Soal Sentimen Pemilu - BEI Lebih Cemas Kinerja Keuangan Emiten

NERACA

Jakarta – Memanasnya konstelasi politik dalam negeri jelang pemilihan presiden (Pilpres) pada awal April 2019, diyakini tidak akan terlalu berpengaruh terhadap harga saham di pasar modal.”Dalam waktu dekat, kita ada pilpres. Pasti kita mereka-reka indeksnya bagaimana. Saya hanya ingin katakan, untuk tiga pemilu sebelumnya, korelasinya tidak terlalu terlihat. Jadi, harapannya untuk tahun ini korelasinya juga tidak terlalu banyak terhadap indeks kita," kata Direktur Utama PT Bursa Efek Indoensia (BEI), Inarno Djajadi di Jakarta, kemarin.

Menurut dia, gelaran pemilihan umum (Pemilu) memang akan berdampak terhadap bursa saham domestik, namun tidak akan berpengaruh secara signifikan. Selain pemilu, saat ini pihaknya masih menunggu laporan kinerja keuangan emiten sepanjang tahun lalu. Disampaikannya, tantangan industri pasar modal tahun ini akan terasa dari domestik, yakni laporan kinerja keuangan emiten apakah bagus atau sebaliknya.

Tantangan berikutnya, lanjut Inarno, produk-produk investasi di pasar modal saat ini masih relatif kurang. Oleh karena itu, pihaknya akan terus berupaya untuk memperbanyak produk-produk investasi.”Produk-produk di pasar modal masih kurang. Kita akan tingkatkan atau perbanyak produk-produknya," ujarnya.

Inarno menambahkan, respon kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) terhadap kebijakan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) juga akan memengaruhi pasar saham."Terkait The Fed, kita sedang tunggu-tunggu apakah mereka akan tetap suku bunganya. Tapi, itu merupakan tantangan kita, kebijakan monter kita suku bunganya apakah tetap atau naik," katanya.

Selain itu, tantangan lainnya yang patut dicermati yaitu neraca transaksi berjalan (current account deficit/CAD) yang masih defisit hingga saat ini serta kapasitas sumber daya manusia yang perlu terus ditingkatkan. Dari sisi eksternal, Inarno menyebutkan sejumlah sentimen yang akan memengaruhi bursa saham Tanah Air antara lain kebijakan moneter The Fed dan bank sentral dunia lainnya, perang dagang antara Amerika Serikat dan China, serta proyeksi perlambatan ekonomi global.

Kemudian volatilitas harga minyak dan juga Brexit yang belum kunjung selesai menjadi sentimen dan hal ini tantangan eksternal yang berpengaruh ke domestik pasar mdoal Indonesia. Selanjutnya dalam mengejar pertumbuhan investor pasar modal, tahun ini BEI fokus untuk melakukan kolaborasi dan sinergi kegiatan sosialisasi dan edukasi bersama para stakeholders pasar modal dan jalur – jalur distribusi yang telah terbangun dengan baik selama ini.

Keikutsertaan stakeholders pasar modal semakin ditingkatkan dengan berkolaborasi bersama asosiasi-asosiasi dan komunitas-komunitas investor di pasar modal, maupun lebih dari 400 galeri investasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Melalui kampanye “Yuk Nabung Saham”, telah tercatat rata-rata jumlah investor aktif per bulan selama tahun 2018 mencapai 128.497 investor, atau meningkat 30% dari angka rata-rata pada 2017.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…