Perlu Harmonisasi Kearifan Lokal dan Ilmu Pengetahuan

Perlu Harmonisasi Kearifan Lokal dan Ilmu Pengetahuan

NERACA

Jakarta - Peneliti pada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengatakan perlu ada harmonisasi kearifan lokal dan ilmu pengetahuan untuk berkontribusi pada pengelolaan lahan gambut yang berkelanjutan.

"Ada beberapa hambatan untuk menerapkan kemajuan ilmiah, seperti budaya, akses pasar, kurangnya kapasitas komunitas lokal, preferensi yang berbeda, biaya dan penerapan yang tidak praktis untuk lingkungan tertentu," kata peneliti bidang hukum lingkungan dari Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan LIPI Laely Nurhidayah di Jakarta, Selasa (18/6).

Hal itu disampaikan Laely dalam lokakarya Kearifan Lokal dan Ilmu Pengetahuan: Kontribusi terhadap Pengelolaan Lahan Gambut yang Berkelanjutan.

Dia mengatakan salah satu tantangan yang dihadapi adalah sulitnya penerapan hasil ilmu pengetahuan untuk kepentingan pengelolaan lahan pertanian dan pemanfaatan lahan bagi komunitas lokal."Komunitas lokal ini menanam tanaman yang tidak sesuai dengan prinsip pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan," ujar dia.

Selain itu, banyak proyek paludikultur masih dalam tahap uji coba, sementara tantangan utama dalam meningkatkan dan mempercepat pengembangan paludikultur. Paludikultur adalah budidaya tanaman tanpa drainase pada lahan gambut yang basah. Selain itu, cetak sawah di beberapa lokasi tidak benar-benar berhasil dalam 1-2 tahun.

Laely menjelaskan di Kalimantan Tengah, masyarakat lokal cenderung memilih untuk menggunakan varietas padi lokal, daripada varietas padi baru yang dipromosikan pemerintah. Padahal, varietas yang baru ini lebih ramah lingkungan."Mereka lebih menyukai rasa varietas padi lokal daripada yang baru," ujar dia.

Varietas padi baru memiliki jangka pendek untuk panen hanya tiga bulan, tetapi lebih mahal dan membutuhkan pemeliharaan intensif daripada varietas padi lokal yang panen 6-8 bulan.

Kemudian, masyarakat lokal juga belum familiar dengan penggunaan traktor tangan. Karena bagi mereka, harga bahan bakar untuk mengoperasikan traktor itu jauh lebih mahal dari pada melakukan secara manual atau tradisional.

Pengenalan traktor tangan untuk masyarakat lokal sangat lambat dan sulit untuk dilaksanakan karena lebih mahal untuk membeli bensin daripada melakukannya secara manual. Latar belakang pendidikan yang rendah juga merupakan faktor karena lebih sulit untuk melatih orang untuk menggunakan teknologi tanpa pendidikan yang memadai.

Profesor Shawkat Alam dari Sekolah Hukum Universitas Macquarie dari Australia mengatakan harus segera mengatasi jurang antara ilmu pengetahuan dan kearifan lokal sehingga ke depan yang harus dilakukan adalah adanya adaptasi dan harmonisasi agar kearifan lokal dan ilmu pengetahuan dapat sejalan mengakomodir praktik dan inovasi yang ramah lingkungan sekaligus meningkatkan mata pencaharian komunitas lokal. Ant

 

 

BERITA TERKAIT

Aiptu Supriyanto Cerminan Polisi Jujur Berintegritas

NERACA Jakarta - Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarto menyebut tindakan Aiptu Supriyanto mengembalikan uang temuan milik pemudik yang…

RI Bisa Jadi Penengah Konflik Iran-Israel

NERACA Yogyakarta - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof Al Makin memandang Indonesia berpeluang menjadi mediator atau…

Ruang Siber Telah Menjadi Medan Perang Modern

NERACA Semarang - Pakar keamanan siber Dr. Pratama Persadha mengatakan bahwa ruang siber telah menjadi medan perang modern yang memperlihatkan…

BERITA LAINNYA DI

Aiptu Supriyanto Cerminan Polisi Jujur Berintegritas

NERACA Jakarta - Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarto menyebut tindakan Aiptu Supriyanto mengembalikan uang temuan milik pemudik yang…

RI Bisa Jadi Penengah Konflik Iran-Israel

NERACA Yogyakarta - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof Al Makin memandang Indonesia berpeluang menjadi mediator atau…

Ruang Siber Telah Menjadi Medan Perang Modern

NERACA Semarang - Pakar keamanan siber Dr. Pratama Persadha mengatakan bahwa ruang siber telah menjadi medan perang modern yang memperlihatkan…