Saham Alfa Energi Masuk Pengawasan BEI

NERACA

Jakarta – Lantaran telah terjadi aktivitas saham di luar kebiasaan, perdagangan saham PT Alfa Energi Investama Tbk (FIRE) masuk dalam daftar unusual market activity (UMA) Bursa Efek Indonesia (BEI). Informasi tersebut disampaikan BEI dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan BEI, Irvan Susandy mengatakan, pihaknya sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham tersebut. Asal tahu saja, pada perdagangan hari ini harga saham FIRE sempat melonjak hingga level 14050. Padahal ketika perdagangan dibuka, harga saham emiten tersebut berada di level 11.775. Ketika berita ini ditulis, saham FIRE sudah melandai dan kembali membumi di level 12.700.

BEI meminta para investor untuk menantikan jawaban atas konfirmasi yang dilakukan oleh bursa. Selain itu BEI merekomendasikan agar para investor mengkaji kembali rencana aksi korporasi apabila rencana tersebut belum mendapat persetujuan RUPS. “Investor ada baiknya juga mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul sebelum melakukan keputusan investasi,” kata Irvan.

Sebelumnya dalam sepekan harga saham FIRE naik hingga 82,86%. Disebutkan, volume transaksi saham emiten ini pun luar biasa yakni sebesar 5, 09 juta saham dengan frekuensi perdagangan 664 kali. Sebagai informasi, tahun ini perseroan akan memacu pertumbuhan penjualan dalam negeri ketimbang pasar ekspor. Apalagi, pasar ekspor masih lesu ditengan sentimen global.

Disampaikannya, saat ini porsi penjualan batubara masih seimbang antara pasar domestik dan ekspor. Kemudian kebutuhan batubara untuk pasar domestik pada tahun ini diproyeksikan sebesar 114 juta ton, meningkat dibandingkan tahun 2018 yang sebesar 100 juta ton. Disebutkan, target market batubara Alfa Investasma adalah ke pembangkit listrik, baik milik Independent Power Producer (IPP) maupun milik Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Dari jumlah itu, 50% batubara berasal dari produksi anak usaha, sedangkan 50% lainnya berasal dari trading. Pada tahun ini, penjualan batubara Alfa Energi ditargetkan meningkat menjadi 1 juta ton, dengan produksi dari anak usaha diproyeksikan bisa mencapai 800.000 ton-900.000 ton. Produksi batubara Alfa energi sebagian besar masih merupakan kalori rendah dengan 4.200 GAR, sedangkan batubara dengan kalori 5.500 GAR hanya sekitar 100.000 ton. Seluruhnya, batubara kalori tinggi itu dijual ke pasar ekspor, yakni Korea Selatan, Jepang Taiwan dan juga Vietnam.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…