Lawan Golput ala Pegiat Medsos Independen

Lawan Golput ala Pegiat Medsos Independen

NERACA

Jakarta - Koordinator Nsional FPMSI menyebut Golput menjadi kekhawatiran dalam setiap kontestasi pemilu baik dalam Pilkada maupun Pemilu level nasional (Pileg/Pilpres). Golput merupakan masalah sekaligus musuh utama dalam pemilu. Bukan cuma karena masyarakat apatis, tapi sisa surat suara karena Golput khawatir disalahgunakan . Jika Golput cukup tinggi dalam kontestasi Pemilu maka legitimasi dari Pemilu itu sendiri menjadi kurang berkualitas dan selanjutnya dapat menjadi celah bagi pihak-pihak tertentu untuk mempolitisasi hasil Pemilu.

“Golput bukanlah sebuah pilihan. Golput hadir dari rasa pesimistis dan apatisme sekelompok orang terhadap calon pemimpin dan kondisi lingkungan. Gerakan Golput ini juga tidaklah membawa perubahan yang baik bagi kondisi politik Indonesia,” ujar Koordinator Nasional FPMSI (Forum Pegiat Media Sosial Independen) Hafyz Mashal di Jakarta, belum lama ini.

Untuk itu, FPMSI dengan berbagai aksi kreatif terus mengajak masyarakat menyambut dan.mensukseskan Pemilu dengan antusias tinggi dan rasa riang gembira. Dengan demikian, semoga angka Golput dapat ditekan.

Berikut tiga tips mengajak kerabat dan masyarakat agar tidak Golput:

-Hilangkan Pikiran Negatif. Stigma bahwa Politikus adalah ‘kotor’ dan tidak baik masih menjadi salah satu faktor di antara banyak faktor yang mampu menurunkan partisipasi pemilih di masyarakat.

Oleh karena itu melalui proses demokrasi ini, pastikan dirimu terlibat dalam Pemilu ini. Pilihlah caleg-caleg dan Presiden yang mampu mengayomi masyarakat kedepan.dan.mau bekerja keras untuk rakyat yang diwakilinya.

-Katakan “Tidak” kepada yang mengajak Golput. Dengan menolak, berarti sudah menyelamatkan masa depan Bangsa, karena Golput seperti mengabaikan satu fakta bahwa masih ada kelompok masyarakat cerdas lain dalam tatanan demokrasi selain mereka. Sikap Golput seolah-olah melihat tidak ada lagi jalan keluar dan memandang cuma mereka saja yang punya konsepsi ideal. Lalu ketika konsep ideal tersebut tidak bisa diterapkan, terus menyalahkan realitas di lapangan.

-Bersikap Aktif. “Kalau ada konten yang terverifikasi ya distribusikan. Tapi kalau ada konten bohong, ya nggak usah disebar. Kalau ada konten yang menghina, abaikan kalau perlu laporkan. Setidaknya, sebagai milenial, berusaha aktif dan menjadi filter saja lah lebih dulu,” ujar Hafyz.

Senada dengan Hafyz, Ketua FPMSI Rusdil Fikri mengingatkan agar publik tanah air turut serta, meramaikan dan memilih pemimpin yang memiliki rekam jejak terbaik, dan sudah jelas kerjanya nyatanya. "Kita masih butuh pemimpin yang track record baik, bersih, jujur dan tidak korupsi serta bekerja dengan keras dan baik serta tulus. Lalu yang terpenting sudah jelas kerja nyatanya untuk Indonesia," ujarnya.

Rusdil berharap Pemilu 2019 pada 17 April nanti dapat berjalan damai, berkualitas dan bermartabat."Stop Ajakan Golput di Pilpres 2019, Jangan Takut Memilih dan Datang Ke TPS untuk gunakan hak suaramu dengan jernih dan cerdas. Mari bersama sama menjaga situasi kamtibmas yang aman, damai dan nyaman. Pileg dan Pilpres 2019 damai, rakyat pun ikut tenang," ujarnya. Mohar

 

 

 

BERITA TERKAIT

Aiptu Supriyanto Cerminan Polisi Jujur Berintegritas

NERACA Jakarta - Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarto menyebut tindakan Aiptu Supriyanto mengembalikan uang temuan milik pemudik yang…

RI Bisa Jadi Penengah Konflik Iran-Israel

NERACA Yogyakarta - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof Al Makin memandang Indonesia berpeluang menjadi mediator atau…

Ruang Siber Telah Menjadi Medan Perang Modern

NERACA Semarang - Pakar keamanan siber Dr. Pratama Persadha mengatakan bahwa ruang siber telah menjadi medan perang modern yang memperlihatkan…

BERITA LAINNYA DI

Aiptu Supriyanto Cerminan Polisi Jujur Berintegritas

NERACA Jakarta - Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarto menyebut tindakan Aiptu Supriyanto mengembalikan uang temuan milik pemudik yang…

RI Bisa Jadi Penengah Konflik Iran-Israel

NERACA Yogyakarta - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof Al Makin memandang Indonesia berpeluang menjadi mediator atau…

Ruang Siber Telah Menjadi Medan Perang Modern

NERACA Semarang - Pakar keamanan siber Dr. Pratama Persadha mengatakan bahwa ruang siber telah menjadi medan perang modern yang memperlihatkan…