Pemerintah AS Didesak untuk Tidak Kenakan Tarif Otomotif

NERACA

Jakarta – Delapan organisasi perdagangan AS telah mendesak Presiden Donald Trump untuk tidak mengenakan tarif impor pada mobil dan suku cadang mobil, mengatakan sebuah penyelidikan menemukan bahwa langkah itu berpotensi melegitimasi tarif-tarif yang "menimbulkan ancaman ekonomi serius" terhadap ekonomi AS dan kesejahteraan industri otomotifnya.

"Obat apa pun yang diajukan, kuota atau tarif, tidak boleh diterapkan," kata kelompok itu dalam surat tertanggal Kamis (4/4/2019), mendesak Trump tidak mengenakan tarif pada kendaraan impor atau suku cadang kendaraan bermotor. Mereka mengatakan bahwa penerapan tarif  "akan menghilangkan pertumbuhan manufaktur AS dan peningkatan yang sesuai dalam lapangan pekerjaan serta investasi."

Penandatangan surat tersebut termasuk American Bus Association, American Rental Association, Associated Equipment Distributors, Association of Equipment Manufacturers, The Heavy Duty Manufacturers Association, National Marine Manufacturers Association, Remanufacturing Industries Council, serta Truck and Engine Manufacturers Association.

"Penerapan tarif ini mengancam pekerjaan jutaan pekerja Amerika dan kemungkinan akan mengakibatkan hilangnya miliaran dolar bagi ekonomi AS," kata Association of Equipment Manufacturers (AEM) dalam sebuah pernyataan yang dimuat di situs webnya seperti disalin dari laman Antara.

Departemen Perdagangan menyerahkan laporan investigasi, yang didasarkan pada Bagian 232 dari Undang-Undang Perluasan Perdagangan tahun 1962, kepada Trump pada 17 Februari.

Presiden, yang telah lama mengancam tarif mobil, memiliki 90 hari setelah pengajuan untuk memutuskan apakah akan menerapkan tarif-tarif hukuman. "Jika pemerintah menerapkan tarif-tarif pada industri otomotif, industri kami akan secara tidak sengaja terkena tarif-tarif tambahan di atas tarif-tarif yang sudah kami bayar untuk baja dan aluminium yang diperlukan, serta impor dari China," kata AEM dalam pernyataannya.

Trump pada Kamis (4/4/2091) mengancam akan mengenakan tarif 25 persen pada impor mobil dari Meksiko, jika negara tersebut gagal melakukan upaya ekstra untuk menghentikan arus migran ilegal dan penyelundup narkoba dari Amerika Tengah ke Amerika Serikat. Demikian laporan yang dikutip dari Xinhua.

Sementara itu pada kesempatan terpisah, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa Federal Reserve (Fed) harus menurunkan suku bunga dan mengejar kebijakan "pelonggaran kuantitatif" (quantitative easing) untuk meningkatkan ekonomi Amerika Serikat.

"Saya pribadi berpikir The Fed harus menurunkan suku bunganya. Saya pikir mereka benar-benar memperlambat kami. Tidak ada inflasi," kata Trump kepada wartawan ketika ia meninggalkan Gedung Putih menuju California, sebagaimana disalin dari laman Antara.

Presiden juga menyarankan bank sentral untuk mengejar pelonggaran kuantitatif, sebuah strategi yang digunakan setelah terjadi krisis keuangan satu dekade lalu, yang melibatkan pembelian triliunan obligasi pemerintah dan sekuritas yang didukung hipotek.

Trump telah berulang kali mengkritik kenaikan suku bunga The Fed tahun lalu, dan dilaporkan bahkan telah membahas pemecatan Ketua Fed Jerome Powell bulan lalu. The Fed menyetujui empat kenaikan suku bunga pada 2018, melanjutkan langkah menuju normalisasi kebijakan yang dimulai pada 2015.

Pada Maret, The Fed mempertahankan suku bunga tidak berubah setelah mengakhiri pertemuan kebijakan dua hari, dan sekali lagi berjanji untuk bersabar dengan kenaikan suku bunga di masa depan. The Fed juga mengatakan akan mengakhiri limpasan atau pengurangan neracanya pada akhir September.

The Fed mulai secara bertahap mengurangi portofolio efek dan obligasi yang didukung hipotek pada Oktober 2017 dengan membiarkan sekuritas jatuh tempo tanpa menginvestasikan kembali hasilnya, yang disebut "pengetatan kuantitatif" (quantitative tightening). The Fed telah memangkas neracanya dari posisi tertingginya sebesar 4,5 triliun dolar AS menjadi 4,1 triliun dolar AS saat ini.

Menurut data dari Departemen Perdagangan AS, produk domestik bruto riil meningkat 2,9 persen pada 2018, sedikit di bawah target pertumbuhan tahunan 3,0 persen administrasi Trump.

Dalam proyeksi ekonomi terbaru yang dirilis pada Maret, The Fed memotong perkiraan pertumbuhan ekonomi AS pada 2019 dan 2020, memperkirakan tingkat pertumbuhan masing-masing 2,1 persen dan 1,9 persen.

BERITA TERKAIT

Pelaku Transhipment Dari Kapal Asing Ditangkap - CEGAH ILLEGAL FISHING

NERACA Tual – Kapal Pengawas Orca 06 milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil mengamankan Kapal Pengangkut Ikan asal Indonesia yang…

Puluhan Ton Tuna Loin Beku Rutin Di Ekspor ke Vietnam

NERACA Morotai – Karantina Maluku Utara kembali memfasilitasi ekspor tuna loin beku sebanyak 25 ton tujuan Vietnam melalui Satuan Pelayanan…

Libur Lebaran Dorong Industri Parekraf dan UMKM

NERACA Jakarta – Tingginya pergerakan masyarakat saat momen mudik dan libur lebaran tahun ini memberikan dampak yang besar terhadap industri…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Pelaku Transhipment Dari Kapal Asing Ditangkap - CEGAH ILLEGAL FISHING

NERACA Tual – Kapal Pengawas Orca 06 milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil mengamankan Kapal Pengangkut Ikan asal Indonesia yang…

Puluhan Ton Tuna Loin Beku Rutin Di Ekspor ke Vietnam

NERACA Morotai – Karantina Maluku Utara kembali memfasilitasi ekspor tuna loin beku sebanyak 25 ton tujuan Vietnam melalui Satuan Pelayanan…

Libur Lebaran Dorong Industri Parekraf dan UMKM

NERACA Jakarta – Tingginya pergerakan masyarakat saat momen mudik dan libur lebaran tahun ini memberikan dampak yang besar terhadap industri…