Mengandalkan Proyek BUMN - PP Presisi Incar Kontrak Baru Rp 3,5 Triliun

NERACA

Jakarta – Geliat pembangunan infrasruktur menaruh asa bagi PT PP Presisi Tbk (PPRE) bisa mencatatkan pertumbuhan kontrak baru tahun ini lebih baik lagi dari tahun sebelumnya. Oleh karena itu, anak usaha dari PT PP Tbk ini menargetkan mengantongi nilai kontrak baru hingga Rp3,5 triliun pada semester I/2019.

Benny Pidakso, Direktur PP Presisi mengatakan, perseroan masih membidik sejumlah kontrak baru. Beberapa di antaranya berasal dari sinergi Badan Usaha Milik Negara (BUMN). “Harapannya kontrak baru bisa Rp3—Rp3,5 triliun pada semester I/2019,” ujarnya di Jakarta, kemarin.

Benny mengungkapkan, perseroan tengah memproses kerja sama dengan PT Bukit Asam Tbk. dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Dua kontrak baru tersebut diharapkannya dapat masuk pada kuartal II/2019. Kendati demikian, dia belum membeberkan secara detail pekerjaan dan nilai yang bakal didapatkan dari dua BUMN tersebut.

Dia mengatakan, perseroan telah mendapatkan kontrak baru Rp1,6 triliun sampai dengan kuartal I/2019. Realisasi tersebut sekitar 28% dari target Rp5 triliun hingga Rp6 triliun yang dibidik pada tahun ini. “Kontrak dikelola [order book] saat ini sekitar Rp15 triliun termasuk yang berasal dari tahun sebelumnya,” imbuhnya.

Di sisi lain, lanjutnya, perseroan akan memperbesar kontribusi dari bisnis jasa pertambangan. Saat ini, melalui entitas anak PT Lancarjaya Mandiri Abadi (LMA), perseroan mengerjakan sejumlah pekerjaan meliputi coal getting, coal hauling, hingga overburden removal (OB). Pihaknya memproyeksikan kontribusi bisnis jasa pertambangan akan naik menjadi 15%. Pada 2018, lini tersebut berkontribusi sekitar 4%—5%.

Secara keseluruhan, Benny memproyeksikan perseroan dapat mengantongi laba bersih hingga Rp600 miliar pada 2019. Prediksi itu naik dari target laba bersih 2019 yang disampaikan sebelumnya senilai Rp428,8 miliar tahun ini. Di sisi lain, dia menyebut perseroan masih melakukan due dilligence untuk rencana akuisisi perseroan di bidang soil improvement. Aksi korporasi tersebut diharapkan dapat rampung pada semester I/2019.

Rencana akusisi, sambungnya, sudah masuk ke dalam rencana belanja modal sekitar Rp1 triliun pada 2019. Selain akuisisi, kebutuhan investasi lainnya yang disiapkan yakni pengadaan alat berat penunjang konstruksi. Kemudian berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST), PT PP Presisi Tbk memutuskan untuk membagikan dividen tunai senilai Rp97,94 miliar atau setara dengan 30% dari laba bersih Rp326,42 miliar pada periode 2018.

Maka dengan demikian, perseroan akan membagikan dividen senilai Rp9,58 per saham. Manajemen PPRE menyatakan akan menggunakan sisa laba sebanyak Rp212,15 miliar sebagai saldo laba ditahan. Dana itu digunakan untuk memperkuat ekuitas perseroan. Sebagai catatan, PP Presisi membukukan pendapatan Rp3,05 triliun. Jumlah itu naik 68,01% dari Rp1,81 triliun pada 2017. Dengan demikian, perseroan mengamankan laba bersih Rp326,42 miliar per akhir Desember 2018. Realisasi tersebut tumbuh 73,35% dari Rp188,30 miliar pada 2017.

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…