Penyaluran Kredit Perbankan di Sumsel Mayoritas ke Sektor Produktif

Penyaluran Kredit Perbankan di Sumsel Mayoritas ke Sektor Produktif

NERACA

Palembang - Penyaluran kredit perbankan di Sumatera Selatan (Sumsel) mayoritas ke sektor produktif meski daerah tersebut sedang dihadapkan pada pelemahan ekonomi karena anjloknya harga komoditas perkebunan dan pertambangan.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan Regional VIII Sumatera Bagian Selatan Panca Hadi Suryatno di Palembang, Selasa (25/6), mengatakan berdasarkan data OJK per April diketahui sebanyak 30,29 persen mengalir ke sektor perdagangan besar dan eceran, kemudian disusul kontruksi 24,64 persen.

Kredit konsumsi justru berada pada urutan ketiga yakni kredit kepemilikan rumah 12,62 persen, disusul pertanian dan perkebunan 10,81 persen, sektor produktif lainnya 8,93 persen, industri pengolahan 3,62 persen dan penambangan serta penggalian 1,56 persen.

“OJK sangat mengapresiasi perbankan di Sumsel yang lebih besar menyalurkan kreditnya ke sektor produktif. Seperti diketahui, sektor ini memiliki mulifier efek,” kata dia dalam paparannya di acara Media Sharing Information OJK 2019 di Kantor OJK Palembang.

Ia mengatakan sektor produktif ini diharapkan dapat mengerakkan pertumbuhan ekonomi di Sumsel karena setelah perhelatan Asian Games 2018, praktis tidak ada lagi faktor pemicu yang cukup signifikan.

Pertumbuhan ekonomi Sumsel diketahui mengalami penurunan pada triwulan I 2019 jika dibandingkan triwulan IV 2018 yakni dari 6,04 persen menjadi 5,68 persen.“Secara umum, pertumbuhan ekonomi Sumsel sudah bagus selalu dikisaran 5-6 persen, tapi masih ada gap jika dibandingkan realisasi kreditnya, seharusnya bisa lebih baik lagi,” kata dia.

Berdasarkan data OJK semester I 2019, performa perbankan di Sumsel tidak terlalu buruk meski terjadi penurunan jika dibandingkan 2018.

Total asset per April 2019 tumbuh 5,88 persen (yoy) dari Rp90,91 menjadi Rp96,25 persen, kredit tumbuh 4,21 persen dari Rp79,91 triliun menjadi Rp83,27 triliun. Pertumbuhan aset dan kredit ini di bawah angka pertumbuhan nasional 9,07 persen dan 9,94 persen. Sedangkan untuk Dana Pihak Ketiga mengalami pertumbuhan 6,49 persen dari Rp77,77 triliun menjadi Rp82,81 triliun atau masih di bawah angka pertumbuhan nasional 6,66 persen. Ant

 

 

BERITA TERKAIT

Modal Pinjam PNM Mekaar, Dewi Lambungkan Bisnis Minuman Kesehatan

NERACA Jakarta – Tidak sedikit masyarakat kita yang masih kebingungan mendapatkan modal usaha. Mereka pernah mendengar ada pinjol, KUR, berbagai…

Studi Populix: Ritel Offline dan Online Akomodasi Preferensi Belanja Konsumen Indonesia yang Beragam

NERACA Jakarta - Berbelanja sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia yang tak terpisahkan dalam keseharian. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, sektor perdagangan…

BAZNAS Bersama TNI AU Berhasil Terjunkan Bantuan untuk Palestina dari Udara

NERACA Jakarta - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) bekerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) berhasil menerjunkan bantuan kemanusiaan untuk…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

Modal Pinjam PNM Mekaar, Dewi Lambungkan Bisnis Minuman Kesehatan

NERACA Jakarta – Tidak sedikit masyarakat kita yang masih kebingungan mendapatkan modal usaha. Mereka pernah mendengar ada pinjol, KUR, berbagai…

Studi Populix: Ritel Offline dan Online Akomodasi Preferensi Belanja Konsumen Indonesia yang Beragam

NERACA Jakarta - Berbelanja sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia yang tak terpisahkan dalam keseharian. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, sektor perdagangan…

BAZNAS Bersama TNI AU Berhasil Terjunkan Bantuan untuk Palestina dari Udara

NERACA Jakarta - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) bekerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) berhasil menerjunkan bantuan kemanusiaan untuk…