Nanas Segar RI Bakal Masuk Pasar China Mulai Tahun 2020

 

NERACA

Jakarta – Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita menyampaikan bahwa produk nanas segar asal Indonesia bersiap diri untuk masuk ke pasar China tahun depan, mengingat proses verifikasi oleh General Administration of Custom China (GACC) diupayakan selesai tahun ini. “Nanas segera akan diverifikasi, sebentar lagi masuk,” kata Mendag Enggartiasto ditemui usai menggelar pertemuan dengan para pengusaha Indonesia di Shanghai, China, persis seperti disalin dari Antara di Jakarta.

Salah satu perusahaan yang menyatakan kesiapan untuk mengekspor nanas segar ke China yakni Great Giant Foods (GGF), di mana perusahaan ini memiliki perkebunan nanas di Lampung.

Sales Manager-Asi Pacific Middle East Region GGF Ian Pangkawira menyampaikan bahwa perusahaan telah mempelajari teknologi logistik untuk mengirimkan nanas segar ke berbagai negara.

“Dari sisi kebun sudah siap, beberapa tahun ini kami sudah pelajari teknologi secara logistik untuk mengirimkan nanas ke negara-negara Asia, termasuk Timur Tengah dan Jepang,” ujar Ian.

Menurut dia, dengan dibukanya izin ekspor nanas segar ke China, PT Great Giant Foods sangat optimistis bisa mendapatkan pangsa pasar untuk buah-buahan segar, khususnya nanas di negeri tirai bambu.

Great Giant Foods membidik ekspor nanas segar asal Indonesia sebesar 50 juta dolar AS pada tahun pertama, yang rencananya dimulai tahun depan. “Seperti yang disampaikan Pak Mendag, izin dan verifikasinya kemungkinan selesai akhir tahun, jadi kami mulai ekspor tahun depan,” ungkapnya.

Ian menambahkan selama ini Great Giant Foods telah mengekspor 600-800 kontainer nanas kalengan ke China per tahun dari seluruh kapasitas produksi 13.500 kontainer. Diharapkan, produk nanas segar asal Indonesia dapat diterima sama baiknya dengan nanas kaleng. “Kuantitasnya tergantung kebutuhan untuk nanas kalengan. Kami berharap nanas segar juga dapat diterima oleh masyarakat China,” ujar Ian.

Duta Besar RI untuk China dan Mongolia Djauhari Oratmangun berupaya mendukung peningkatan ekspor dan investasi dengan melancarkan beberapa strategi, salah satunya membina hubungan dengan pelaku bisnis di negeri tirai bambu.

“Pertama kita harus membina hubungan dengan para pejabat pemerintah yang terkait akses pasar, kemudian dengan pelaku-pelaku bisnis, khususnya untuk importir produk Indonesia,” kata Djauhari kepada Antara di Shanghai.

Mengingat importir di China tersebar di berbagai daerah, maka Djauhari ‘blusukan’ untuk mendatanganinya. “Strateginya kita harus datangi mereka, misalnya di Shanghai, Guangzhou, Xiamen, Tianjin,” ujar Djauhari.

Tidak hanya itu, Djauhari juga kerap mempertemukan eksportir asal Indonesia dengan importir China untuk membuka peluang bisnis yang memungkinkan, sehingga terjadi peningkatan kerja sama perdagangan.

KBRI juga seringkali memfasilitasi para asosiasi di China untuk melakukan pertemuan bisnis dengan asosiasi asal Indonesia. Menurut Djauhari, yang tidak kalah penting adalah perlunya memahami aturan perdagangan yang diberlakukan di China.

“Kita juga harus tahu persis kesukaan di sinu apa terhadap produk-produk asal Indonesia, di mana yang paling banyak diekspor ke sini yaitu batubara, minyak sawit, elektronika,” kata Djauhari.

Terakhir, Djauhari manfaatkan platform digital di China untuk mempromosikan produk-produk Indonesia. “Tahun lalu kita masukan produk kita di Alibaba, Tmall, ada juga JD.com, itu untuk mendapatkan branding, karena dengan branding, penjualan di offline akan jauh lebih meningkat,” tukas Djauhari.

Dengan demikian, diharapkan para pelaku usaha di China dapat semakin mengenal produk-produk maupun peluang bisnis di Indonesia, yang pada Akhirnya mampu meningkatkan ekspor dan investasi.

Tahun lalu, Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian tengah menyasar pasar ekspor untuk buah nanas dan buah naga ke Tiongkok mengingat ada permintaan cukup besar pada komoditas tersebut.

Dalam pelepasan ekspor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kepala Badan Karantina Pertanian, Banun Harpini, mengatakan Indonesia bisa memanfaatkan peluang mengeskpor kedua buah-buahan tersebut apalagi Tiongkok tidak menetapkan kuota impor mereka. "Kami sedang mendampingi para eksportir untuk ekspor buah naga dan nanas ke Tiongkok karena ada permintaan cukup besar dan ekspor ini tanpa kuota," kata Banun.

Ia menjelaskan Tiongkok meminta agar Indonesia menambah segmentasi pasar ekspor sebesar 10 persen, khususnya pada produk pertanian dan pangan.

BERITA TERKAIT

Di Pameran Seafood Amerika, Potensi Perdagangan Capai USD58,47 Juta

NERACA Jakarta –Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil membawa produk perikanan Indonesia bersinar di ajang Seafood Expo North America (SENA)…

Jelang HBKN, Jaga Stabilitas Harga dan Pasokan Bapok

NERACA Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait dalam  menjaga stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan…

Sistem Keamanan Pangan Segar Daerah Dioptimalkan

NERACA Makassar – Badan Pangan Nasional/National Food Agency (Bapanas/NFA) telah menerbitkan Perbadan Nomor 12 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Di Pameran Seafood Amerika, Potensi Perdagangan Capai USD58,47 Juta

NERACA Jakarta –Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil membawa produk perikanan Indonesia bersinar di ajang Seafood Expo North America (SENA)…

Jelang HBKN, Jaga Stabilitas Harga dan Pasokan Bapok

NERACA Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait dalam  menjaga stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan…

Sistem Keamanan Pangan Segar Daerah Dioptimalkan

NERACA Makassar – Badan Pangan Nasional/National Food Agency (Bapanas/NFA) telah menerbitkan Perbadan Nomor 12 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan…