun Perry mengingatkan agar pemerintah menangkap peluang peningkatan volume dan nilai ekspor dari adanya perang dagang yang sedang terjadi antara AS dan China. Buruknya nilai ekspor memang menjadi salah satu sumber tekanan melebarnya defisit transaksi berjalan di kuartal II 2019. 

"Misi-misi dagang dari pemerintah, dunia usaha, bisa secara bilateral meningkatkan hubungan dagang ke AS. Kita juga perlu menangkap peluang relokasi investasi dari China ke Indonesia," ujar Perry. Sebagai gambaran, dalam komponen neraca transaksi berjalan, terdapat empat komponen pembentuk yakni neraca transaksi perdagangan barang, neraca jasa, neraca pendapatan primer dan juga neraca pendapatan sekunder.

 

 

BERITA TERKAIT

Menyelamatkan Pangan, LG Inisiasi Better Life Festival

Menyelamatkan Pangan, LG Inisiasi Better Life Festival NERACA Jakarta - Berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas), setiap tahun ada 23-48…

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia  NERACA Jakarta - Lembaga pemeringkat Moody's kembali mempertahankan peringkat kredit atau Sovereign Credit Rating Republik…