Banyak Proyek Tidak Dipegang - Pendapatan Totalindo Persada Anjlok 53,74%

NERACA

Jakarta – Perusahaan kontruksi PT Totalindo Eka Persada Tbk (TOPS) mencatatkan pencapaian kinerja keuangan di semester pertama tahun ini belum cukup memuaskan. Pasalnya, perseroan membukukan pendapatan Rp 386,18 miliar atau turun 53,74% bila dibandingkan priode yang sama tahun lalu sebesar Rp 834,94 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangannya di Jakarta, kemarin.

Penurunan pendapatan juga diikuti penurunan beban pendapatan yang signifikan. Pada semester I 2018 tercatat Rp 668,94 miliar, kemudian turun 65,94% menjadi Rp 227,79 miliar pada semester I-2019.  Sayangnya penurunan beban tersebut tidak mampu menahan penurunan laba tahun perjalan TOPS. Alhasil, laba tahun berjalan TOPS tercatat Rp 60,39 miliar alias turun 3,71% menjadi Rp 62,73 miliar. 

Perseroan menjelaskan, penurunan pendapatan terutama karena banyaknya  proyek yang sudah tidak dipegang oleh TOPS. Proyek tersebut antara lain dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, KSO Summarecon Serpong, Badan Pengembangan SDM Provinsi Jawa Barat. Lalu KSO Duta Regeny Karunia-Metropolitan Kuningan Properti, PT Nusantara Kirana Real Estate, PT Sinar Menara Deli, PT Realindo Sapta Optima, PT Cempaka Wenang Jaya, PT Pila Artha Mandiri, serta rumah susun sewa di Yogyakarta dan proyek dari Golkar. 

Namun, hilangnya pos pendapatan tersebut tidak terkompensasi dengan perolehan proyek baru. Proyek baru yang digarap berasal dari PT Sahid Inti Dinamika, penjualan tanah di Rorotan, PT Duta Regency Karunia Metropolitan. Padahal, beban pokok pendapatan juga turun signifikan terutama biaya material dari Rp 602,05 miliar menjadi Rp 203 miliar.

Sebelumnya perseroan juga mengungkapkan tengah mengembangkan bisnis di sektor properti dengan menggandeng kerjasama operasi (KSO) dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta. Pada bisnis properti tersebut, perseroan ikut penyertaan modal atau belanja modal sebesar Rp200 miliar.

Direktur Totalindo Eka Persada, Andre Chandra Biantoro pernah bilang, perseroan menganggarkan capital expenditure (capex) sekitar Rp200 miliar pada 2019. Dana itu akan digunakan untuk pengembangan bisnis properti.”Dengan dana itu, perseroan akan berinvestasi di salah satu proyek properti di Jakarta. Nantinya, perseroan akan mengempit kepemilikan minoritas,”ujarnya.

Dia mengatakan, saat ini rencana capex tersebut belum terserap. Pasalnya, masih dilakukan pembicaraan untuk penyertaan proyek. Adapun, Andre menyebut rencana investasi itu akan dilakukan di proyek properti swasta. Pada 2019, TOPS membidik pendapatan Rp2 triliun. Posisi itu naik 37,3% dari Rp1,45 triliun pada 2018. Dengan demikian, kontraktor swasta itu menargetkan laba bersih Rp200 miliar tahun ini. Proyeksi itu naik sekitar 6,8 kali lipat dari realisasi 2018.

 

BERITA TERKAIT

Kemana Jasa Marga dan PUPR? - Stasiun Whoosh Karawang Belum Beroperasi

Stasiun Kereta Cepat Whoosh Karawang hingga kini masih belum bisa digunakan sebagai tempat pemberhentian meski sebenarnya sudah rampung. Penyebabnya karena…

PGEO Beri Kesempatan Setara Bagi Perempuan

Dalam rangka memperingati hari Kartini dan mendukung kesetaraan perempuan, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) juga memberikan kesempatan yang luas…

Hasil Keputusan MK Hambat Penguatan IHSG

NERACA Jakarta -Hasil keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan sengketa yang dilayangkan pasangan calon (paslon) capres dan cawapres No.1 dan…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

PGEO Beri Kesempatan Setara Bagi Perempuan

Dalam rangka memperingati hari Kartini dan mendukung kesetaraan perempuan, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) juga memberikan kesempatan yang luas…

Hasil Keputusan MK Hambat Penguatan IHSG

NERACA Jakarta -Hasil keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan sengketa yang dilayangkan pasangan calon (paslon) capres dan cawapres No.1 dan…

BRIS Bakal Lepas Saham Ke Investor Strategis

NERACA Jakarta – Guna perkuat likuiditas, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI bakal menggelar aksi korporasi berupa melepas…