Balada Sengon

 

Oleh: Dr. Edy Purwo Saputro, MSi

Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Solo

 

Sepekan terakhir nama pohon sengon mendadak viral. Bukannya apa-apa mencuatnya nama sengon tidak terlepas dari perilaku liarnya sehingga bisa tumbuh tinggi menjulang dan akhirnya bersingungan dengan sutet. Dampak sistemik dari perilaku liar sengon juga berpengaruh terhadap suhu politik domestik. Padahal sebelumnya sempat redup setelah ada pertemuan antara Jokowi - Prabow di MRT berbalut rekonsiliasi dan juga pertemuan antara Megawati - Prabowo bertajuk politik nasi goreng. Namun sayang, tidak berselang dari dua agenda itu, ternyata suhu politik dihebohkan dengan balada pohon sengon yang kemudian mematikan aliran listrik di sejumlah daerah. Bahkan, konon kabarnya Jakarta juga sempat padam gelap gulita beberapa saat.

Riuh-pun terjadi dan Presiden Jokowi sempat berkomentar dengan agak marah. Ada apa dibalik padamnya listrik disejumlah daerah tentu harus diselidiki. Konon akan dibentuk juga tim pencari fakta seolah tidak mau kalah dengan investigasi kasus Novel Baswedan yang sampai kini juga tidak semakin jelas penuntasannya. Hebatnya lagi semua lantang berbicara dan tentu PLN menjadi tertuduh dibalik kasus pemadaman listrik tersebut. Hal ini tentu menjadi catatan menarik karena belum lama Dirut PLN diduga terjerat korupsi dan di sisi lain penunjukan Plt yang belum sepekan langsung berhadapan frontal dengan kasus pemadaman listrik di sejumlah daerah.

Riuh kasus balada sengon juga membuat sejumlah tokoh menuliskan analisisnya yang juga viral dengan sentuhan analisis yang juga menarik. Sayang, harus ada yang menjadi kambing hitam di setiap persoalan yang terjadi di republik ini, apalagi jika kasus itu juga melibatkan banyak kepentingan. Terkait ini tentu PLN tidak bisa diam apalagi monopoli yang dimiliki PLN memungkinkan tidak adanya persaingan yang sehat dan tentu realitas ini menuntut adanya konsekuensi yang tidak remeh, terutama terhadap kualitas layanan ke konsumen. Secara teoritis, produk monopoli memberikan kesempatan yang rendah di benak konsumen karena tidak adanya pilihan lain sehingga kasus seperti ini akan sangat rentan terhadap jaminan kualitas.

Begitu juga dengan kasus padamnya listrik kemarin di sejumlah daerah, tentu harus ada yang dikorbankan dan tentu kambing hitamnya. Situasinya semakin pas karena kemarin  bersamaan dengan hari raya idul adha yang juga identik hari raya kurban. Akhirnya ada kesepakatan yang harus dikorbankan dan dikambinghitamkan yaitu sengon. Ironis sekali sengon yang letaknya nun jauh disana justru rela dipersalahkan karena perilaku liarnya membuat gerah banyak orang dan tentu berdampak sistemik dengan nilai kerugian yang ditimbulkan.

Hebatnya lagi konon kerugian yang ditimbulkan dari perilaku liar sengon mencapai ratusan miliar atau hampir Rp1 triliun. Akibatnya muncul juga tuntutan agar jajaran petinggi di PLN dikenai sanksi, termasuk yang paling keras adalah pencopotan. Bahkan, ada juga rencana untuk gugatan class action. Ironisnya, hal ini tidak berselang lama dari kasus tumpahan minyak yang terjadi di perairan – pantai sehingga Pertamina harus memberikan kompensasi. Imbas lainnya adalah rumor pemotongan gaji karyawan PLN untuk membayar kompensasi. Betapa balada sengon kian menjadi sangat kompleks dengan berbagai balutan kepentingan.

BERITA TERKAIT

Ekspor Nonmigas Primadona

Oleh: Zulkifli Hasan Menteri Perdagangan Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada periode Februari 2024 sebesar USD0,87 miliar. Surplus ini…

Jaga Kondusivitas, Tempuh Jalur Hukum

  Oleh: Rama Satria Pengamat Kebijakan Publik Situasi di masyarakat saat ini relatif kondusif pasca penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu)…

Perspektif UMKM di Ramadhan

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Memasuki pertengahan bulan suci Ramadhan seperti ini ada dua arus perspektif yang menjadi fenomena…

BERITA LAINNYA DI

Ekspor Nonmigas Primadona

Oleh: Zulkifli Hasan Menteri Perdagangan Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada periode Februari 2024 sebesar USD0,87 miliar. Surplus ini…

Jaga Kondusivitas, Tempuh Jalur Hukum

  Oleh: Rama Satria Pengamat Kebijakan Publik Situasi di masyarakat saat ini relatif kondusif pasca penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu)…

Perspektif UMKM di Ramadhan

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Memasuki pertengahan bulan suci Ramadhan seperti ini ada dua arus perspektif yang menjadi fenomena…