Penguatan Industri Hulu Jadi Salah Satu Prioritas Utama

NERACA

Jakarta – Pemerintah menyiapkan langkah strategis perekonomian 2020-2024 yang dirancang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui sektor manufaktur. Ada tiga arah kebijakan utama yang disiapkan, antara lain peningkatan produktivitas melalui peningkatan keterampilan tenaga kerja, peningkatan daya saing ekspor manufaktur, dan penguatan strategi industri hulu.

“Program ini untuk menjaga sustainability pembangunan ekonomi dengan baseline pertumbuhan 5,4 persen. Kami juga sudah berbicara kebijakannya. Dengan langkah strategis ini, capaian hari ini harus dilanjutkan dengan target selanjutnya,” ucap Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, disalin dari siaran resmi.

Implementasi inisiatif Making Indonesia 4.0 juga diyakini dapat mendongkrak tiga aspek, yaitu Produk Domestik Bruto (PDB) secara umum, kontribusi menufaktur dan kesempatan kerja. Target yang diproyeksikan adalah pertumbuhan PDB hingga 1-2 persen dari baseline, membuka lebih dari 10 juta lapangan kerja tambahan dan lebih dari 25 persen kontribusi PDB sektor manufaktur.

Salah satu prioritas pemerintah dalam Making Indonesia 4.0 adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Upaya yang dilakukan melalui pengembangan pendidikan vokasi bidang industri, agar kompetensi SDM meningkat dan berdaya saing tinggi.

Berkaitan dengan ini, pemerintah memberikan insentif pajak sampai 200 persen melalui super deductible tax kepada industri yang terlibat dalam program pendidikan vokasi, serta insentif sampai 300 persen pada industri yang melakukan kegiatan research and development (RnD) untuk menghasilkan inovasi.

“Bentuk fasilitas berupa pengurangan penghasilan kena pajak sebesar 200 persen dari biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan vokasi atau link and match dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau politeknik,” ungkapnya.

Dengan program link and match, pemerintah mendorong agar industri berperan aktif melibatkan SMK. Sebagai contoh, industri dapat memberikan bantuan mesin  produksi pabrik kepada SMK yang sudah bekerjasama, untuk mendukung berjalannya kurikulum dual system yang mencakup 30 persen teori dan 70 persen praktik.

Airlangga menuturkan, fasilitas super deductible tax bisa diperoleh perusahaan dengan melakukan kerja sama dengan SMK dalam program link and match yang digagas Kemenperin.

Ada 36 kompetensi keahlian SMK sesuai dengan kebutuhan industri yang mendapatkan insentif super deductible tax. Sektor yang diusulkan antara lain, elektronika industri, instalasi pemanfaatan tenaga listrik, permesinan, pengelasan, pengecoran, pemeliharaan mekanik industri, instrumentasi logam, kontrol proses, kontrol mekanik, otomatisasi industri, mekatronika, kimia industri, kimia analisis, perbaikan dan perawatan audio video, perawatan dan perbaikan alat berat.

Kemudian untuk sektor otomotif dibagi dalam lima bidang yang lebih spesifik antara lain, perawatan dan perbaikan otomotif kendaraan ringan, perawatan dan perbaikan otomotif sepeda motor, perancangan dan perbaikan ototronik (otomotif elektronika), perbaikan bodi otomotif, serta pembuatan komponen industri otomotif.

Sektor furnitur dibagi dalam dua bidang lebih spesifik yakni pembuatan produk furnitur dan desain produk furniture. Sektor perkapalan, dibagi dalam lima bidang lebih spesifik yakni rancang bangun kapal, konstruksi kapal, pengelasan kapal, kelistrikan kapal, dan instalasi permesinan kapal.

Sektor tekstil dan garmen dibagi dalam lima bidang lebih spesifik yakni, desain dan produksi kriya tekstil, pembuatan benang tekstil, pembuatan kain (tenun dan rajut), produksi garmen dan kimia tekstil. Terakhir, terkait logistik industri, meliputi logistik pergudangan, logistik transportasi serta manajemen pergudangan dan distribusi.

Airlangga menyampaikan, guna mendukung peningkatan kompetensi SDM di bidang industri pemerintah menambah dana pendidikan untuk vokasi sebesar Rp1,78 triliun, karena SDM merupakan kunci untuk perindustrian.

Pemerintah juga menetapkan enam arah kebijakan strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional 2020-2024. Pertama, memperkuat keterbukaan iklim investasi perdagangan dan keterlibatan dalam produksi global. Kedua, memperkuat kemampuan dorongan Inovasi dan percepatan adopsi teknologi.

Selanjutnya, meningkatkan diplomasi ekonomi dan pemanfaatan perjanjian perdagangan bebas. Keempat, mengoptimalkan potensi sumber pertumbuhan ekonomi. Kemudian, memperkuat pilar pendukung pertumbuhan sektor manufaktur. Terakhir, menciptakan kebijakan ekonomi makro yang kondusif untuk mendukung pengembangan manufaktur.

BERITA TERKAIT

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

Hingga H+3 Pertamina Tambah 14,4 juta Tabung LPG 3 Kg

NERACA Malang – Selama Ramadhan hingga H+3 Idul Fitri 2024, Pertamina melalui anak usahanya, Pertamina Patra Niaga, telah menambah pasokan…

BERITA LAINNYA DI Industri

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

Hingga H+3 Pertamina Tambah 14,4 juta Tabung LPG 3 Kg

NERACA Malang – Selama Ramadhan hingga H+3 Idul Fitri 2024, Pertamina melalui anak usahanya, Pertamina Patra Niaga, telah menambah pasokan…

Pengembangan Industri Pengolahan Kopi Terus Dirorong

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong perkembangan industri pengolahan kopi nasional. Hal ini untuk semakin mengoptimalkan potensi besar…