Meningkatkan Kompetensi E-Commerce SDM UMKM

 

Oleh :Untung Juanto ST.MM., Pemerhati produktivitas SDM

Electronic Commerce atau yang lebih di kenal e-commerce adalah proses pembelian, dan penjualan produk, jasa dan informasi melalui jaringan komputer yang merupakan bagian dari e-business. Cakupan e-business lebih luas, tidak hanya sekedar perniagaan tetapi mencakup juga mencakup pengelolaan mitra bisnis dan pelayanan nasabah. Selain teknologi jaringan, e-commerce juga memerlukan teknologi database, e-mail dan teknologi lainnya yang mencakup distribusi, penjualan, pembelian, marketing dan service dari sebuah produk yang dilakukan dalam sebuah system elektronika seperti internet atau bentuk jaringan komputer yang lain.

Perkembagan internet memberikan manfaat yang sangat besar bagi kelancaran proses kegiatan bisnis. Penerapan teknologi e-commerce merupakan salah satu faktor penting untuk menunjang keberhasilan penjualan suatu produk dari sebuah perusahaan. Kemajuan teknologi, komputer dan telekomunikasi sangat mendukung perkembangan teknologi internet sehingga pelaku bisnis tidak mengalami kesulitan dalam memperoleh informasi untuk menunjang aktivitas bisnisnya. Berbagai kemudahan dan fasilitas yang disediakan akibat peranan TI ini membuat bisnis online lebih disukai karena lebih efisien, hemat, dan cepat yang dirasakan baik oleh konsumen dan produsen.

Saat ini dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dan internet di indonesia, telah memiliki dampak yang besar terhadap perubahan bisnis. Yaitu mulai dari cara beriklan, cara jual beli, cara berinteraksi antar manusia, dan sebagainya. Indonesia merupakan pasar dengan pertumbuhan e-commerce yang menarik dari tahun ke tahun. Potensi besar industri e-commerce di Indonesia juga dipengaruhi oleh gaya belanja online, terutama oleh generasi milenial yang sangat suka mencari perbandingan harga, fitur, program promo dan kualitas produk di beberapa e-commerce sebelum memutuskan membeli sebuah barang.

Indonesia mencatat tingkat pertumbuhan ekonomi yang mengesankan selama satu dekade terakhir, rata-rata 5% per tahun. Indonesia telah membuat langkah besar dalam kemajuan sosial dan pengelolaan ekonomi. Indonesia adalah salah satu pengguna internet terbesar di dunia, mencapai 93,4 juta orang dan pengguna telepon pintar (smartphone) mencapai 71 juta orang. Dengan potensi yang begitu besar, pemerintah menargetkan bisa tercipta 1.000 technopreneurs dengan valuasi bisnis sebesar USD 10 miliar dengan nilai e-commerce mencapai USD 130 miliar pada tahun 2020.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2017, kontribusi UMKM terhadap ekonomi Indonesia dapat dikategorikan amat besar yakni 64,41 persen atau mencapai Rp 850 triliun per tahun pada produk domestik bruto (PDB). Dikutip dari KONTAN tanggal 5 Oktober 2018. Data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Badan Pusat Statistik, dan United Nation Population Fund, memprediksi jumlah pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia pada 2018 sebanyak 58,97 juta orang. Sedangkan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2018 diprediksi mencapai 265 juta jiwa. Banyak pelaku UMKM memanfaatkan platform market place utama di Tanah Air, seperti Blibli, Tokopedia, Lazada dan Bukalapak. Pemerintah terus mendorong upaya pemanfaatan dan optimalisasi pemanfaatan tekonologi digital bagi pelaku bisnis UMKM melalui berbagai kebijakan dan program dalam mengembangkan UMKM.

Pemanfaatan teknologi oleh UMKM di Indonesia masih tertinggal. Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam adalah kualitas sumber daya manusia pada pelaku bisnis UMKM. Dikutip dari Harian Ekonomi Neraca tanggl 19 Maret 2019. Pemanfaatan teknologi digital untuk bisnis UMKM, sudah menjadi sebuah keharusan. Sebab itu, upaya mendorong pelaku UMKM terus digencarkan. Hal ini pula yang saat ini diprioritaskan oleh pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo). Menurut Menkominfo Rudiantara, kementeriannya menargetkan pada akhir tahun 2019 sebanyak 8 juta UMKM telah bertransformasi berbasis aplikasi teknologi digital. Perlu kesiapan infrastruktur TIK sehingga membangun konektivitas yang berdampak kepada produktivitas pelaku bisnis startup, UMKM, dan UKM agar turut mendorong perekonomian bangsa.

Pembangunan infrastruktur TIK juga bertujuan membangun kualitas sumber daya manusia (SDM) di daerah 3T (Terluar, Terdepan, Tertinggal). Pemerintah melalui Kemenkominfo sedang dalam proses untuk membangun satelit Palapa Ring sebagai strategi untuk memberikan akses internet ke seluruh Indonesia. Diharapkan akhir tahun 2022 satelit tersebut sudah dapat beroperasi. Sampai saat ini, sudah ada 61.000 desa yang terhubung internet 4G dari keseluruhan 75.000 desa di Indonesia. Satelit Palapa Ring merupakan proyek infrastruktur telekomunikasi pembangunan serat optik di seluruh Indonesia sepanjang 36.000 kilometer. Palapa Ring terdiri dari tujuh lingkar kecil serat optik (untuk wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Papua, Sulawesi, dan Maluku) serta satu backhaul untuk menghubungkan semuanya.

