Logindo Catatkan Utang US$ 106,98 Juta

NERACA

Jakarta – Emiten pelayaran, PT Logindo Samudramakmur Tbk (LEAD) mencatatkan utang dalam bentuk valuta asing (valas) hingga 30 Juni 2019 sebesar US$ 106,98 juta, € 29.520 dan S$ 46.310,”Sehubungan dengan surat edaran Bapepam serta surat edaran ketua Bapepam, dengan ini kami sampaikan laporan data utang yang berakhir pada 30 Juni 2019,"kata Presiden Direktur LEAD, Eddy Kurniawan Logam dalam siaran persnya di Jakarta, Rabu (10/7). 

Dari sejumlah utang tersebut, sebanyak US$ 10,29 juta dari total utang dalam bentuk dollar AS jatuh tempo pada tahun ini. Demikian juga untuk utang € 29.520 dan S$ 46.310 jatuh tempo pada tahun ini. Sisanya, sebanyak US$ 44,74 juta jatuh tempo pada tahun depan, sebanyak US$ 6,68 juta jatuh tempo pada tahun 2021. Untuk utang yang jatuh tempo lebih dari tahun 2021 sebanyak US$ 45,27 juta. 

LEAD berencana akan melakukan pembayaran tersebut pada bulan ini sebanyak US$ 6,39 juta, EUR 29.520 dan US$ 46.310. Dengan demikian, utang LEAD dalam bentuk euro dan dollar Singapura akan dilunasi seluruhnya pada bulan ini. Terkait dengan utang dalam bentuk dollar AS yang belum rampung, LEAD berencana melunasi sebanyak US$ 3,89 juta pada semester II-2019

Adapun, pada kuartal I-2019 LEAD membukukan kerugian sebesar US$ 3,69 juta. Kerugian tersebut turun 9,77% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencatatkan rugi US$ 4,09 juta. Tahun ini, perusahaan menargetkan utilisasi kapal dapat mencapai 70%. Dalam 3 tahun terakhir, perseroan fokus meningkatkan operasional kapal-kapal yang dimiliki.

Sekretaris Perusahaan Logindo Samudramakmur, Adrianus Iskandar pernah bilang, perseroan menggenjot utilisasi kapal untuk meningkatkan pemasukan, melalui keterlibatan pada tender-tender yang berjalan. Disampaikannya, perseroan akan fokus mengoperasionalkan armada sehingga belum berencana menambah kapal. Untuk tahun ini, perseroan mempersiapkan belanja modal hanya untuk perawatan kapal atau docking yaitu sebesar US$2 juta.

Meski lebih optimistis dengan iklim usaha pada 2019, Adrianus menyampaikan sektor support vessel pengangkutan migas seperti yang ditekuni perseroan menghadapi tantangan yaitu persaingan yang cukup ketat. Hal tersebut membuat harga sewa kapal masih tertekan meski permintaannya meningkat.“Oleh karena itu untuk kontrak dengan kapal-kapal baru juga masih sulit,” ungkap Adrianus.

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…