Antisipasi Dampak Ekonomi Digital

Dahsyatnya dampak disrupsi teknologi akhirnya diakui oleh pemerintah. Menaker Hanif Dhakiri mengungkapkan, sekitar 56% tenaga kerja di dunia diprediksi akan hilang pada 10-20 tahun mendatang akibat dampak disrupsi teknologi. Artinya, industri dengan padat teknologi seperti perbankan dan ritel mau tidak mau akan terdampak dari disrupsi teknologi tersebut. Jelas, hal ini berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PHK) di bidang usaha yang cepat atau lambat sudah pasti akan terpengaruh dengan perkembangan perubahan teknologi serba canggih saat ini.  

Karena itu, pemerintah harus cepat beradaptasi dengan segera memetakan jenis pekerjaan apa saja yang sekiranya menyusut atau menghilang sebagai dampak disrupsi teknologi. Adalah tugas dan kewajiban Kementerian Tenaga Kerja yang mempersiapkan proyeksi man power planning.  Pemerintah jangan sampai kecolongan jika derasnya kemajuan teknologi akan menghilangkan bidang pekerjaan yang selama ini bersifat manual dilakukan manusia.

Derasnya disrupsi teknologi ini juga diakui oleh Guru Besar Manajemen UI Prof Dr  Rhenald Kasali. Karena, salah satu yang terdampak besar akibat industri 4.0 ialah sektor keuangan. Industri perbankan dinilai harus menyesuaikan dengan perkembangan teknologi yang kini pertumbuhannya semakin pesat. "Tahun depan yang akan berdarah-darah adalah sektor keuangan, karena sekarang sudah ada 200 fintech baru yang terdaftar. Mereka sudah mulai kumpulkan uang dari masyarakat," ujarnya.

Artinya, ke depan keberadaan pegawai teller suatu bank semakin tidak urgen atau tidak dibutuhkan. Masyarakat pun semakin banyak yang jarang mengunjungi kantor cabang perbankan. Bayangkan, perbankan sekarang sudah tidak mulai buka kantor cabang, teller sudah tidak diperlukan lagi, orang ke kantor cabang sudah jarang. “Bank tidak lagi perlu tenaga kerja yang besar seperti dulu, tapi bank akan membuat anak usaha, akan merangkul fintech," ujar Rhenald.  

Kondisi demikian tentu saja akan meningkatkan efisiensi pada industri perbankan. Meski pada tahap awalnya bank tidak mengurangi karyawan, tapi perlahan beban biaya karyawan akan membuat bank menjadi kurang efisien, laporan keuangannya pun akan mengalami perubahan. Dalam jangka pendek, fintech akan naik hingga posisi fintech sampai optimal yang tentunya akan mengurangi pekerjaan perbankan yang semula dikerjakan oleh manusia.  

Tidak hanya itu. Kultur transaksi pembayaran perbankan juga semakin digalakkan untuk bersifat cashless (tanpa uang kertas) sehingga cepat atau lambat akan menggeser keberadaan ATM di masa depan. Saat ini memang belum sepenuhnya bank mengurangi pekerja, tapi sudah tidak melakukan ekspansi, tidak buka kantor cabang baru. Dan pada akhirnya nanti masyarakat tidak lagi menggunakan mesin ATM  untuk menarik uang tunai, melainkan cukup dengan pesawat HP sudah dapat bertransaksi kemana pun.  

Laju disrupsi teknologi semakin deras dari tahun ke tahun. Ini seiring dengan data pertumbuhan ekonomi digital di Asia Tenggara tahun ini yang cukup signifikan di luar perkiraan. Menurut Google dan Temasek dalam laporan e-economy Asia Tenggara, nilai ekonomi digital ASEAN 2018 sudah mencapai US$72 miliar atau lebih dari Rp 1.048 triliun.  Nilai ekonomi digital Asia Tenggara pada 2025 diprediksi mencapai US$240 miliar, lebih tinggi dari yang perkiraan semula US$200 miliar.

Artinya, kemajuan teknologi masa depan sudah tidak terbendungkan lagi. Ini tentu berpengaruh kepada munculnya uang digital yang mulai marak di Eropa dan Amerika Serikat dipergunakan sebagai tarnsaksi finansial.

Tidak hanya itu. Disrupsi teknologi juga akan melanda sektor usaha ritel dan jasa angkutan yang mulai marak menggunakan jasa transportasi online. Kini masyarakat tidak sulit jika ingin membeli makanan atau kebutuhan konsumsi lainnya cukup dengan menghubungi jasa transportasi online untuk mengantarkannya. Begitu pula apabila masyarakat ingin menggunakan taksi online, cukup menghubungi via HP dalam beberapa saat sudah datang taksi yang menjemputnya.

Untuk mengimbangi derasnya laju teknologi modern tersebut, masyarakat mau tidak mau harus belajar memanfaatkan teknologi modern jika tidak ingin ketinggalan dalam pola kehidupan baru saat ini. Jangan salahkan teknologi jika pada akhirnya ada usaha konvensional yang mati, akibat tidak mampu menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi.

BERITA TERKAIT

Laju Pertumbuhan Kian Pesat

  Pertumbuhan ekonomi sebagai sebuah proses peningkatan output dari waktu ke waktu menjadi indikator penting untuk mengukur keberhasilan pembangunan suatu…

Kredibilitas RI

Pemilu Presiden 2024 telah berlangsung secara damai, dan menjadi tonggak penting yang tidak boleh diabaikan. Meski ada suara kecurangan dalam…

Pangan Strategis

Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Hak untuk memperoleh pangan merupakan salah satu hak…

BERITA LAINNYA DI Editorial

Laju Pertumbuhan Kian Pesat

  Pertumbuhan ekonomi sebagai sebuah proses peningkatan output dari waktu ke waktu menjadi indikator penting untuk mengukur keberhasilan pembangunan suatu…

Kredibilitas RI

Pemilu Presiden 2024 telah berlangsung secara damai, dan menjadi tonggak penting yang tidak boleh diabaikan. Meski ada suara kecurangan dalam…

Pangan Strategis

Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Hak untuk memperoleh pangan merupakan salah satu hak…