NERACA
Jakarta –Di tahun 2018, kinerja PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk (CEKA) pada 2018 kurang memuaskan karena laba bersih perseroan turun dibandingkan 2017. Perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin mengungkapkan, laba bersih CEKA turun 13,75% year-on-year (YoY) menjadi Rp 92,65 miliar dari Rp 107,42 miliar yang dibukukan pada 2017. Pada 2017, laba CEKA juga tercatat mengalami penurunan 56,98% YoY.
Sementara di 2016 dan 2015 laba bersih perusahaan selalu tumbuh dua kali lipat, masing-masing 134,35% YoY dan 159,87% YoY. Emiten perusahan perkebunan ini menyebutkan, penyebab anjloknya laba bersih disebabkan melorotnya penjualan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan turunannya di pasar domestik, yang selama ini menyumbang sekitar 94,86% dari total pendapatan, tercatat turun 15,84% YoY menjadi Rp 3,44 triliun dari periode 2017 yang sebesar Rp 4,09 triliun.
Selama ini, penjualan domestik Wilmar didominasi penjualan kelapa sawit, baik minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan turunannya (Palm Kernel). Penjualan CPO dan Palm Kernel tahun 2018 turun masing-masing 11,15% YoY dan 20,12% YoY. Namun, penjualan ekspor perusahaan meningkat 11,77% menjadi Rp 186,5 miliar. Besar kemungkinan, penjualan domestik perusahaan turun karena belum pulihnya harga CPO tahun lalu. Pasalnya, sepanjang tahun 2018, harga CPO dunia telah terkontraksi 16,23%.
Di lain pihak, total aset perusahaan juga mengalami kontraksi 16,06% YoY menjadi Rp 1,17 triliun dan ini merupakan penurunan terbesar sejak tahun 2016. Tahun 2017 dan 2016, Wilmar hanya mencatatkan penurunan aset masing-masing sebesar -2,34% YoY dan -4,03% YoY. Perseron mengungkapkan, penurunan paling signifikan terjadi di akun kas (dan bank) perusahaan yang terjun bebas 92,12% YoY menjadi Rp 1,01 miliar dari Rp 12,81 miliar. Selain itu, piutang usaha pihak ketiga juga anjlok 35,2% YoY menjadi Rp 145,71 miliar dari tahun 2017 yang menyentuh Rp 224,84 miliar.
Meskipun kinerja laba bersih perseroan sedang mengalami penurunan, harga saham Wilmar Cahaya jelang penutupan perdagangan naik 3,03% ke level Rp 1.020/saham. Volume perdagangan sebanyak 264,46 ribu unit, senilai Rp 264,46 juta. Sebagai informasi, di tahun 2017 kemarin, Wilmar Group telah mulai melakukan penanaman kembali (replanting) lahan sawit sebanyak 20.000 hektare (ha) dari total lahan inti perseroan di tanah air sebesar 157.000 ha. Bibit sawit tersebut mulai membuahkan hasil dalam 3-4 tahun ke depan.
Dukung pertumbuhan investasi kripto dan besarnya nilai transaksi menjadi peluang bisnis yang menjanjikan. Berangkat dari hal tersebut, PT Bank OCBC…
Sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) pada lingkungan, emiten pelayaran PT Humpuss Maritim Internasional Tbk.…
Sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) pada lingkungan, emiten pelayaran PT Humpuss Maritim Internasional Tbk.…
Dukung pertumbuhan investasi kripto dan besarnya nilai transaksi menjadi peluang bisnis yang menjanjikan. Berangkat dari hal tersebut, PT Bank OCBC…
Sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) pada lingkungan, emiten pelayaran PT Humpuss Maritim Internasional Tbk.…
Sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) pada lingkungan, emiten pelayaran PT Humpuss Maritim Internasional Tbk.…