Pertumbuhan e-wallet di Indonesia akan semakin besar, pada tahun 2018 sudah semakin banyak masyarakat yang menggunakan layanan yang disediakan oleh beberapa platform di Indonesia. Meningkatnya jumlah pengguna smartphone, tentunya akan mendorong meningkatnya pengguna e-wallet di Indonesia. Semakin banyak masyarakat yang berbelanja di e-commerce, semakin banyak pula mereka mendapatkan barang di hari yang sama setelah pembelian. Bahkan di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, dan lainnya, beberapa e-commerce sudah bekerjasama dengan jasa pengiriman agar barang yang di pesan bisa sampai pada hari yang sama juga.

Produk-produk asal Indonesia yang dijual di platform e-commerce masih di bawah 10% sehingga menjadi tantangan bersama agar membuat digital ekonomi dan e-commerce tidak hanya besar karena Indonesia sebatas sebagai market saja. Sektor e-commerce masih menjadi daya tarik bagi pemilik modal untuk menanamkan uangnya disektor tersebut. Apa lagi jumlah pengguna internet yang semakin bertambah setiap tahunnya, serta para penjual online pun semakin bertambah setiap tahunnya.

Masyarakat Indonesia telah menyadari bahwa belanja online sekarang lebih mudah, dibandingkan mereka harus belanja secara offline. Bahkan e-commerce saja tidak hanya menyediakan layanan berbelanja online, tetapi mereka pun memberi ruang khusus untuk pembayaran PPOB (payment point online bank). Sistem PPOB adalah sistem pembayaran berbagai kebutuhan masyarakat seperti listrik, BPJS, telepon, cicilan kendaraan, PDAM, serta pembayaran lainnya mereka lebih memilih untuk melakukannya secara online.

Perpaduan Internet of Things dan artificial intelligence akhirnya akan membuat rumah tangga lebih cerdas. Aktivitas belanja dapat diintegrasikan sepenuhnya ke dalam kehidupan sehari-hari secara lebih efisien.   Teknologi telah mengubah sektor ritel, kekuatan yang semula berada di tangan brand berpindah ke tangan konsumen. Konsumen saat ini memiliki akses ke berbagai informasi sehingga lebih banyak pilihan. Secara signifkan hal ini telah mengubah lanskap pasar, memungkinkan pesaing untuk tampil sebagai pemimpin baru.

Faktor pendorong di balik semua perubahan ini terletak pada perubahan perilaku konsumen. Bukti dari masyarakat lebih suka dalam berbelanja online adalah tutupnya beberapa retail offline di Indonesia. Salah satu retail besar yang sudah dikenal luas oleh masyarakat akhirnya harus menutup gerai-gerainya karena sepinya pengunjung, bahkan ada grup retail yang harus pailit. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) memprediksi akan banyak retail offline yang akan tutup, dan segera merubah format bisnis mereka sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat luas saat ini.

Pemerintah sudah menerbitkan Peraturan Presiden untuk mendorong perluasan dan peningkatan kegiatan ekonomi masyarakat di seluruh Indonesia secara efisien dan terkoneksi secara global. Peraturan e-commerce ini sekaligus dapat mendorong kreasi, inovasi, dan invensi kegiatan ekonomi baru di kalangan generasi muda dengan memberikan kepastian dan kemudahan, berusaha dalam memanfaatkan e-commerce dengan menyediakan arah dan panduan strategis untuk mempercepat pelaksanaan sistem perdagangan nasional berbasis elektronik. Kebijakan ini akan mengutamakan dan melindungi kepentingan nasional, khususnya terhadap UMKM serta pelaku usaha startup dan juga mengupayakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia UMKM.

 

 

BERITA TERKAIT

Bansos Pangan atau Beras oleh Bapanas dan Bulog Langgar UU Pangan dan UU Kesejahteraan Sosial?

  Oleh: Anthony Budiawan, Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies) Presiden Joko Widodo memutuskan perpanjangan pemberian Bantuan Sosial…

Pembangunan Papua Jadi Daya Tarik Investasi dan Ekonomi

  Oleh : Clara Anastasya Wompere, Pemerhati Ekonomi Pembangunan   Bumi Cenderawasih memang menjadi fokus pembangunan yang signifikan di era…

Pastikan Stabilitas Harga dan Stok Beras, Pemerintah Komitmen Ketahanan Pangan

  Oleh : Nesya Alisha, Pengamat Pangan Mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia sangat penting karena memiliki dampak besar pada stabilitas…

BERITA LAINNYA DI Opini

Bansos Pangan atau Beras oleh Bapanas dan Bulog Langgar UU Pangan dan UU Kesejahteraan Sosial?

  Oleh: Anthony Budiawan, Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies) Presiden Joko Widodo memutuskan perpanjangan pemberian Bantuan Sosial…

Pembangunan Papua Jadi Daya Tarik Investasi dan Ekonomi

  Oleh : Clara Anastasya Wompere, Pemerhati Ekonomi Pembangunan   Bumi Cenderawasih memang menjadi fokus pembangunan yang signifikan di era…

Pastikan Stabilitas Harga dan Stok Beras, Pemerintah Komitmen Ketahanan Pangan

  Oleh : Nesya Alisha, Pengamat Pangan Mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia sangat penting karena memiliki dampak besar pada stabilitas…