Mentan Banggakan RI Sudah Mampu Ekspor Bawang

NERACA

Jakarta – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan dahulu Indonesia merupakan negara pengimpor bawang merah, namun saat ini sudah bisa mengekspor komoditas itu ke enam negara tetangga. "Dahulu kita impor bawang merah, sekarang kita sudah ekspor ke enam negara," kata Amran di Cirebon, sebagaimana disalin dari Antara, di Jakarta.

Menurut Amran, Indonesia saat ini sudah menjadi produsen bawang merah dan itu patut disyukuri oleh semuanya, karena pencapaian tersebut berkat kerja keras sehingga bisa swasembada bawang merah. "Sekarang kita sudah produsen bawang merah, kita syukuri ini hasil kerja keras kita," tuturnya.

Untuk enam negara yang menjadi tujuan ekspor bawang merah Indonesia, kata Amran, yaitu Filipina, Singapura, Malaysia dan beberapa negara lain. Amran menambahkan untuk ekspor secara keseluruhan Indonesia sudah bisa mengeluarkan 42 juta ton dan itu naik hampir 10 juta ton atau 29 persen dibandingkan pada tahun 2013. Kenaikan ekspor tersebut yang hampir 10 juta ton tidak terdengar, namun ketika pemerintah mengimpor 30 ribu ton sudah menjadi pembahasan yang tidak selesai dalam waktu satu bulan. "Kita tidak dengar bunyi yang 10 juta ton kita ekspor. Tapi impor 30 ribu ton saja, ini yang dibahas sampai satu bulan lebih," kata Amran.

Amran menuturkan semua itu merupakan capaian keberhasilan kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terutama di sektor pertanian, di mana sebelum pemerintahan Jokowi-Jk inflasi pangan mencapai 10 persen.

Dan kurang dari empat tahun, inflasi pangan di Indonesia menurun drastis, itu semua, kata Amran, merupakan hasil kerja dari semua pihak terutama melalui kepemimpinan Presiden Jokowi. "Alhamdulillah di tangan dingin Bapak Presiden di tahun 2017 turun menjadi satu persen dan ini terendah sepanjang sejarah," kata Amran.

Pengamat ekonomi Lana Soelistianingsih mengingatkan adanya potensi kerawanan dari rencana impor 100.000 ribu ton bawang putih karena Bulog memiliki keterbatasan dana untuk melaksanakan penugasan tersebut.

Lana dalam pernyataan yang diterima di Jakarta, Selasa, menyebutkan keterbatasan dana itu dapat membuat Bulog menjual hak impor kepada importir lain untuk memperoleh keuntungan. "Dalam hal mungkin hak impornya itu dijual ke orang lain, kemudian dihargai mahal untuk mengambil keuntungan itu. Itu ada potensi," katanya.

Lana menegaskan akan lebih baik bagi Bulog melaksanakan peran sebagai evaluator, bukan pelaku impor langsung, untuk menekan ruang penyelewengan penjualan hak impor kepada pihak ketiga.

Selain itu, pengajar FE Universitas Indonesia ini, menyarankan agar pemerintah menetapkan harga eceran tertinggi atas komoditas pertanian, agar harga jual tidak meningkat tajam. Dalam kesempatan terpisah, ekonom senior Indef Didik Rachbini mengatakan keterbatasan dana tersebut bisa membuat Bulog meminta bantuan swasta untuk melakukan impor bawang putih. "Kalau Bulog tidak punya dana, dia mengambil swasta. Berbagi untung dengan swasta. Itu sama dengan monopoli," ujarnya.

Didik mengakui bahwa saat ini impor bawang putih diperlukan mengingat tidak cukupnya suplai dari para petani lokal. Namun, menurut dia, akan lebih baik apabila impor untuk komoditas ini dibiarkan berjalan bebas, tanpa ada proses penunjukan. Didik menyarankan agar Bulog tetap berperan atas stabilisator harga pangan yang terkait langsung dengan kehidupan masyarakat seperti beras.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan menyampaikan pihaknya hingga saat ini belum menerima rekomendasi impor bawang putih dari Badan Usaha Logistik (Bulog). Sebelum mengajukan izin impor, Bulog mesti terlebih dahulu mendapatkan rekomendasi impor dari Kementerian Pertanian.

“Belum menerima pengajuan dari Bulog. Bulog mengajukan ke Kemendag berikut persyaratannya,” kata Oke sebagaimana disalin dari laman Antara. Menurut Oke, sebelum mengajukan izin impor, Bulog mesti terlebih dahulu mendapatkan rekomendasi impor dari Kementerian Pertanian (Kementan). Setelah mendapatkan rekomendasi, Bulog baru bisa mengajukan izin impor ke Kemendag.

Prinsipnya, lanjut Oke, apabila pasokan di dalam negeri tak mencukupi, maka Kemendag akan membuka keran impor berdasarkan rekomendasi yang diajukan. Keputusan pemerintah untuk membuka impor bawang putih sebesar 100.000 ton melalui Bulog berdasarkan rakor terbatas yang dipimpin Menko Perekonomian Darmin Nasution.

BERITA TERKAIT

Di Pameran Seafood Amerika, Potensi Perdagangan Capai USD58,47 Juta

NERACA Jakarta –Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil membawa produk perikanan Indonesia bersinar di ajang Seafood Expo North America (SENA)…

Jelang HBKN, Jaga Stabilitas Harga dan Pasokan Bapok

NERACA Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait dalam  menjaga stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan…

Sistem Keamanan Pangan Segar Daerah Dioptimalkan

NERACA Makassar – Badan Pangan Nasional/National Food Agency (Bapanas/NFA) telah menerbitkan Perbadan Nomor 12 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Di Pameran Seafood Amerika, Potensi Perdagangan Capai USD58,47 Juta

NERACA Jakarta –Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil membawa produk perikanan Indonesia bersinar di ajang Seafood Expo North America (SENA)…

Jelang HBKN, Jaga Stabilitas Harga dan Pasokan Bapok

NERACA Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait dalam  menjaga stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan…

Sistem Keamanan Pangan Segar Daerah Dioptimalkan

NERACA Makassar – Badan Pangan Nasional/National Food Agency (Bapanas/NFA) telah menerbitkan Perbadan Nomor 12 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan…