Pesta Demokrasi Aman dan Damai

Sedikitnya 195 juta warga telah melaksanakan kewajibannya memilih sekitar 245 ribu caleg dari seluruh tingkatan dan dua pasangan calon presiden dan wakil presiden. Adapun yang terpilih hanya 20.528 orang caleg dan sepasang calon presiden-wakil presiden. Bayangkan, selama tujuh bulan masa kampanye (23 September 2018-13 April 2019) bangsa Indonesia merasakan bagaimana ketatnya persaingan di lapangan.

Para caleg, calon presiden-wakil presiden, tim sukses, dan pendukung, penting untuk memantapkan jiwa ksatria: siap kalah dan siap menang. Sikap legawa seperti ini penting agar tak menggunakan segala cara: menabrak aturan, norma, dan etika. Ada yang menang dan ada yang tumbang. Itulah postulat pertandingan. Jika ada kecurangan, laporkan dan usut tuntas.

Bagi masyarakat yang telah menentukan pilihan, merupakan pilihan terbaik. Begitu pula yang semula masih galau (swing voters) dan belum menentukan pilihan (undecided voters), sekarang sudah merasa lega mendapatkan referensi terbaik bagi pilihannya. Pesta demokrasi rakyat yang berlangsung kemarin (17/4) berlangsung aman, tertib dan damai. Masyarakat hadir ikut sama-sama mengawasi TPS mulai dari pencoblosan hingga perhitungan suara sementara.

Para lembaga swadaya masyarakat dan pemantau (termasuk media massa), tajamkan mata, telinga, dan pena untuk mengawasi jalannya pemilihan. Suarakan kecurangan jika memang terjadi, tetapi juga tak pelit memberi apresiasi jika proses demokrasi berjalan mulus. Semuanya bertindak objektif.

Bagi penyelenggara pemilu, KPU dan Bawaslu, ini waktu terbaik untuk memenuhi segala kekurangan. Surat suara, TPS, seluruh petugas, hingga tingkat terbawah. Apalagi lonjakan pemilih pada pemilu kali ini terutama bisa dilihat dari antusiasme pemilih di luar negeri. Mereka bahkan rela mengantre panjang demi menunaikan hak suaranya. Sesuatu yang tak ditemui di pemilu sebelumnya. Karena itu, KPU-Bawaslu harus professional, siaga dan cepat antisipatif.

Penyelenggara Pemilu juga harus menghargai kedaulatan pemilih sebagaimana slogan Pemilu 2019 ‘pemilih berdaulat, negara kuat’. Bekerjalah dengan penuh totalitas sebagaimana para pelaksana pemilu di daerah-daerah terpencil yang telah bertaruh nyawa menyukseskan pemilu. Mereka yang menyeberangkan logistik pemilu melewati ngarai, sungai, laut, gunung, tembus hutan, dan medan sulit lainnya ke TPS tujuan, patut’dibalas’ oleh KPU dan Bawaslu dengan menghadirkan pesta demokrasi yang sehat dan berkualitas. Segalan potensi kekisruhan dan kecurangan harus disikapi dengan tegas dan tuntas. Jangan menunda-nunda, ngambang, apalagi mengeluarkan pernyataan yang seolah menyepelekan persoalan.

Khusus untuk PNS dan pegawai BUMN sudah membuktikan kemerdekaannya tanpa takut pada tekanan atasan. Begitupun dengan aparat TNI dan Polri, sudah menjalankan tugas pengamanan dengan professional dan menjunjung tinggi netralitas, sehingga rakyat merasa nyaman dan menciptakan suasana kondusif.

Kita berharap keputusan politik yang dieksekusi di TPS itu tak hanya menghasilkan beberapa partai yang kuat, yang membawa orang-orang berintegritas di DPR, tapi juga menghasilkan presiden yang mampu membuat Indonesia yang sekarang baik menjadi hebat. Sebab itu, berikan rakyat keleluasaan dan kejernihan.

Khusus Pilpres, usai pencoblosan, semua pertanyaan publik akan terjawab sudah. Siapa yang menjadi pemenangnya akan diketahui hasilnya. Sesuai hasil survei beberapa pollster dengan keunggulan petahana, atau mungkin seperti pilkada Jabar dan Jateng yang menunjukan keberimbangan, disparitas pemenang, dan kompetitor tak sebesar hasil polling.

Hasil pilpres nanti bisa saja menjadi sebuah akhir bagi petahana, dan awal yang baru bagi sebuah rezim baru periode 2019-2024. Atau mungkin saja terjadi Petahana ternyata tetap menjadi pemenang pilpres sekaligus memberikan harapan lebih baik dalam pembangunan Indonesia di masa mendatang.

Jadi, siapapun yang memenangkan pilpres, hendaknya publik legowo. Pasca-pilpres 2019 seharusnya sudah berakhir polarisasi dua kubu. Hendaknya semua perseteruan kedua kelompok sirna sudah pasca pilpres: semua bersaudara dan bangsa ini kembali sehat.

BERITA TERKAIT

Kejar Pajak Tambang !

    Usaha menaikkan pajak dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) seperti royalti dari perusahaan tambang batubara merupakan sebuah tekad…

Pemerintah Berutang 2 Tahun?

  Wajar jika Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan kaget saat mendengar kabar bahwa Kementerian Perdagangan belum…

Hilirisasi Strategis bagi Ekonomi

Menyimak pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2023 tumbuh sebesar 5,4 persen ditopang oleh sektor manufaktur yang mampu tumbuh sebesar 4,9…

BERITA LAINNYA DI Editorial

Kejar Pajak Tambang !

    Usaha menaikkan pajak dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) seperti royalti dari perusahaan tambang batubara merupakan sebuah tekad…

Pemerintah Berutang 2 Tahun?

  Wajar jika Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan kaget saat mendengar kabar bahwa Kementerian Perdagangan belum…

Hilirisasi Strategis bagi Ekonomi

Menyimak pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2023 tumbuh sebesar 5,4 persen ditopang oleh sektor manufaktur yang mampu tumbuh sebesar 4,9…