Beban Usaha Membengkak - Kinerja Keuangan Blue Bird Belum Bisa Ngegas"

NERACA

Jakarta – Kinerja keuangan PT Blue Bird Tbk (BIRD) di semester pertama tahun ini belum bisa “ngegas”. Pasalnya, emiten sektor transportasi ini mencatat penurunan laba bersih menjadi Rp 158,37 miliar atau menyusut 16,84% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 190,44 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Perseroan menjelaskan, salah satu penyebab penurunan laba adalah kenaikan pada beban usaha menjadi Rp 331,09 miliar atau 15,53% di separuh pertama tahun ini. Kontribusi terbesar berasal dari beban umum dan administrasi yang naik 15,97% atau senilai Rp 310,75 miliar. Selanjutnya, yang juga turut berperan meningkatkan beban usaha adalah beban penjualan pemasaran yang naik 9,31% menjadi Rp 20,33 miliar.

Selain laba yang terkoreksi, pendapatan perseroan juga turun tipis 2,89% menjadi Rp 1,91 triliun, daripada semester pertama 2018 yang mencapai Rp 1,97 triliun. Kendati turun, terdapat peningkatan pendapatan yang disumbangkan oleh kendaraan non-taksi sebesar 7,60% pada paruh pertama tahun ini. Pendapatan non-taksi naik menjadi Rp 421,16 miliar, dibandingkan paruh pertama tahun lalu Rp 391,41 miliar.

Total aset BIRD naik tipis 1,88% menjadi Rp 7,08 miliar, sedangkan paruh pertama 2018 Rp 6,95 miliar. Salah satu faktor yang menumbuhkan aset BIRD karena adanya goodwill di paruh pertama 2019 ini. Goodwill merupakan selisih lebih dari jumlah yang dibayar atas nilai tercatat dari basis yang diakuisisi oleh BIRD pada Maret 2019. Goodwill berkaitan dengan bisnis angkutan darat sistem antar jemput (shuttle) bermerek Cititrans dari PT Citra Tiara Global.

Perseroan mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 1,5 triliun pada tahun ini, meningkat dari tahun sebelumnya Rp 1,2 triliun. Belanja modal atau capex (capital expenditure) tersebut akan dipakai sebagian besar untuk menambah armada baru, peremajaan kendaraan dan pengembangan aplikasi. Hingga triwulan pertama tahun ini, emiten dengan kode saham BIRD itu telah menyerap belanja modal Rp 350 miliar.

Direktur Keuangan Blue Bird, Sandy Permadi pernah bilang, belanja modal bersumber dari dana kas perusahaan dan pinjaman bank. Dia menjelaskan, pada tahun ini, BIRD akan menganggarkan investasi di bidang pengembangan aplikasi taksi dengan proporsi 10-15% dari total belanja modal tahun ini."Hingga kuartal I-2019 belanja modal untuk pembelian armada baru, peremajaan kendaraan di semua segmen bisnis mencapai Rp 350 miliar,"ujarnya.

Pada tahun ini, perusahaan melebarkan sayap ke bisnisnya shuttle bus antarkota antarprovinsi (AKAP) atau bisnis non-taksi dengan mengakuisisi bisnis shuttle PT Citra Tiara Global dengan merek Cititrans melalui anak usahanya, PT Trans Antar Nusabird, senilai Rp115 miliar. Kemudian dalam rangka mendukung program ketahanan energi nasional, pengurangan dan subsidi BBM, serta pengurangan emisi gas, Blue Bird menghadirkan mobil listrik.

Kehadiran mobil listrik menjadikan Blue Bird sebagai perusahaan taksi Indonesia pertama yang mengoperasikan taksi listrik. Pengembangan taksi listrik oleh Blue Bird ini sejalan dengan rencana pemerintah yang menargetkan pada 2025, ada 25% dari total produksi mobil nasional merupakan mobil listrik.  Sebagai tahap awal Blue Bird akan mengoperasikan 30 unit mobil listrik yang akan digunakan sebagai armada jenis Bluebird dan Silverbird.

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…