IMF Desak Negara-negara Hindari Kebijakan Perdagangan Terdistorsi

 

 

NERACA

 

Jakarta - Ketegangan perdagangan sejauh ini tidak secara signifikan mempengaruhi ketidakseimbangan neraca berjalan global, tetapi membebani investasi dan pertumbuhan global, Kepala Ekonom Dana Moneter Internasional (IMF) Gita Gopinathmengatakan Rabu (17/7), dan mendesak semua negara untuk menghindari kebijakan yang mendistorsi perdagangan.

"Tindakan perdagangan bilateral baru-baru ini tidak memiliki dampak nyata pada ketidakseimbangan global karena ketidakseimbangan eksternal mencerminkan kebijakan makro yang mempengaruhi agregat tabungan dan investasi," kata Gita Gopinath pada konferensi pers tentang Laporan Sektor Eksternal yang baru dirilis IMF, penilaian tahunan atas mata uang serta surplus eksternal dan defisit ekonomi-ekonomi utama.

Ekonom menyoroti dampak dari ketegangan perdagangan, mencatat bahwa tarif-tarif yang lebih tinggi telah dikaitkan dengan kenaikan harga untuk konsumen dan telah membebani investasi perdagangan dan pertumbuhan global, mengikis kepercayaan, dan mengganggu rantai pasokan global. "Sangat penting bahwa semua negara menghindari kebijakan yang mendistorsi perdagangan," kata Gopinath.

Menyusul krisis keuangan global, surplus dan defisit transaksi berjalan secara keseluruhan turun tajam dari sekitar 6,0 persen dari PDB global pada 2007 menjadi sekitar 3,5 persen pada 2013. Sejak itu, ketidakseimbangan neraca berjalan global telah sedikit menurun hingga 3,0 persen dari PDB dunia pada 2018, laporan menunjukkan.

Negara-negara dengan defisit neraca berjalan berlebih, seperti Inggris dan Amerika Serikat, harus mengadopsi atau melanjutkan dengan konsolidasi fiskal yang ramah pertumbuhan, sementara negara-negara dengan surplus neraca berjalan berlebih, seperti Jerman dan Korea Selatan, harus menggunakan ruang fiskal untuk meningkatkan investasi infrastruktur publik dan pertumbuhan potensial, kata Gopinath.

Kepala Ekonom IMF itumengatakan baik negara defisit maupun surplus harus fokus pada penanganan sumber makro dan struktural yang mendasari ketidakseimbangan alih-alih menggunakan tindakan perdagangan yang terdistorsi, menyerukan "kebijakan struktural yang dirancang dan diurutkan secara hati-hati." "Negara-negara harus bekerja bersama untuk menghidupkan kembali upaya liberalisasi dan memperkuat sistem perdagangan multilateral berbasis aturan yang telah melayani ekonomi global dengan baik selama 75 tahun terakhir," kata Gopinath.

 

BERITA TERKAIT

CIMB Niaga Permudah Donasi Lewat Octo Mobile

CIMB Niaga Permudah Donasi Lewat Octo Mobile  NERACA Jakarta - PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) menjalin kerja sama…

Bank Muamalat Jadi Bank Penyalur Gaji untuk RS Haji Jakarta

Bank Muamalat Jadi Bank Penyalur Gaji untuk RS Haji Jakarta  NERACA Jakarta - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk ditunjuk sebagai…

Great Eastern Life dan SOS Children's Villages Luncurkan Program Great Collaboration 2024 - Tingkatkan Literasi Keuangan

Tingkatkan Literasi Keuangan Great Eastern Life dan SOS Children's Villages Luncurkan Program Great Collaboration 2024 NERACA Jakarta - Komitmen untuk…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

CIMB Niaga Permudah Donasi Lewat Octo Mobile

CIMB Niaga Permudah Donasi Lewat Octo Mobile  NERACA Jakarta - PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) menjalin kerja sama…

Bank Muamalat Jadi Bank Penyalur Gaji untuk RS Haji Jakarta

Bank Muamalat Jadi Bank Penyalur Gaji untuk RS Haji Jakarta  NERACA Jakarta - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk ditunjuk sebagai…

Great Eastern Life dan SOS Children's Villages Luncurkan Program Great Collaboration 2024 - Tingkatkan Literasi Keuangan

Tingkatkan Literasi Keuangan Great Eastern Life dan SOS Children's Villages Luncurkan Program Great Collaboration 2024 NERACA Jakarta - Komitmen untuk…