Tawarkan IPO Rp 396-525 Persaham - Hensel Davest Tambah 300 Ribu Agen Baru

NERACA

Jakarta – Dalam rangka penetrasi pasar, khususnya mengoptimalkan pasar di Timur Indonesia, PT Hensel Davest Indonesia Tbk sebagai perusahaan financial technology (finctech) menawarkan saham perdana ke publik atau initial publik offering (IPO). Perseroan menawarkan saham perdana di kisaran Rp 396-Rp 525 per lembar saham.

Kata Direktur Utama PT Hensel Davest Indonesia Tbk, Hendra David, nantinya dana hasil IPO sebagian besar atau sekitar 65% akan digunakan untuk peningkatan modal kerja untuk mengakuisisi marchant berupa warung usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). “Dana akuisisi yang dialokasikan sebesar Rp 200 miliar,”ujarnya di Jakarta, Selasa (18/6).

Sementara sisanya sekitar 10% untuk investasi meningkatkan teknologi komunikasi informasi, serta pengembangan SDM perusahaan dan sekitar 25% akan digunakan untuk pembelian bangunan untuk operasional perusahaan. Disampaikannya, tahun ini perseroan membidik pendapatan sebesar Rp 10 triliun dan laba bersih sebesar Rp 23 miliar. Maka untuk memenuhi target tersebut, perseroan akan perluas jaringan agen baru dari saat ini  150 ribu agen menjadi 300 ribu angen tahun ini atau meningkat 100%.

Perseroan menyakini, pasar timur Indonesia masih sangat prosepek dan apalagi belum banyak perusahaan fintech di sana di tambah lagi tingkat literasi keuangan di sana masih rendah. Selain itu, produk yang dirilis perseroan juga sangat variatif sesuai kebutuhan pasar. Berangkat dari hal tersebut, lanjut Hendra David, perseroan menyakini target  bisnis tahun ini bisa tercapai. Kemudian guna menggenjot bisnisnya, perseroan tahun ini berencana merilis produk baru pear to pear landing. “Saat ini produk tersebut sedang menunggu izin dari Otoritas Jasa Keuangan dan diharapkan bisa keluar tahun ini,”ungkapnya.

PT Hensel Davest Indonesia Tbk (HDI) merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pengembangan aplikasi perdagangan melalui internet serta pendistribusian produk digital. HDI mengklaim menjadi bisnis fintech pertama yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perseroan pada aksi korporasi tersebut, melepas saham ke publik sebanyak 381 juta lembar saham atau sebesar 25% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum saham perdana.

Didirikan sejak 2013, sebagai perusahaan yang memproses transaksi multi-biller. Dimulai dari pulsa elektrik kemudian mengembangkan usaha ke prepaid listrik dan biller lainnya seperti BPJS dan PDAM. Berfokus pada B2B hingga di tahun 2015 meluncurkan aplikasi Davestpay untuk menyasar segmen B2C. Perseroan menyebutkan, saat ini aplikasi Davestpay memiliki 150 ribu user dan memiliki lebih dari 150 ribu jaringan agen yang tersebar di seluruh Indonesia dan memproses lebih dari 600 ribu transaksi dari ratusan produk per harinya.

Perseroan mencatat hingga 12 Juni 2019, berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 4,1 triliun dan laba bersih Rp 8,3 miliar.

 

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…