Suka Begadang Bikin Otak Jadi 'Lemot'

Begadang hingga larut malam atau dini hari ternyata tak baik bagi kesehatan otak. Menurut penelitian, orang yang kerap begadang memiliki konektivitas otak yang lebih lambat dibandingkan dengan yang tidak begadang.

Penelitian terbaru dari Monash Institute menunjukkan orang yang terbiasa begadang dan bangun setelah matahari terbit, memiliki pola aktivitas otak yang berbeda dibandingkan dengan orang yang tidur cepat dan bangun pagi. Pola aktivitas otak pada orang yang begadang cenderung lebih lambat dalam hal sinkronisasi setiap bagian otak. Dikutip dari CNN Indonesia.com.

Konektivitas otak yang lebih rendah ini dikaitkan dengan fokus yang lebih buruk, reaksi yang lebih lambat, dan kantuk yang meningkat pada jam kerja. Penelitian ini menganalisis pola tidur 38 partisipan. Para peserta memakai pelacak aktivitas dan menjalani tes untuk mengukur kadar hormon. Kemudian, otak peserta juga dipindai saat sedang beristirahat.

Para peserta juga melakukan beberapa tes untuk mengukur perhatian dan kecepatan reaksi pada waktu yang berbeda dalam sehati. Peserta juga ditanyai seberapa mengantuk mereka pada saat itu.

Hasil pemindaian otak menunjukkan bahwa orang yang tidak begadang memiliki konektivitas otak yang lebih tinggi daripada orang yang bedagang. Mereka juga memiliki kinerja dan reaksi yang lebih baik selama bekerja.  Konektivitas otak yang lebih rendah terlihat pada orang begadang yang berujung pada kinerja yang buruk, reaksi yang lamban dan kantuk yang meningkat.

Hasilnya orang yang tidak begadang dan bangun pagi mendapatkan hasil yang tes terbaik saat pagi hari dan bekerja jauh lebih baik dari orang yang begadang. Sebaliknya, orang yang begadang mendapatkan hasil yang baik saat tes di malam hari. Hasil ini membuat peneliti berkesimpulan orang yang suka begadang tidak cocok dengan pola kerja pada umumnya yakni 9-to-5 karena tidak sesuai dengan jam biologisnya.

"Ketidakcocokan antara waktu biologis seseorang dan waktu sosial, sebagian besar dari kita alami dalam bentuk jet lag, adalah masalah umum bagi orang yang begadang dan mencoba mengikuti waktu kerja normal," kata pemimpin penelitian ini Elise Facer-Childs dari Monash Institute, Australia, dikutip dari Live Science.

BERITA TERKAIT

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…