Ramadan, Demo, dan Dampaknya

 

Oleh: Nailul Huda, Peneliti

Centre of Innovation and Digital Economy INDEF

Ramadan merupakan bulan yang dinanti oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, tidak terkecuali bagi para pedagang pakaian. Sudah menjadi tradisi masyarakat di Indonesia, ketika di Hari Raya Idul Fitri masyarakat memakai pakaian terbaiknya untuk bersilaturahmi bersama keluarga ataupun tetangga. Hal tersebut merupakan kesempatan besar bagi para pedagang pakaian baik pedagang besar, grosiran, hingga eceran baik yang berjualan offline maupun online.

Mereka mendapatkan keberkahan di bulan suci umat Islam ini. Keuntungan mereka bisa meningkat berkali lipat karena permintaan pakaian yang selalu meningkat pada bulan Ramadan hingga mencapai lebaran. Aktivitas di pasar grosir seperti Tanah Abang akan meningkat tajam selama bulan Ramadan hingga mencapai puncaknya mendekati lebaran.

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada bulan-bulan Ramadan maupun lebaran selalu meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2018, IKK pada bulan Maret dan April berada di angka 121 dan 122. Namun pada bulan Mei dan Juni meningkat ke angka 125 dan 128. Begitu pula pada tahun 2017 dan nampaknya akan sama pada tahun ini. Hal yang sama juga terjadi pada Indeks Perdagangan Riil (IPR) yang meningkat pada periode Ramadan dan lebaran.

Walaupun IKK dan IPR diperdiksi meningkat pada bulan Ramadan dan lebaran tahun ini, namun nampaknya keberkahan tahun ini akan berasa kurang bagi pedagang di pasar grosir Tanah Abang. Pasalnya adalah beberapa hari yang lalu, ada beberapa demo yang berakhir ricuh dan membuat kerusakan di pasar Tanah Abang. Akibatnya adalah aktivitas di pasar grosir pakaian terbesar se-Asia Tenggara tersebut harus terhenti untuk beberapa hari. Padahal seharusnya pada hari-hari tersebut tengah mencapai puncak keramaian orang berbelanja. Setidaknya beberapa penjual mengaku pada bulan Ramadan omzet penjualannya bisa meningkat hingga tiga kali lipat.

Tidak sampai pada pedagang di Tanah Abang, dampak dari adanya demo juga dirasakan oleh pedagang online. Alasannya, pemerintah menutup saluran koneksi ke beberapa media sosial untuk beberapa waktu. Padahal pedagang online sangat bergantung pada media sosial untuk menawarkan barangnya. Dengan adanya hambatan ini, mereka tidak dapat berjualan dengan lancar. Hal ini bisa membuat aktivitas ekonomi di media sosial berkurang secara drastis.

Adanya demo memang merupakan hak konstitusi masyarakat yang diatur oleh peraturan perundangan. Namun demikian, sudah seharusnya demo yang terjadi tidak merugikan masyarakat secara luas. Kita semua sadar bahwa bulan Ramadan adalah bulan yang dinanti oleh pedagang pakaian di pasar grosir Tanah Abang ataupun pedagang online karena hanya terjadi setahun sekali. Bukan hak pendemo untuk merenggut keberkahan bulan Ramadan para pedagang ini.

Maka dari itu, mumpung kita masih berada di bulan Ramadan, hendaknya kita bersabar dan memikirkan nasib orang lain yang mungkin saja dirugikan akibat kepentingan diri kita sendiri. Semoga keadaan semakin kondusif dan elite politik bisa sadar akan kerugian akibat ego mereka sendiri.

BERITA TERKAIT

Ekspor Nonmigas Primadona

Oleh: Zulkifli Hasan Menteri Perdagangan Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada periode Februari 2024 sebesar USD0,87 miliar. Surplus ini…

Jaga Kondusivitas, Tempuh Jalur Hukum

  Oleh: Rama Satria Pengamat Kebijakan Publik Situasi di masyarakat saat ini relatif kondusif pasca penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu)…

Perspektif UMKM di Ramadhan

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Memasuki pertengahan bulan suci Ramadhan seperti ini ada dua arus perspektif yang menjadi fenomena…

BERITA LAINNYA DI

Ekspor Nonmigas Primadona

Oleh: Zulkifli Hasan Menteri Perdagangan Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada periode Februari 2024 sebesar USD0,87 miliar. Surplus ini…

Jaga Kondusivitas, Tempuh Jalur Hukum

  Oleh: Rama Satria Pengamat Kebijakan Publik Situasi di masyarakat saat ini relatif kondusif pasca penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu)…

Perspektif UMKM di Ramadhan

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Memasuki pertengahan bulan suci Ramadhan seperti ini ada dua arus perspektif yang menjadi fenomena…