Lagi, Terbitkan Dua Produk ETF - Batavia Bidik Dana Kelolaan Rp 52 Triliun

NERACA

Jakarta – Sukses menebitkan dua produk reksa dana exchange traded fund (ETF), PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen (BPAM) mengaku optimis target pengelolaan dana tahun ini sebesar Rp 52 triliun bisa tercapai. Apalagi, perseroan sepanjang tahun ini masih akan menerbitkan 16-18 produk lagi.”Mungkin tahun ini kami akan meluncurkan 1-2 ETF lagi yang merupakan bagian dari rencana penerbitan 16–18 produk baru hingga akhir tahun. Mengenai indeks dan strategi khususnya apa, belum bisa kami sampaikan sekarang karena masih dikaji,” kata Direktur Utama BPAM, Lilis Setiadi di Jakarta, kemarin.

Perseroan mengungkapkan, Per Februari total dana yang dikelola BPAM tercatat Rp44,02 triliun. Adapun varian produk yang bakal dirilis terdiri dari produk ETF, reksadana penyertaan terbatas (RDPT), reksa dana terbuka biasa dengan varian lebih condong ke saham, dan reksa dana terproteksi. Menurutnya, perkembangan industri ETF di Indonesia yang masih tergolong baru dan karena itu, perseroan optimistis prospek ke depannya bisa semakin cerah.

Melihat ke belakang, NAB produk ETF di Indonesia memang masih relatif kecil. Lilis menjelaskan, pada awal tahun lalu, produk ETF tercatat hanya senilai Rp7,9 triliun. Namun, seiring dengan perkembangan pasar saham dan obligasi yang bergejolak di sepanjang 2018, NAB produk ETF mampu mencapai peningkatan sebesar 45%. “Per Desember 2018, ETF ditutup di angka Rp11,56 triliun. Jadi ini merupakan peningkatan signifikan dan jauh dibandingkan varian reksa dana lain,” kata Lilis.

Sebagai perbandingan, lanjutnya, total NAB produk ETF di Amerika Serikat pada akhir tahun lalu telah mencapai US$3,4 triliun, kendati lebih kecil dibandingkan NAB reksa dana yang mencapai angka US$18,7 triliun. Kendati basis produk ETF lebih kecil dari reksa dana jenis lain, Lilis menilai,  perkembangan yang positif selama setahun terakhir di Indonesia telah membuktikan bahwa produk ETF telah semakin dikenal, diminati, dan makin banyak investor yang mau mencoba.

Adapun untuk dua produk ETFF terbaru tersebut, BPAM menargetkan dana kelolaan masing-masing produk di sekitar Rp500 miliar—Rp1 triliun. Sebagai informasi, perseroan menggandeng PT Mandiri Sekuritas menerbitkan dua produk reksa dana ETF, yaitu Batavia IDX30 ETF (XBID) dan Batavia SRI-KEHATI ETF (XBSK). Kedua ETF tersebut telah memperoleh pernyataan efektif dari OJK dan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Dalam kerja sama ini BPAM bertindak sebagai manajer investasi, sedangkan Mandiri Sekuritas berperan sebagai dealer partisipan. Khusus untuk produk XBSK, BPAM juga menjalin kerjasama dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati (KEHATI) dalam rangka penggunaan nama dan konstituen saham dalam indeks SRI-KEHATI.

Kata Lilis,  penerbitan ETF ini merupakan salah satu bentuk komitmen perseroan kepada para investor untuk menyediakan produk yang semakin lengkap dan kompetitif sesuai dengan tren perkembangan industri pengelolaan investasi global maupun nasional. Sementara Direktur Utama Mandiri Sekuritas, Silvano Rumantir menambahkan, penerbitan produk XBID dan XBSK ini merupakan upaya bersam perseroan untuk menghadirkan ragam produk investasi yang inovatif, berkualitas, dan kompetitif kepada para investor. “Sebagai bróker  lokal teraktif di pasar modal Indonesia, kami optimis dapat memberikan nilai tambah kepada para investor melalui layanan pasar modal terlengkap kepada seluruh nasabah,”tandasnya.

Menurut Silvano, tingginya minat para investor terhadap pilihan produk investasi berkualitas mendorong Mandiri Sekuritas untuk menawarkan secara perdana ETF XBID dan XBSK. Sebagai informasi, XBID akan berinvestasi pada saham-saham yang ada dalam daftar indeks IDX30, dengan tujuan untuk menghasilkan kinerja portofolio yang menyerupai kinerja indeks tersebut. Konstituen saham IDX30 dipilih oleh BEI terdiri dari 30 saham yang paling likuid diperdagangkan. Kapitalisasi pasar IDX30 mencapai 59,1% dari kapitalisasi pasar di BEI, dan kinerjanya selama 5 tahun terakhir (2014-2018) lebih unggul 4,31% dibanding IHSG.  

Sementara itu XBSK akan berinvestasi pada saham-saham dalam daftar indeks SRIKEHATI, dengan tujuan menghasilkan kinerja yang menyerupai indeks tersebut. Indeks SRI-KEHATI  beranggotakan 25 saham yang ditetapkan oleh Yayasan KEHATI dengan pertimbangan utama emiten harus memiliki bisnis yang ramah lingkungan, tanggung jawab sosial yang tinggi, dan tata kelola korporasi yang baik. Kinerja SRI-KEHATI selama 5 tahun terakhir (2014-2018) menghasilkan 59,31%, sementara IHSG menghasilkan angka 44,93%. 

BERITA TERKAIT

Optimis Pertumbuhan Bisnis - SCNP Pacu Penjualan Alkes dan Perluas Kemitraan OEM

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi di tahun ini, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk. (SCNP) akan…

Astragraphia Tetapkan Pembagian Dividen 45%

NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) memutuskan untuk membagikaan dividen sebesar Rp34 per…

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/4) sore ditutup naik mengikuti penguatan…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Optimis Pertumbuhan Bisnis - SCNP Pacu Penjualan Alkes dan Perluas Kemitraan OEM

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi di tahun ini, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk. (SCNP) akan…

Astragraphia Tetapkan Pembagian Dividen 45%

NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) memutuskan untuk membagikaan dividen sebesar Rp34 per…

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/4) sore ditutup naik mengikuti penguatan…