Kemendag Persiapkan Pasar Punya "Marketplace" Sendiri

NERACA

Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) mempersiapkan agar pasar rakyat dapat masuk ke ekosistem daring melalui laman pemasaran digital atau marketplace sendiri guna memasarkan produk-produk pasar secara daring.

Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan upaya ini dilakukan sesuai instruksi Presiden yang meminta adanya ekosistem daring di pasar rakyat sehingga konsumen mendapatkan bahan pangan dari akses yang sama.

"Presiden mengingatkan pentingnya mempersiapkan pelaku pasar rakyat dalam menghadapi era digital. Untuk itu, Presiden meminta Kemendag mempersiapkan ekosistem daring bagi pasar-pasar rakyat sehingga memiliki laman pemasaran dan platform pemasaran digital," kata Enggar pada Penutupan Rapat Kerja Kementerian Perdagangan di Jakarta, pekan lalu, sebagaimana disalin dari Antara.

Enggar menekankan pentingnya mempersiapkan pelaku pasar dalam menghadapi era digital, mengingat pasar rakyat menjadi urat nadi dan ujung tombak perekonomian Indonesia. Menurut dia, masuknya pasar rakyat ke ekosistem daring juga memungkinkan pemerintah dapat memantau stok dan harga komoditas di setiap pasar secara nasional. Data tersebut juga dapat diintegrasikan dengan data produksi.

Sebelumnya, Enggar juga mengatakan pembuatan aplikasi dengan menggandeng Asosiasi E-commerce Indonesia (IdEA) dan perusahaan rintisan atau start-up untuk membangun ekosistem perdagangan daring di pasar rakyat.

Selain daring, Presiden juga menginstruksikan untuk segera memperbaiki ekosistem luring bagi produk-produk dalam negeri yang dihasilkan perajin, petani, maupun nelayan, mulai dari perbaikan kemasan, pelabelan, hingga branding.

Oleh karena itu, perlu dilakukan peningkatan nilai tambah dengan memperhatikan citra dan kemasan produk, sehingga omzet penjualan para pedagang di pasar rakyat akan meningkat.

Ketiga hal tersebut, menurut Presiden, adalah yang menjadi kelemahan UMKM di Indonesia. Jika pasar rakyat sudah terhubung dengan ekosistem digital, kekuatannya akan sangat besar. "Online itu suatu keniscayaan yang tidak bisa kita hindari. Pasar rakyat kalau tidak dikembangkan akan menjadi persoalan sosial bagi kita," kata Enggar.

Ada pun sepanjang 2015-2018, Kementerian Perdagangan telah membangun dan merevitalisasi 4.211 pasar rakyat dan ada 1.037 pasar yang akan terus diselesaikan pada tahun ini.

Kementerian Perdagangan berupaya menyempurnakan data perdagangan di pasar, mengingat pendataannya saat ini masih kurang lengkap. Demikian disampaikan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita usai menggelar Forum Group Discussion (FGD) bersama para mantan menteri perdagangan di Kantor Kemendag. "Jadi, memang data masih menjadi persoalan besar, tapi harus bisa kita dapatkan," kata Mendag Enggar di Jakarta, disalin dari Antara.

Enggar menyampaikan hal tersebut merupakan masukan dari mantan Wakil Menteri Perdagangan Bayu Khrisnamurti yang hadir dalam FGD tersebut. Sementara itu, Bayu mengatakan, pemerintah membutuhkan sebuah teknologi untuk memonitor bukan hanya harga barang di pasar tradisional, namun juga memantau pergerakan arus barang yang ada di pasar tersebut. "Karena sampai sekarang kita sangat sulit membuat kebijakan yang komprehensif untuk pasar dalam negeri, karena tidak ada datanya," ungkap Bayu.

Menurut Bayu, data tersebut perlu mencakup perdagangan, mengingat data produksi yang ada tidak selalu sama dengan realitas perdagangan. "Jadi bayangkan, kalau ada 5.200 pasar direvitalisasi dan itu dilengkapi dengan mekanisme untuk memantau arus barang tadi, maka itu akan menjadi instrumen yang luar biasa bagus," tukas Bayu.

Pengamat ekonomi Ahmad Heri Firdaus mengatakan upaya pemerintah melakukan revitalisasi pasar tradisional merupakan langkah tepat untuk menggeliatkan kembali kegiatan ekonomi rakyat. Ahmad menyatakan revitalisasi ini tidak hanya menarik minat masyarakat untuk berbelanja, namun juga meningkatkan akses masyarakat terhadap kebutuhan belanja. "Kaitannya pertama, menarik kembali konsumen-konsumen supaya mau belanja ke pasar. Kemudian juga meningkatkan akses masyarakat terhadap kebutuhan utama," kata Ahmad.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) ini menjelaskan saat ini masyarakat cenderung menyukai untuk berbelanja di tempat yang nyaman. Oleh karena itu, tambah Ahmad, perbaikan fasilitas pasar tradisional diperlukan agar pasar rakyat tidak sepi pembeli dan kegiatan ekonomi terutama UMKM makin berkembang luas. "Kalau pasarnya sudah langka terus sudah banyak yang rusak sana-sini, ini perlu ditingkatkan kembali dan diperluas kapasitasnya," katanya.

BERITA TERKAIT

Pelaku Transhipment Dari Kapal Asing Ditangkap - CEGAH ILLEGAL FISHING

NERACA Tual – Kapal Pengawas Orca 06 milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil mengamankan Kapal Pengangkut Ikan asal Indonesia yang…

Puluhan Ton Tuna Loin Beku Rutin Di Ekspor ke Vietnam

NERACA Morotai – Karantina Maluku Utara kembali memfasilitasi ekspor tuna loin beku sebanyak 25 ton tujuan Vietnam melalui Satuan Pelayanan…

Libur Lebaran Dorong Industri Parekraf dan UMKM

NERACA Jakarta – Tingginya pergerakan masyarakat saat momen mudik dan libur lebaran tahun ini memberikan dampak yang besar terhadap industri…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Pelaku Transhipment Dari Kapal Asing Ditangkap - CEGAH ILLEGAL FISHING

NERACA Tual – Kapal Pengawas Orca 06 milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil mengamankan Kapal Pengangkut Ikan asal Indonesia yang…

Puluhan Ton Tuna Loin Beku Rutin Di Ekspor ke Vietnam

NERACA Morotai – Karantina Maluku Utara kembali memfasilitasi ekspor tuna loin beku sebanyak 25 ton tujuan Vietnam melalui Satuan Pelayanan…

Libur Lebaran Dorong Industri Parekraf dan UMKM

NERACA Jakarta – Tingginya pergerakan masyarakat saat momen mudik dan libur lebaran tahun ini memberikan dampak yang besar terhadap industri…