Miliki Keterbatasan Modal - Hartadinata Pangkas Pembukaan Gerai

NERACA

Jakarta – Lantaran menunda penerbitan medium term notes (MTN) pada tahun lalu, rupanya membuat rencana bisnis PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) tahun ini harus direvisi karena terkendala pendanaan.“Akibat terkendalanya pendanaan karena tidak jadi nerbitin MTN, maka rencana bisnis harus disusun kembali.,”kata Sekretaris Perusahaan HRTA, Abadi Mohammad Ath Thoris di Jakarta, kemarin.

Dirinya menjelaskan, perseroan menunda menerbitkan MTN karena pasar MTN tahun lalu tidak begitu bagus. Sebelumnya HRTA, juga akan masuk ke dalam bisnis gadai dengan mendirikan PT Gadai Cahaya Dana Abadi dan bisnis gadai tersebut diproyeksikan akan beroperasi pada November tahun lalu. Namun hingga saat ini, pabrik gadai tersebut belum juga beroperasi. "Kita masih nunggu fit and proper test direksi dan komisarisnya, mudah-mudahan kuartal I-2019 ini bisa kelar,"ujarnya.

Selain itu, buntut dari penundaan MTN, perseroan juga menunda membangun 100 toko baru di tahun  ini. Sebagai gantinya, tahun ini HRTA hanya akan membangun 20 gerai baru, sehingga total gerai baru hanya mencapai 50 unit.  Dana untuk membangun toko tersebut seluruhnya akan berasal dari belanja modal alias capital expenditure (capex) yang disiapkan oleh perusahaan yakni sebesar Rp 70 miliar-Rp 100 miliar. Capex tersebut berasal dari pinjaman perbankan.

Sekedar mengingatkan, sebelumnya HRTA berencana mencari pendanaan melalui medium term notes (MTN) Rp 300 miliar, namun rencana tersebut tak berhasil dilakukan alasannya karena pada tahun lalu pasar MTN tidak cukup bagus. Selain itu ada sentimen SNP Finance dan aturan OJK yang membatasi pembelian MTN dengan rating tertentu oleh manager investasi.  

Perusahaan perhiasan ini memproyeksikan pertumbuhan penjualan tahun ini bisa mencapai 10%-15%. Target tersebut, didukung proyeksi Kementerian Perindustrian (Kemperin) bahwa industri perhiasan 2019 bisa tumbuh hingga 5%. Maka untuk mencapai target tersebut perusahaan itu bakal terus konsisten memperluas pemasaran ke pangsa pasar baru. Tujuan utamanya seperti Pulau Sumatra, Jawa Timur, Sulawesi dan Kalimantan.

Terkait tren kenaikan harga emas, menurut Thoriq tidak akan berdampak signifikan terhadap prospek pendapatan emiten itu ke depan. Meskipun perlu diakui, secara volume permintaan perhiasan akan menurun jika harga menjadi pemberat penjualan. "Tapi, kalau kenaikannya masih dalam harga wajar, itu tidak terlalu berpengaruh. Jadi lebih ke daya beli," ungkapnya.

Thoriq mengungkapkan, target produksi HRTA di 2019 sekitar 700 kilogram (kg)-800 kilogram (kg) per bulan, seperti 2018. Sedangkan pangsa pasar yang masih dijagokan untuk 2019 masih di pulau Jawa. "Ada juga toko toko baru yang penjualannya bagus di Batam Sumatera. Banyak juga toko di Sumatra yang dipasok wholesale dari Jawa," paparnya.

Dari total 33 gerai yang dimiliki HRTA saat ini, 28 gerai berada di Jawa dan sisanya yakni lima gerai berada di luar Jawa. Perusahaan itu juga belum berencana untuk membidik pasar di luar negeri.

 

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…