OECD Turunkan Proyeksi Ekonomi Global, Pemerintah Tetap Optimis

 

NERACA

Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan tetap optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2019 akan mencapai target, kendati Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) menurunkan proyeksi ekonomi global. Menurut dia, selain konsumsi, pertumbuhan ekonomi domestik tahun ini akan didorong oleh investasi terutama pembangunan proyek-proyek infrastruktur yang sudah dimulai dan akan berjalan.

"Beda dengan kalau belum ada investasinya, boleh jadi akan terpengaruh. Tapi, karena ini hanya melanjutkan, ya pertumbuhan ekonomi kita tidak akan beda banyak dengan perkiraan walaupun pertumbuhan ekonomi dunia melambat," ujar Darmin usai menghadiri seminar Smart Country Initiatives & E-government Experiences Sharing di Jakarta, Senin (11/3).

Ia menuturkan, selain konsumsi dan investasi, pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan kinerja ekspor kendati saat ini sangat terpengaruh oleh sentimen perang dagang Amerika Serikat dan China. "Ekspor kita itu sangat dipengaruhi perang dagang. Ekspor kita itu nomor satu ke China, kedua ke AS. Dua-duanya sedang mengalami perlambatan karena perang dagang, dampaknya ke kita pada ekspor," kata Darmin.

Sebelumnya, OECD memangkas prakiraan pertumbuhan ekonomi global pada 2019 dan 2020, menyusul penurunan proyeksi sebelumnya pada November, dengan memperingatkan bahwa sengketa perdagangan dan ketidakpastian Brexit akan memukul perdagangan dan bisnis dunia.

Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi & Pembangunan (OECD) memperkirakan dalam laporan sementaranya bahwa ekonomi dunia akan tumbuh 3,3 persen pada 2019 dan 3,4 persen pada 2020. Prakiraan tersebut mewakili pemotongan 0,2 poin persentase untuk tahun 2019 dan 0,1 poin persentase untuk tahun 2020, dibandingkan dengan prakiraan OECD sebelumnya pada November. "Ketidakpastian kebijakan yang tinggi, ketegangan perdagangan yang sedang berlangsung, serta erosi lebih lanjut dari bisnis dan kepercayaan konsumen semuanya berkontribusi terhadap perlambatan," kata OECD dalam laporannya.

“Ketidakpastian kebijakan substansial masih ada di Eropa, termasuk tentang Brexit. Keluarnya (Inggris) yang tidak teratur akan meningkatkan biaya bagi ekonomi Eropa secara substansial," tambah OECD. Eropa tetap dipengaruhi oleh ketidakpastian atas rencana Inggris untuk keluar dari Uni Eropa, pertengkaran perdagangan AS-China dan titik-titik lemah lainnya, seperti tanda-tanda resesi di Italia.

Untuk Jerman, ekonomi terbesar di Eropa, OECD memangkas lebih dari setengahnya perkiraan pertumbuhan PDB 2019 menjadi 0,7 persen dari sebelumnya 1,6 persen. Pihaknya memprediksi pemulihan ringan ke pertumbuhan 1,1 persen pada tahun 2020. Ekonomi Jerman yang bergantung pada ekspor sangat dipengaruhi oleh melemahnya permintaan global dan meningkatnya hambatan perdagangan.

Sementara itu, data awal bulan ini menunjukkan bahwa pendapatan pribadi AS telah jatuh untuk pertama kalinya dalam lebih dari tiga tahun pada Januari, sementara belanja konsumen turun paling banyak sejak 2009 pada Desember, menempatkan ekonomi terbesar di dunia itu pada lintasan pertumbuhan yang relatif lemah di awal paruh pertama.

China, ekonomi terbesar kedua di dunia, juga menghadapi tanda-tanda pertumbuhan yang gagap. China berusaha menopang perekonomiannya yang melambat melalui miliaran dolar dalam rencana pemotongan pajak dan pengeluaran infrastruktur, dengan pertumbuhan pada titik terlemah dalam hampir 30 tahun karena permintaan domestik yang lebih rendah serta perang dagang dengan Amerika Serikat.

BERITA TERKAIT

Infobrand.id Gelar Indonesia Digital Popular Brand Award untuk ke 32 Kalinya

Infobrand Gelar Indonesia Digital Popular Brand Award untuk ke 32 Kalinya NERACA Jakarta – Di tengah persaingan yang semakin sengit,…

Presiden Sebut Sektor Maritim Jadi Kunci Perkembangan Ekonomi Indonesia

  NERACA Palu - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan kawasan maritim menjadi kunci perkembangan ekonomi Indonesia karena menjadi…

Stabilitas Keuangan Hadapi Tiga Tantangan Besar

Stabilitas Keuangan Hadapi Tiga Tantangan Besar NERACA Jakarta - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Juda Agung mengatakan stabilitas sistem keuangan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Infobrand.id Gelar Indonesia Digital Popular Brand Award untuk ke 32 Kalinya

Infobrand Gelar Indonesia Digital Popular Brand Award untuk ke 32 Kalinya NERACA Jakarta – Di tengah persaingan yang semakin sengit,…

Presiden Sebut Sektor Maritim Jadi Kunci Perkembangan Ekonomi Indonesia

  NERACA Palu - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan kawasan maritim menjadi kunci perkembangan ekonomi Indonesia karena menjadi…

Stabilitas Keuangan Hadapi Tiga Tantangan Besar

Stabilitas Keuangan Hadapi Tiga Tantangan Besar NERACA Jakarta - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Juda Agung mengatakan stabilitas sistem keuangan…