NERACA
Jakarta – Pacu likuidita transaksi di pasar, PT Bursa Berjangka Jakarta atau Jakarta Futures Exchange (JFX) merevitalisasi kontrak OLE 10 dengan target pada akhir tahun ini mencapai minimal 100 lot per hari. Direktur Utama Jakarta Futures Exchange, Stephanus Paulus Lumintang memperkirakan, kontrak olein akan mengalami peningkatan signifikan pada 2019 karena JFX menggandeng perusahaan-perusahaan besar dan pemangku kepentingan lain di pengolahan kelapa sawit.
Dirinya menyakini dengan langkah tersebut akan makin menggeliatkan kontrak ini. Tengok saja, pada tahun lalu kontrak olein mencapai 183.075 lot atau berkontribusi 13,71% dari total transaksi multilateral. “Kami mencatat ada enam lot open interest [sejauh ini]. Memang masih kecil. Kami sampaikan bahwa tujuan kami pada Desember satu hari minimal 100 lot,”ujarnya di Jakarta, kemarin.
Untuk diketahui OLE merupakan penamaan kontrak multilateral olein untuk hasil minyak turunan dari sawit mentah. Olein diperdagangkan secara multilateral lewat Bursa Berjangka Jakarta. Sejauh ini di BBJ tersedia kontrak 20 ton olein (OLE) dan 10 ton olein (OLE10) per lot. Disampaikannya, revitalisasi kontrak OLE 10 juga dimaksudkan guna menyesuaikan kebutuhan pasar di dalam negeri.
Dia melanjutkan, sejak 16 Juli lalu, pihaknya telah merevitalisasi kontrak tersebut dengan menyediakan liquidity provider, pihak yang siap mendukung untuk meningkatkan likuiditas pasar. Namun, Paulus merahasiakan pihak yang dimaksud liquidity provider tersebut.“Munculnya liquidity provider yang siap menambah [pasar],” katanya.
Paulus menambahkan, pihaknya juga akan mengumpulkan sejumlah pelaku pabrikan di Medan, Semarang, Jakarta, dan Surabaya untuk memberikan stimulus terhadap kontrak ini. “Setelah itu kami akan masuk ke distributor [olein],” katanya.
JFX dan Kliring Berjangka Indonesia, sambungnya, berharap peluang masih terbuka luas untuk pertumbuhan pasar perdagangan berjangka komoditi tahun ini, khususnya kontrak multilateral OLE10. Sementara Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Indrasari Wisnu Wardhana mengatakan, pasar ole cukup terbuka, karena kebutuhan terhadap bahan tersebut masih tinggi, terutama bagi industri pengemasan. Apalagi Kementerian Perdagangan berencana mewajibkan semua minyak goreng dalam kemasan.“Ada pasarnya. Saya mintanya [kontrak ini] mencapai 100 hingga 200 lot per hari. Oleh sebab itu peran bursa sangat penting mendatangkan liquidity provider,” ujarnya.
Pada paruh pertama 2019, BBJ membukukan transaksi multilateral sebesar 558.004 lot, terkontraksi 20,6% dibandingkan dengan semester I/2018 sebesar 703.283 lot. Tercatat, transaksi untuk kontrak Olein 10 ton sebesar 46.466 lot sedangkan kontrak Olein 20 ton sebesar 27.753 lot.
NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…
NERACA Jakarta - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…
NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…
NERACA Jakarta - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…