Kanker Paru Bisa Menyerang juga Non-perokok

Meski kerap diasosiasikan dengan penggunaan nikotin, namun kanker paru tak hanya menyerang para perokok. Salah satunya terjadi pada Kepala Pusat Data Informasi dan Humas (Kapusdatin) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho. Sutopo didiagnosis menderita kanker paru sejak Januari 2018. Perlu diketahui, pria yang getol memberikan informasi kebencanaan untuk masyarakat itu bukan seorang perokok. Akibat kanker paru yang dideritanya, Sutopo mengembuskan napas terakhir di Guangzhou, China, Minggu (7/7) dini hari dikutip dari CNN Indonesia.com.

Kanker paru adalah salah satu jenis kanker yang paling umum. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat sebanyak 2,09 juta kasus kanker paru terjadi di dunia pada 2018. Tak selamanya kanker paru terjadi pada seorang perokok. Mengutip Very Well Health, sekitar 10-15 persen kanker paru terjadi pada orang bukan perokok. Sebanyak 50 persen lainnya terjadi pada mantan perokok.

Meski bernama sama, namun kanker paru pada seseorang bukan perokok berbeda dalam banyak hal. Adenokarsima adalah jenis kanker yang menyerang paru-paru pada orang bukan perokok. Kanker ini tumbuh di luar paru-paru dan dapat hadir dalam waktu yang lama, bahkan sebelum gejala muncul.

Sesak napas dan rasa mudah lelah hanyalah sebagian dari deretan gejala kanker paru pada non-perokok. Nyeri tulang yang menjalar juga menggambarkan penyebaran kanker ke bagian lain tubuh. Kanker paru pada non-perokok kerap didiagnosis pada stadium akhir. Sebagaimana Sutopo mendapatkan diagnosis kanker paru stadium empat.

Beberapa hal memicu tumbuhnya sel kanker pada paru seseorang bukan perokok. Paparan gas radon adalah salah satunya. Radon merupakan gas radioaktif yang dihasilkan dari pembusukan uranium, thorium, dan radiom dalam batuan dan tanah.

National Cancer Institute menyebut, kadar radon akan lebih tinggi pada rumah yang terisolasi dan tak memiliki ventilasi yang baik. "Basement dan lantai pertama rumah umumnya mengandung radon karena paling dekat dengan tanah," tulis NCI pada situs resminya.

Paparan asbes dan status perokok pasif juga disebut sebanyak penyebab muncul kanker paru. Selain itu, kanker paru pada non-perokok juga bisa terjadi akibat faktor genetik.Memeriksa kadar radon dan menghindari asap rokok adalah cara yang bisa dilakukan untuk menghindari kanker paru. Praktik diet seperti olahraga dengan intensitas menengah secara rutin juga disebut mampu menekan risiko kanker paru.

Sekedar informasi Pria kelahiran Boyolali tersebut kerap menginformasikan kabar soal pengobatan yang dijalaninya itu melalui media sosial seperti instagran dan Twitter miliknya.

Pada unggahan di instagramnya 16 Februari 2018 lalu, Sutopo menyebutkan kalau dirinya menjadi perokok pasif yang menyebabkan kanker paru-paru bersarang di badannya.

Semakin hari, badan Sutopo semakin kurus. Wajahnya tampak pucat. Dalam kondisi sakit itu dia berusaha semaksimal mungkin memberikan informasi kepada masyarakat soal bencana. Berlalu melawan sakitnya, Sutopo pun harus kehilangan berat badannya sebanyak 20 kilogram. Dia tercatat sudah delapan kali kemoterapi sebelum memutuskan berangkat ke Guangzhou.

Beberapa kali dalam kesempatan konferensi pers, terlihat badan Sutopo yang sedikit miring ketika berdiri. Pada 22 Februari 2019, akibat penyakitnya Sutopo mengakui mengalami skoliosis pada tulang belakangnya. Semakin hari tulang belakangnya semakin bengkok. Untuk menahan semakin bengkok dan antisipasi patah tulang itu pun dia harus menggunakan korset setiap hari.

Sutopo menyebutkan bengkok tulangnya akibat dorongan dari massa kanker. Akibatnya dia mengalami nyeri dan sulit tidur. Hal itu pun mengakibatkan kegelisahan pada hatinya.

BERITA TERKAIT

Vina Panduwinata Gandeng Brand Lokal Melawan Diabetes

Kasus diabetes di Indonesia kini kian jadi masalah serius. Menurut International Diabetes Federation (IDF), jumlah penderita diabetes di Indonesia mencapai…

Agar Stamina Terjaga Saat Puasa - Penting Pahami Pola Nutrisi Sehat Saat Sahur dan Berbuka

Konsumsi masyarakat saat puasa Ramadan menjadi dua kali lipat, maka penting bagi masyarakat untuk menjaga stamina dengan apa yang dikonsumsi.…

Garmin Rayakan Hari Perempuan - Kampanyekan Jiwa Raga Bugar Lewat Run Like A Girl

Dalam rangka merayakan International Women’s Day 2024, pemimpin smartwatch GPS multisport yang inovatif, Garmin menyelenggarakan perayaan meriah di Indonesia pada…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Vina Panduwinata Gandeng Brand Lokal Melawan Diabetes

Kasus diabetes di Indonesia kini kian jadi masalah serius. Menurut International Diabetes Federation (IDF), jumlah penderita diabetes di Indonesia mencapai…

Agar Stamina Terjaga Saat Puasa - Penting Pahami Pola Nutrisi Sehat Saat Sahur dan Berbuka

Konsumsi masyarakat saat puasa Ramadan menjadi dua kali lipat, maka penting bagi masyarakat untuk menjaga stamina dengan apa yang dikonsumsi.…

Garmin Rayakan Hari Perempuan - Kampanyekan Jiwa Raga Bugar Lewat Run Like A Girl

Dalam rangka merayakan International Women’s Day 2024, pemimpin smartwatch GPS multisport yang inovatif, Garmin menyelenggarakan perayaan meriah di Indonesia pada…