BEI Delisting Pencatatan Efek SIAP di Pasar

NERACA

Jakarta – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin menghapus pencatatan efek saham milik PT Sekawan Intipratama Tbk (SIAP) di pasar modal per 17 Juni 2019. Dalam penjelasannya, BEI mengungkapkan penghapusan atau delisting saham SIAP adalah merujuk pada Peraturan Bursa Nomor I-I tentang Penghapusan Pencatatan (Delisting) dan Pencatatan Kembali (Relisting) saham di bursa.

Dimana bursa menghapus saham perusahaan tercatat apabila perusahaan tersebut mengalami kondisi atau peristiwa yang secara signifikan berpengaruh negatif terhadap kelangsungan usaha perusahaan tercatat, baik secara finansial atau secara hukum, atau terhadap kelangsungan status perusahaan tercatat sebagai perusahaan terbuka dan perusahaan tercatat tidak dapat menunjukkan indikasi pemulihan yang memadai (Butir III.3.1.1)

Selanjutnya, saham perusahaan tercatat yang akibat suspensi di pasar reguler dan pasar tunai, hanya diperdagangkan di pasar negosiasi sekurang-kurangnya selama 24 bulan terakhir. Maka sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka bursa memutuskan penghapusan pencatatan efek PT Sekawan Intipratama Tbk dari Bursa Efek Indonesia efektif sejak tanggal 16 Juni 2019.

Dengan demikian, SIAP tidak lagi memiliki kewajiban sebagai perusahaan tercatat dan BEI akan menghapus nama perseroan dari daftar perusahaan tercatat di bursa. Selanjutnya, apabila perseroan kembali ingin mencatatkan sahamnya di BEI, proses pencatatan saham dapat dilakukan megacu pada ketentuan yang berlaku.

Sebagai informasi, saham SIAP sudah disuspensi sejak 2015 hingga saat ini. Pihak management perseroan pun berharap pihak BEI bisa kembali memperdagangkan saham SIAP seiring dengan persetujuan Rencana Kerja Anggaran dan Biaya (RKAB) yang telah diserahkan. Pihak perseroan sendiri mengklaim telah memberikan seluruh keterbukaan informasi kepada BEI perihal rencana dan aksi yang telah dilakukan oleh SIAP.

Hingga saat ini, perseroan berfokus dalam penyelesaian infrastruktur jika tahapan produksi batu bara sudah bisa dilakukan paska perizinan diluncurkan oleh pemerintah. Namun berdasarkan laporan yang disampaikan perseroan, target produksi untuk periode Desember 2018 sampai dengan Januari 2019 tidak terpenuhi. Perihal itu, SIAP menjelaskan bahwa ada kendala pada pengadaan tambahan alat produksi sehingga tidak dapat mencapai target yang ditetapkan.

Corporate Secretary SIAP, Kusminarsih Suhadi pernah bilang, saat ini peralatan yang dioperasikan oleh SIAP untuk kegiatan produksi hanya satu fleet. Diakuinya pula, SIAP sedang mengusahakan untuk dapat menambah peralatan dua hingga tiga fleet lagi.”Buyer cukup memahami keterlambatan yang dialami oleh SIAP sehingga tidak ada kendala ataupun dispute yang terjadi antara SIAP dan buyer,” ujarnya.

Dia menambahkan, kedua pihak telah sepakat untuk memulai delivery coal pada bulan Maret mendatang. Dengan begitu, menurutnya, tidak ada perubahan esensi kontrak sehingga mekanisme adendum tidak diperlukan. “Diupayakan untuk sesegera mungkin mendapatkan penambahan alat dua atau tiga lagi shingga total alat yang dioperasikan minimal tiga fleet,”jelasnya.

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…